Onjo dari Baekje

Revisi sejak 11 November 2010 17.36 oleh TjBot (bicara | kontrib) (bot kosmetik perubahan)

Onjo (?-28 M, bertahta di tahun 18 SM – 28 M)[1]) adalah pendiri kerajaan Baekje, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea.

Onjo dari Baekje
Hangul
온조왕
Hanja
溫祚王
Alih AksaraOnjo-wang
McCune–ReischauerOnjo-wang


Latar Belakang

Ia merupakan putra ke-3 Raja Dongmyeong (Jumong), pendiri kerajaan Goguryeo. Ia merupakan adik tiri Yuri, yang menjadi raja ke-2 Goguryeo, dan adik dari Biryu, dideskripsikan di dalam beberapa catatan riwayat sebagai pendiri Baekje.


Pendiri & Ekspansi Baekje

Dongmyeong memiliki 3 putra yaitu : Yuri, Biryu, dan Onjo. Ketika Yuri, yang dilahirkan dari istri pertama Dongmyeong di Dongbuyeo, datang ke Goguryeo dan menjadi pewaris tahta, Biryu dan Onjo pindah ke selatan untuk mendirikan kerajaan mereka sendiri.

Menurut riwayat Samguk Yusa, Biryu mendirikan kerajaannya di Michuhol (미추홀/彌鄒忽), tapi itu tidak berlangsung lama. Lokasi Michuhol yang sekarang masih diperdebatkan—dan diidentifikasikan sebagai Incheon sejak lama, tapi baru-baru ini disebutkan sebagai Asan, Chungcheong Selatan. Onjo mendirikan kerajaannya di Wiryeseong, dan menamakannya Sipje (십제/十濟).

Pengikut Biryu bergabung dengan Sipje setelah kematian Biryu dan Onjo mengganti namanya menjadi Baekje. Setelah itu, ibukota dari kota Baekje dipindahkan kearah selatan dari Habuk Wiryeseong karena Malgal berlokasi di Utara dan Nangnang berlokasi di Timur. Ibukota dari kota-kota tersebut berhubungan dengan wilayah yang sekarang Seoul. Di tahun 3 SM dan 8 SM, suku Malgal menyerang dari arah utara, dan dua kali, Onjo memimpin langsung pasukannya dan memenangkan perang tersebut. Di tahun 5 SM, Onjo memindahkan ibukota dari kota tersebut ke lokasi yang lebih terlindung di sebelah selatan dari Sungai Han, dan menamakannya menjadi Hanam Wiryeseong, dan mengirim sebuah utusan kepada raja konfederasi Mahan untuk memberitahukannya akan hal itu.

Pada saat itu, Onjo sudah memiliki rencana untuk menguasai Mahan dan Jinhan. Di tahun 7 M, ia sudah mempersiapkan pasukannya untuk berperang dan akhirnya menyerang di tahun 8 M. Di tahun 8 M, ia secara rahasia memimpin pasukannya menyeberangi perbatasan, berpura-pura akan pergi berburu di dalam hutan. Segera, seluruh Mahan dapat dikuasai kecuali 2 benteng. Para penduduk dari 2 benteng Mahan yang terakhir menyerah kepada Onjo dan mereka diampuni. Namun Raja Mahan bunuh diri dan meninggalkan sepucuk surat untuk Onjo, memohonnya untuk mengampuni rakyat Mahan dan menyayangi mereka seperti ia menyayangi rakyatnya sendiri. Onjo menghormati permintaan terakhir Raja Mahan dan membawa rakyatnya masuk.

Baekje berkembang luas dengan hebat, dan beberapa benteng dibangun setiap tahun. Kedamaian berlangsung selama 8 tahun sampai di tahun 16 M, ketika bekas jenderal Mahan mengadakan pemberontakan. Onjo langsung memimpin pasukannya sebanyak 5,000 orang dan berhasil meredakan pemberontakan tersebut. Tak lama setelah itu, suku Malgal menyerang kembali di tahun 22 M, namun sekali lagi dapat dikalahkan oleh Onjo dan pasukannya.


Kematian & Pewaris Tahta

Onjo meninggal secara alamiah di tahun 28 M, pada 46 tahun di masa pemerintahannya. Ia digantikan oleh putra tertuanya, Daru. Onjo mendirikan dasar untuk dinasti yang kuat yang akan berlangsung selama 678 tahun dan 31 pemimpin.


Referensi

  1. ^ info by the translators of Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book One, page 25. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5


Lihat Pula