Sunan Ampel
Sunan Ampel pada masa kecilnya bernama Raden Rahmat, dan diperkirakan lahir pada tahun 1401 di Champa. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di Kamboja. Pendapat lain, Raffles menyatakan bahwa Champa terletak di Aceh yang kini bernama Jeumpa. Menurut beberapa riwayat, orangtua Sunan Ampel adalah Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.
Sunan Ampel adalah anak dari Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarqand, Uzbekistan http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Samarkand
. Syekh Jumadil Qubro pertama mendarat di Pulau Jawa kemudian meneruskan perjalanannya ke Champa di Indocina. Di Kerajaan Champa, Syekh Jumadil Qubro berhasil mengislamkan Raja Champa, yang akhirnya merubah Kerajaan Champa menjadi Kerajaan Islam. Akhirnya dia dijodohkan dengan putri Champa, dan lahirlah Raden Rahmat. Di kemudian hari Syekh Jumadil Qubro hijrah ke Pulau Jawa.
Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dan Champa (http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Champa).
Syekh Jumadil Qubro itu sendiri masih ada hubungan saudara dengan Laksamana Cheng-Ho. Laksamana Cheng-Ho adalah seorang muslim yang dijadikan kasim di usia muda ketika wilayah kediamannya ditaklukan Kekaisaran Cina. Ada sumber yang mengatakan Laksamana Cheng-Ho berasal dari Samarqand, Uzbekistan, dan ada juga sumber sejarah yang mengatakan Laksamana Cheng-Ho berasal dari Xin-Kiang atau Xinjiang. Yang pasti di dua wilayah tersebut, mayoritas penduduknya adalah muslim dan bukan ber-suku Han, suku mayoritas di daratan Cina yang berkomunikasi dengan bahasa mandarin.
Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak, yaitu: Putri Nyai Ageng Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan seorang putri yang kemudian menjadi istri Sunan Kalijaga.
Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak.
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Mesjid Ampel, Surabaya.