Fabel
Fabel, diambil dari bahasa Belanda adalah cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.
Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel.
Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.
FABEL SI KANCIL
Pada suatu hari di hutan belantara Macan : “Lapar sekali perutku! Dimana aku harus mencari makanan?” Kancil : (Berjalan sambil bernyanyi)”Sendiriku sendiri menanti-nanti” Macan : “Ha … ha … ha… . pucuk dicinta ulam pun tiba,rupanya ada makanan lezat disini. Hai! Cil sini sebentar.” Kancil : “Ada apa Can?” Macan : (Tiba-tiba Macan memeluk Kancil) Ha … ha … ha…, kau tidak bisa lepas lagi Cil, kau akan ku jadikan makanan” Kancil : “Apa..! Makananmu, baiklah Can! Tapi aku ada satu permintaan.” Macan : “Baiklah, apa permintaanmu?” Kancil : “Aku ingin minum ditelaga”[[Berkas:]] Macan : “Ayo, cepat ke telaga, aku sudah lapar, nih!” Kancil : “Ayo” Setiba di telaga Macan : “Ayo, cepat kau minum” Kancil : “Baiklah Can”(Kancil melepaskan dirinya dari Macan)”Eh…Can, enak saja kau mau memakanku, kalau ingin memakanku. Lawan dulu pengawalku” Macan : “Apa… pengawal, mana pengawalmu itu. Apa dia lebih hebat dariku” Kancil : “Jangan sombong, Can1 kau pasti kalah melawan pengawalku. Pengawalku ototnyakuat bagaikan besi , badannya kekar, taringnya panjang,mana mungkin kau bisa mengalahkannya“ Macan : “Jangan banyak omong, cepat tunjukan pengawalmu itu?’ Kancil : “Baiklah, lihat di air itulah pengawalku” Macan : “Rupanya, dia mirip dengan aku. Ayo serang aku, kalau tidak maumenyerang .” Kancil : “Dia tidak mau menyerangku duluan, Can!” Macan : “Kalau begitu aku saja yang menyerangnya. Hiaaat! Apa…! Rupanya kau membohongik, Cil, kau menjebakku. Tidakku sangka pengawalmu itu adalah bayanganku. Tolong … tolong.” Kancil : “Rasakan kau! Lihat sebentar lagi, kau akan dimakan Buaya .” Macan : “Tolong … tolong! Maafkan aku, Cil” Buaya : “Ayo! Makanan segar datang. Terima kasih,Cil, kau telah memberi kami makanan.” Kancil : “Ya, sama-sama” Akhirnya Macan mati dimakan Buaya