Gereja Ortodoks Timur
Gereja-Gereja Ortodoks, adalah nama sebuah kelompok mazhab gereja yang pengikutnya terutama berada di Eropa Timur dan daerah pesisir timur Laut Tengah.
Umat gereja Ortodoks beribadat mengikuti Ritus Bizantin dan tata-tertib gerejani Bizantiun karena pengaruh Gereja Konstantinopel (Bizantium). Mereka pada tahun 1054 memisahkan diri dari Gereja Barat yang lalu disebut Gereja Katolik Roma. Perpecahaan ini disebut skisma.
Perbedaan dengan Gereja Barat
Ada perbedaan dengan Gereja Katolik Roma namun banyak pula persamaannya. Perbedaan utama ialah bahwa Gereje Ortodoks banyak menekankan ritus dan doa dalam bahasa tertentu, terutama dalam Bahasa Yunani Kuno atau Bahasa Slavonik Kuno Gerejawi (Old Church Slavonic). Lalu teologi gereja Ortodoks lebih spekulatif dan mistik. Gereja-gereja Ortodoks juga cenderung menjadi gereja nasional, misalkan Gereja Ortodoks Rusia, Yunani dan sebagainya.
Persamaan dengan Gereja Barat
Persamaan dengan Gereja Katolik Roma ialah Gereja Ortodoks mengakui semua keputusan-keputusan Konsili sebelum tahun 1054. Misalkan Doa Syahadat Nicea juga dipakai tetapai tidak ditambahkan kata Filioque yang merupakan tambahan dari Katolik Roma tanpa persetujuan dari 4 Patriak di Timur. Para rohaniawan juga merupakan tokoh yang tidak menikah.
Pasca Skisma
Semenjak perpecahan gereja Ortodoks sering bertikai dengan Gereja Barat. Bahkan ketika Konstantinopel direbut orang Turki orang Barat pada tahun 1453, tidak membantu.
Lalu semenjak tahun 1917 dengan Revolusi Oktober di Rusia, gereja Ortodoks Rusia mulai ditindas dengan kejam oleh Rezim Komunis. Banyak rohaniawan dibunuh atau dideportasi ke Siberia. Gedung-gedung gereja banyak yang berubah fungsi menjadi tempat-tempat lain, bahkan kadang-kadang dipakai sebagai penjara. Mereka baru boleh bebas beribadah lagi pada awal dasawarsa terakhir abad ke-20.