Moshe Dayan

Pemimpin militer dan politikus Israel

Moshe Dayan (20 Mei 1915 – 16 Oktober 1981) ialah pemimpin militer dan politikus Israel (dalam bahasa Ibrani, namanya diterjemahkan sebagai 'Musa (sang) Hakim').

Moshe Dayan
Dayan tahun 1978
PengabdianTentara Britania Raya
Haganah
Israel Defence Forces
Lama dinas1932 - 1974
PangkatKomandan brigade
Letnan Jendral
Chief of Staff
Perang/pertempuranPerang Dunia II
Perang Arab-Israel 1948
Krisis Suez
Perang Enam-hari
Perang Yom Kippur
PenghargaanDistinguished Service Order
Legion of Honour

Kehidupan awal

Moshe Dayan dilahirkan di kibbutz Deganya Alef (Deganya 'A'), Palestina, yang masih menjadi bagian dari khilafah Turki Utsmani, dekat Kinneret (Laut Galilea). Orang tuanya ialah Shmuel Dayan (kelahiran Ukraina, saat itu masih menjadi bagian kekaisaran Rusia) dan Devorah, dan ialah anak pertama yang lahir di komunitas yang baru dibangun itu. Pada usia 14 tahun ia menjadi anggota Haganah yang baru dibentuk. Ia amat dipengaruhi pendidikan militer dari opsir Inggris pro-Zionis Charles Orde Wingate ketika ia masih seorang sersan sebelum Perang Dunia II. Ia pergi ke Bulgaria di mana ia lulus akademi militer.

Perang Dunia II

Ia ditangkap Inggris 10 tahun kemudian (ketika Haganah dinyatakan tidak sah), tetapi dibebaskan setelah 2 tahun sebagai bagian kerja sama baru Haganah dengan Inggris selama Perang Dunia II. Ketika ditempatkan pada Divisi Infantri VII Australia yang berperang melawan pasukan Vichy Prancis di Suriah, Dayan kehilangan mata kirinya dan mulai mengenakan tutup mata yang menjadi trademark-nya. Dengan rekomendasi seorang perwira Australia, Dayan mendapatkan Bintang Bakti Terkemuka, salah satu dari bintang kehormatan militer tertinggi Kerajaan Inggris.

Komandan Militer

Selama perang Arab-Israel 1948, Dayan menempati beragam posisi penting, pertama sebagai komandan pertahanan di lembah Yordania. Ia kemudian diangkat menjadi komandan atasu satuan-satuan militer di front tengah. Ia sangat disukai oleh Perdana Menteri David ben Gurion yang pendiri Israel dan menjadi anak kesayangannya, bersama dengan Shimon Peres (kelak perdana menteri).

Di masa Proklamasi Israel 1948 Batalion Komando Israel ke-89 yang dipimpin oleh Moshe Dayan mengumumkan kepada penduduk suatu desa di Palestina bahwa mereka akan aman jika mereka berkumpul di Mesjid Dahmash. Sebagai pembalasan atas sebuah serangan granat tangan yang membunuh beberapa tentara Israel, lebih dari 100 orang Arab yang berlindung di situ justru dibantai.[1] Para penduduk yang ketakutan di Lydda dan Ramble meninggalkan tanahnya. Kebanyakan dari 60.000 orang penduduk kedua tempat mengungsi ke kamp-kamp di Ramallah, dan 350 orang lebih tewas dalam perjalanan karena keadaan kesehatan yang parah.

Setelah perang 1948, pangkat Dayan melesat cepat. Antara 1955 sampai 1958 ia jadi Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel. Pada kapasitas ini ia memimpin tentara Israel selama Krisis Suez.

Politikus

Tahun 1959, setahun setelah berhenti dari Angkatan Pertahanan Israel, Dayan menjadi anggota Partai Buruh (Mapai), blok sayap kiri dalam politik Israel, yang saat itu dipimpin David ben Gurion. Sejak 1964 ia jadi menteri pertahanan. Levi Eshkol Shkolnik, perdana menteri Israel antara 1963-1969 membenci Dayan. Namun ketika ketegangan mulai berkembang di awal 1967, Eshkol memutuskan menyerahkan posisi menteri pertahanan (yang sebelumnya juga ditempatinya, walau Eshkol tak pernah berdinas di ketentaraan) kepada Dayan.

Perang 6 Hari (1967)

Meski Dayan tak ambil bagian dalam kebanyakan perencanaan sebelum Perang Enam Hari pada Juni 1967, penunjukannya menyumbang keberhasilan Israel. Setelah perang itu, Dayan, yang seringkali tidak tahu malu, melakukan banyak upaya humas untuk mengklaim pujian untuk dirinya sendiri atas kemenangan perang itu. Pada tahun-tahun berikutnya, Dayan sangat populer di Israel dan banyak yang berpendapat bahwa ia berpotensi untuk menjadi perdana menteri. Saat itu Dayan menjadi pemimpin kelompok garis keras di lingkungan pemerintahan partai Buruh, yang menolak untuk kembali ke perbatasan Israel sebelum 1967. Ia pernah berkata bahwa ia lebih suka mempertahankan Sharm-al-Sheikh (sebuah kota Mesir di ujung selatan Jazirah Sinai yang mengawasi jalur perkapalan Israel ke Laut Tengah lewat Teluk Aqaba) tanpa perdamaian, ketimbang mendapatkan perdamaian tanpa Sharm-al-Sheikh. Belakangan ia memodifikasi pandangannya ini dan memainkan peranan penting dalam perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir.

