Kesenian Korea
Kesenian Korea adalah jenis kesenian yang berkembang di Korea sejak zaman kuno. Kesenian visual yang diproduksi oleh rakyat Semenanjung Korea dan secara tradisional dicirikan dengan kesederhanaan, spontanitas, dan naturalisme.
Sejarah
Artefak seni awal Korea mengindikasikan adanya pengaruh Cina, yang dimulai dengan pendirian koloni-koloni Cina pada tahun 108 SM atas bekas teritori Gojoseon. Agama Buddha diperkenalkan dari Cina pada tahun 372, yang menyebabkan berkembangnya kesenian serta menjadi sumber inspirasi sampai abad ke-15. Pada masa Tiga Kerajaan, kesenian Korea terlihat dalam bentuk-bentuk karya pagoda, perhiasan, tembikar, dan ukir-ukiran. Pada masa ini, banyak seniman terkenal dan berbakat memproduksi karya-karya bidang arsitektur, ukir-ukiran, kerajinan tangan dan lukisan yang berhubungan dengan agama Buddha.[1] Bentuk keterampilan seni orang dari kerajaan Goguryeo diperlihatkan dengan lukisan dinding di makam-makam di Tunggu, ibukota pertama Goguryeo serta beberapa makam di Kangseo di propinsi Pyongan Selatan.[1] Orang Silla menciptakan nyanyian yang dinamakan Hyangga.[1] Hyangga umumnya berisi tentang pandangan agama Buddha dan mencerminkan kehidupan religius masyarakatnya.[1]
Dinasti Goryeo
Buddhisme berkembang lebih kuat di negeri Goryeo dan menjadi dominan terlihat pada kebudayaan mereka.[1] Dalam bidang arsitektur, banyak pagoda, patung Buddha dan kuil-kuil Buddha dibangun pada masa ini seperti Kuil Buseok dan Kuil Sudeok.[1] Pada masa ini musik dari Cina diimpor dari Dinasti Tang dan Dinasti Song yang dinamakan Dangak dan Aak.[1] Musik-musik ini berkembang bersama musik asli Korea yang bernama Hyangak.[1]
Pada masa Goryeo, berkembang pembuatan keramik hijau (Goryeo Cheongja) yang diperkenalkan dari Dinasti Song di Cina.[1] Para pengrajin keramik Goryeo mengembangkan keramik hijau yang memiliki warna hijau pucat dan bentuk yang elegan sehingga dikenal luas di banyak negara.[1]
Dinasti Joseon
Pada masa Dinasti Joseon, karya lukisan berkembang pesat.[1][2] Seni lukis dipengaruhi oleh cara melukis pemandangan gaya Cina.[1][2] Walapun begitu, para pelukis yang dilatih di sekolah kesenian pemerintah melukis bunga, tanaman, burung, potret diri dan hewan.[1]
Musik tradisional mendapat binaan dari istana kerajaan dan kuil-kuil Konfusius.[1] Kaum bangsawan menikmati musik istana yang dipentaskan oleh para musisi dan penari istana.[1] Seni arsitektur terlihat dari konstruksi bangunan-bangunan istana dan paviliun.[1] Namun sebagian besar musnah terbakar oleh invasi Jepang di akhir abad ke-16.[1] Sisa-sisa bangunan yang selamat adalah Namdaemun dan Dongdaemun.[1] Pada akhir periode Joseon, budaya barat dan Jepang mulai masuk dan mempengaruhi kesenian Korea.