SMA Negeri 10 Padang

sekolah menengah atas di Kota Padang, Sumatera Barat
Revisi sejak 15 November 2010 03.41 oleh Cesarzc (bicara | kontrib)

SMA Negeri (SMAN) 10 Padang, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Sekolah ini berdiri pada tahun 1991 di atas tanah yang terletak di Jalan Situjuh Padang. Sebelumnya sekolah ini merupakan sebuah SPG (Sekolah Pendidikan Guru).

SMA Negeri 10 Padang
Berkas:Logo-smanten.png
Informasi
Didirikan1991
JenisNegeri
Kepala SekolahDrs.H.Safarni Budaya Putra
Jumlah kelas7 kelas setiap tingkat
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS
KurikulumKurikulum Nasional dan Internasional (Cambridge)
Jumlah siswa672 siswa (32 siswa per kelas)
Alamat
LokasiJln. Situjuh, Padang, Sumatra Barat, Indonesia
Tel./Faks.(0751) 27331
Situs webhttp://www.sman10-padang.sch.id/
Moto
Berkas:Sma-10.jpg
Suasana sekolah SMAN 10 Padang

Pada tahun 2006, sekolah ini mulai menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan menerapkan kelas bilingual sebanyak 4 kelas per tahun. Sejak 2009, SMA Negeri 10 padang telah menerapkan kelas RSBI sebanyak 7 kelas. SMA Negeri 10 padang juga menjalin kerjasama dengan sekolah Essington School Darwin, Australia sebagai sekolah kembaran (sister school) di luar negeri dan dengan SMA Negeri 81 Jakarta di dalam negeri. Sejak 2010, SMA Negri 10 Padang telah menerapkan kelas SBI.

Saat ini, SMA Negeri 10 Padang memiliki jumlah siswa sebanyak 672 orang dengan staf pengajar berjumlah 96 orang guru. Sejak awal tahun ajaran 2007/2008, sekolah yang dikepalai oleh Bapak Drs.H.Safarni Budaya Putra sejak tahun 2005 ini telah menerapkan program satu shift.

Fasilitas

Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 10 Padang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:

Ekstrakurikuler

SMA Negeri 10 memiliki kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya,

SMA Negeri 10 Padang Pasca Gempa 30 September

SMA Negeri 10 Padang merupakan salah satu sekolah yang paling parah kerusakannya akibat gempa. Gempa merusak 18 kelas dan memaksa pihak sekolah untuk menyelenggarakan PBM dalam 3 shift. Untuk menormalkan PBM, sekolah membangun 15 kelas darurat sehingga PBM menjadi 2 shift. Kelas darurat dibangun dengan kerangka kayu dan berdindingkan triplek.

Bantuan mengalir dari Pemerintah Kota Balikpapan sebanyak RP 2.976.278.000. Dana ini di berasal dari sumbangan masyarakat kota Balikpapan sebesar Rp 1.064.278.000 dan dari pemerintah kota Balikpapan dengan persetujuan DPRD Kota Balikpapan Sebesar Rp 1.912.000.000. Selain itu, SMA Negeri 10 padang juga mendapat bantuan pemerintah Jepang melalui Jakarta Japan Club Foundation untuk meretrofit 18 kelas yang rusak tersebut.

Sempat muncul wacana bahwa SMA Negeri 10 Padang akan dipindahkan ke Belanti di mana Yayasan Budha Tzu Chi bersedia membangun gedung sekolah yang tahan gempa lengkap dengan shelter di daerah tersebut. Tawaran ini awalnya diajukan kepada SMA Negeri 1 Padang namun ditolak oleh alumni SMA Negeri 1 Padang. Namun akhirnya, gedung sekolah tersebut diambil kembali oleh SMA Negeri 1 Padang setelah bantuan yang dijanjikan oleh alumni tak kunjung datang. [1]

Sementara itu, retrofit bangunan SMA Negeri 10 Padang yang dilakukan dengan bantuan pemerintah Jepang telah selesai dilakukan pada awal tahun ajaran 2010/2011. Proses belajar mengajar kembali berjalan normal seperti sedia kala. [2]

Referensi

  1. ^ http://padang-today.com/?today=news&id=14109
  2. ^ http://sman10-padang.sch.id/content/view/84/1/