Hafez al-Assad

Mantan Presiden Suriah pada tahun 1971- 2000
Revisi sejak 24 Juni 2005 14.32 oleh Meursault2004 (bicara | kontrib) (Gambar)

Hafez al-Assad atau حافظ الاسد dalam bahasa Arab (6 Oktober 1930 - 10 Juni 2000) ialah Presiden Suriah antara 1970-2000.

Hafez al-Assad.

Lahir dalam keluarga Muslim Alawite pada 6 Oktober 1930. Menjadi anggota AU dan merupakan anggota awal Partai Ba'ath yang membuatnya mengamil manfaat besar menyusul kudeta di Suriah pada 1966 yang mana ia menjadi MenHan. Ia mengambil posisi ini selama malapetaka Perang 6 Hari terhadap Israel pada 1967 dan peristiwa sekitar September Hitam saat PLO mencoba (dengan dukungan Suriah) menggulingkan King Hussein dari Yordania. Pertengkaran dari penghinaan itu membuat Assad naik ke atas kekuasaan total sebagai Perdana Menteri Suriah, posisi yang diperkuatnya di tahun berikutnya saat ia diangkat sebagai Presiden Suriah.

Assad memperkuat posisinya lebih dari 30 tahun berikutnya dan menjadi salah satu kekuatan yang paling berpengaruh di TimTeng. Perang Yom Kippur 1973, sedikit lebih sukses daripada tahun 1967 namun tak bisa memperoleh kembali daerah Dataran Tinggi Golan yang telah dicaplok Israel. Ia juga mengirim rombongan besar pasukan Suriah untuk campur tangan di Libanon selama huru-hara akibat perang saudara di negara itu. Pasukan Suriah di hari ini tersisa di negeri itu dan Assad menetapkan dirinya sebagai faktor penentu dalam politik dalam negerinya.

Ia memilih menentang mayoritas tetangga Arabnya dalam berpihak kepada Iran dalam Perang Iran-Irak (1980-1988), dan ia melanjutkan antipati ini pada Irak selama Perang Teluk 1991 - dihargai AS untuk itu. Agak lunak dalam tahun-tahun terakhirnya, yang dibaktikannya pada penerimaan kembali tiap inci Dataran Tinggi Golan, walau ia tak pernah membuat kemajuan pada persetujuan damai dengan Israel.

Di masa pemerintahannya, Suriah benar-benar dibawa ke dalam pemerintahan diktator militer dengan rezim Partaii Ba’athnya. Suriah sendiri bertindak represif terhadap kelompok politik Islam yang ingin menegakkan hukum Allah secara menyeluruh dalam pemerintahan Islam. Bagi rezim Partai Ba’ath, kelompok politik Islam ideologis merupakan ancaman utama bagi kekuasaannya. Apalagi, secara ideologis, Islam dan Partai Ba’ath bertolak belakang.

Sebagai ancaman utama, gerakan Islam pada masa rezim Partai Ba’ath mengalami penindasan yang amat sangat. Banyak aktivisnya yang ditangkap, disiksa, dan dibunuh. 2 kelompok Islam yang paling banyak ditekan di sana ialah Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Ikhwanul Muslimin memilih jalan kekerasan dalam menumbangkan rezim Ba’ath. Jadi, mereka mempersiapkan barisan tempur untuk menyerang pimpinan Allawite, agen keamanan, dan polotisi pendukung Hafez al-Assad. Pada 1979, terjadi serangan terhadap sekolah kader militer di Aleppo dan kantor Partai Ba’ath. Pihak yang dituduh melakukannya ialah Ikhwanul Muslimin.

Tak hanya itu, kelompok Islam ini berdemo besar-besaran dan melakukan aksi boikot di Hama, Homs, dan Aleppo pada Maret 1980. Kelompok Islampun dituduh ingin membunuhnya. Dengan alas an itu, rezimnya mengadakan pembantaian massal terhadap aktivis Islam di Suriah. Banyak tahanan yang dibunuh dan aktivisnya, melalui pengadilan rekayasa, divonis mati. Bahkan, aktivis Islam yang tak memilih jalan kekerasan seperti Hizbut Tahrir menjadi target pembantaian. Penjara di sana penuh dengan pejuang Islam yang ingin menegakkan Daulah Khilafah.

Runtuhnya Uni Soviet membawa banyak implikasi terhadap Suriah, dukungan Uni Soviet semakin lemah, dan rezim Partai Ba’ath mulai goyah. Selama ini, rezim Suriah banyak didukung Uni Soviet dalam Perang Dingin. Persamaan paham sosialisme dan komunisme menjadi perekat keduanya. Walau begitu, pengaruh Inggris yang lama menguasai Suriah tak bisa hilang sama sekali. Dengan bantuan senjata dan dana, Suriah dijadikan alat bagi negara besar itu untuk menanamkan pengaruhnya di TimTeng; antara lain dengan mendorong Suriah masuk ke Libanon dan konflik dengan Israel di Dataran Tinggi Golan. Hafez al-Assad meninggal pada 10 Juni 2000 dan digantikan putranya Bashar al-Assad sebagai Presiden Suriah.

Pranala Luar