Buncheong

Revisi sejak 25 November 2010 10.01 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (rapikan)

Buncheong adalah jenis keramik Korea yang berwarna hijau-biru atau abu-abu kehitaman.[1] Buncheong dilapisi oleh lapisan putih sebelum diglasir dan dibakar dalam tungku yang dideoksidasi (tingkat oksigen diturunkan).[1] Buncheong adalah kependekan daripada bunjanhoecheong-sagi atau berarti "keramik yang didekorasi dengan lapisan putih dan glasir hijau-biru pucat".[1] Mewarisi kejatuhan seni goryeo cheongja di akhir periode Goryeo (abad ke-13 dan 14), buncheong yang diproduksi pada abad ke-15 dan 16 (awal Dinasti Joseon) memiliki bentuk yang penuh dan dinamis.[1] Dibandingkan dengan keramik hijau, buncheong memiliki warna yang lebih cerah dan glasir hijau-biru pucat yang lebih tipis.[1] Hanya sedikit buncheong yang diproduksi setelah Perang Imjin pada tahun 1592.[1] Pada masa setelah itu, industri keramik Buncheong hampir mati karena banyak pengrajin yang diculik serta tungku pembakaran hancur.[2] Buncheong di masa Dinasti Joseon dikenal sebagai jenis keramik yang biasa, namun dihargai Jepang.

Buncheong

Sejarah

Buncheong bermula di awal Dinasti Joseon (abad ke-14) dan sepanjang 200 tahun diproduksi secara besar-besaran. Hal ini bermula sejak Invasi Mongol| dan serangan bajak laut Jepang di masa akhir Dinasti Goryeo, banyak warga yang pindah dari daerah pesisir ke pedalaman dan wilayah-wilayah lain di seluruh negeri. Akibatnya tungku-tungku produksi keramik hijau yang berada di dekat pesisir seperti Buan dan Gangjin ditelantarkan. Keramik hijau yang merupakan kerajinan utama di Goryeo mulai menghilang seiring redupnya kekuasaan penguasa.

Di waktu yang sama, Jendral Yi Seong-gye mendirikan dinasti baru bernama Joseon (1392-1910) dan para pengrajin keramik yang terpencar kembali lagi untuk membuat keramik hijau. Namun kualitas yang diproduksi di masa kacau ini tidak bisa menyamai kecantikan asli keramik hijau Goryeo. Warna yang tercipta bukan lagi hijau giok melainkan abu-abu kekuningan. Dalam kondisi inilah keramik buncheong tercipta. Metode pembuatannya adalah melapisi secara sebagian atau keseluruhan keramik dengan lapisan putih seperti keramik hijau dengan teknik sanggam. Walaupun tanah liat kedua jenis keramik ini sama namun buncheong menggunakan jenis tanah liat kasar. Ironisnya, suasana politik yang kurang mendukung membuat para pengrajin dapat secara bebas bereksperimen dengan gaya yang baru sehingga polanya bervariasi dan segar. Pola buncheong dibuat sederhana dan bebas dengan menggambarkan ikan, burung, kembang peoni, tanaman merambat, dan desain geometris abstrak yang menghiasi permukaannya.

Jenis

Bergantung pada metode dekorasi, terdapat jenis buncheong-sanggam, (buncheong corak tatahan), buncheong inhwa (buncheong corak dicetak), buncheong bakji (buncheong yang diberi pola graffito), buncheong yingak (buncheong ukiran), buncheong cheolhwa (buncheong dengan pola yang dilukis dalam glasir-besi), buncheong-gwiyal (buncheong yang disapukan dengan lapisan putih), buncheong damgeum (buncheong lapisan putih).[1] Teknik membuat buncheong menunjukkan proses transisi dari keramik hijau menjadi keramik putih.[1]

Pranala luar

Refernsi

  1. ^ a b c d e f g h (Inggris)Rha, Sunhwa (2006). Pottery, Korean Traditional Handicrafts. Ewha Woman University Press, Seoul. hlm. 11-29. ISBN 89-7300-682-7-04630. 
  2. ^ (Inggris)The Korean Pottery, koreafolkart. Diakses pada 24 April 2010.