Perang Yom Kippur

Setelah Golda Meir menjadi perdana menteri pada 1969, setelah kematian Levi Eshkol, Dayan tetap menjadi menteri pertahanan. Ia masih dalam jabatan itu ketika Perang Yom Kippur pecah pada 6 Oktober 1973. Sebagai pejabat tertinggi yang bertanggung jawab atas rencana militer, dan terutama dalam memeriksa aparat intelijen, tidak diragukan jika Dayan - yang menjadi simbol kemenangan pada Perang Enam Hari - ikut bertanggung jawab atas kegagalan para pemimpin Israel dalam mengantisipasi tanda-tanda perang yang sedang menjelang. Dalam masa beberapa jam sebelum perang pecah, Dayan memilih untuk tak mengadakan mobilisasi penuh atau mendahului menyerang Mesir dan Suriah. Ia berasumsi bahwa Israel akan sanggup menang dengan mudah jika orang-orang Arab menyerang dan tak ingin Israel dilihat sebagai agresor.

Menyusul kekalahan berat pada dua hari pertama, pandangan Dayan mengalami perubahan radikal. Ia hampir mengumumkan "jatuhnya Bait Suci Ketiga" pada suatu konferensi pers, namun untungnya dilarang berbicara oleh Meir. Ia juga memulai berbicara terbuka pada penggunaan senjata pemusnah massal melawan orang-orang Arab.

To Dayan's credit, he had managed to recover his self-control and direct Israel's fighting during the rest of the war. Although the Agranat Committee Report published after the war did not lay substantial responsibility on the political layer to which Moshe Dayan belonged, a wave of public protests led to the resignation of both him and Golda Meir.

Segi positif Dayan, ia berhasil menguasai dirinya kembali dan memimpin perlawanan Israel selama sisa perang. Meski Laporan Komite Agranat yang diterbitkan setelah perang tak mencakup lapisan politik yang bertanggung jawab - termasuk Moshe Dayan - gelombang protes publik menyebabkan ia dan Golda Meir mengundurkan diri.

Menjadi menlu dari Partai Likud

Menurut orang-orang yang mengenalnya, perang membuat Dayan sangat tertekan. Untuk sementara waktu ia menghilang dari percaturan politik. Pada 1977, meskipun terpilih kembali ke Knesset sebagai calon Partai Buruh, ia menjadimenteri luar negeri dalam pemerintahan Likud yang baru, di bawah Menachem Begin. Kendati Dayan tidak pernah secara resmi bergabung dengan Likud, langkah ini masih dianggap sebagai pengkhianatan oleh banyak rekannya dari Partai Buruh. Sebagai menteri luar negeri PM Begin, Dayan berperan dalam menyusun Persetujuan Camp David, persetujuan perdamaian dengan Mesir. Dayan mengundurkan diri pada 1980 (disusul Ezer Weizman yang kemudian menyeberang ke Partai Buruh), karena ketidaksetujuannya dengan Begin tentang apakah wilayah Palestina adalah persoalan internal Israel (perjanjian Camp David mencakup ketetapan negosiasi di masa depan dengan Palestina; Begin - yang tidak menyukai ide itu - tak menaruh Dayan untuk mengepalai tim negosiasi).

Kematian

Tahun 1981, Dayan membentuk partai baru Telem yang menganjurkan pemisahan sepihak dari Tepi Barat dan Jalur Gaza. Partai itu mendapat 2 kursi di Knesset (pemilihan pada 30 Juni 1981) tetapi tidak lama kemudian Dayan meninggal karena kanker usus besar lalu dikubur di Nahalal di moshav (permukiman kolektif) di mana ia besar.

Peninggalannya

Dayan tak diragukan lagi seorang yang sangat rumit dan kontroversial; opininya tidak pernah cuma hitam atau putih. Ia memiliki sedikit kawan karib; kecemerlangan mental dan sikap kharismatiknya sering dikombinasikan dengan sinisme dan kurangnya pengendalian diri. Ariel Sharon mencatat tentang Dayan :

Ia bangun dengan 100 ide. Di antaranya 95 sangat berbahaya, tiga sangat buruk; namun dua sisanya cemerlang.

Dayan menggabungkan identitas sekular kibbutznik dan dan pragmatisme (menurut laporan, ketika ia melihat para rabi berduyun-duyun ke Gunung Bait Suci (al-Ḥaram aš-Šarīf) setelah Yerusalem direbut tahun 1967, ia bertanya "Ini apa? Vatikan?" lalu ia menyerahkan kunci ke Waqf (wakaf) dengan rasa cinta yang mendalam dan apresiasi terhadap warisan Yahudi dan tanah Israel, yang jelas dalam tulisannya.

Dayan juga pengarang dan arkeolog amatir, yang menimbulkan beberapa kontroversi, karena tindakannya mengumpulkan banyak artefak bersejarah, seringkali dengan bantuan prajuritnya, melanggar sejumlah hukum dan peraturan. Saat ia mati koleksi arkeologisnya dijual kepada negara.

Putrinya Yael Dayan adalah seorang novelis dan ikut terjun ke dunia politik sebagai anggota beberapa partai sayap kiri Israel. Ia pernah menjadi anggota Knesset dan Dewan Kota Tel Aviv.

Assi Dayan, anak laki-lakinya, adalah seorang sutradara film.

Pranala luar

Templat:Link FA