Sunan Gresik
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Maulana Malik Ibrahim, dikenal pula dengan sebutan Syekh Maghribi atau juga Sunan Gresik. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau berjasa kepada masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan Islam di tanah Jawa. Sehingga berkat usaha dan jasanya, penduduk pulau Jawa yang kebanyakan masih beragama Hindu dan Buddha di kala itu akhirnya mulai banyak yang memeluk Islam. Adapun dari kalangan orang-orang Hindu, hanya dari kasta-kasta Wisyaa dan Sudra yang dapat diajak memeluk Islam. Sedang dari kasta-kasta Brahmana dan Ksatria pada umumnya tidak suka memeluk Islam, bahkan tidak sedikit dari kalangan Brahmana yang lari sampai ke Pulau Bali serta menetap di sana. Mereka akhirnya mempertahankan diri hingga sekarang dan agama mereka kemudian dikenal dengan sebutan agama Hindu Bali.
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarqandy diperkirakan lahir di Samarqand, Asia Tengah, http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Samarkand pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarqandy, berubah menjadi Asmarakandi.
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syeikh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal.
Ia bersaudara kandung dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama, bernama Maulana Jumadil Kubro, atau SYEKH JUMADIL QUBRO. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAWW.
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis.
Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Maulana Malik Ibrahim mulai menyiarkan Islam di tanah Jawa bagian timur. Dari sanalah beliau memulai menyingsingkan lengan bajunya, berjuang untuk mengembangkan Islam. Adapun caranya pertama-tama ialah dengan jalan mendekati pergaulan dengan masyarakat. Dengan budi bahasa yang ramah tamah serta ketinggian akhlk, sebagaimana diajarkan Islam, hal itu senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Beliau tidak menentang secara tajam kepada agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli. Begitu pula beliau tidak menentang secara spontan terhadap adat istiadat yang ada serta berlaku dalam kehidupan mereka, melainkan beliau hanya memperlihatkan keindahan dan ketinggian ajaran-ajaran dan didikan yang dibawa Islam. Berkat keramahtamahannya serta budi bahasa dan pergaulannya yang sopan santun itulah, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam Islam.
Untuk memperiapkan kader umat yang terdidik bagi melanjutkan perjuangan guna menegakkan ajaran-ajaran Islam, maka dibukanyalah pesantren-pesantren yang merupakan perguruan Islam tempat mendidik serta menggembleng para siswa sebagai calon muballigh Islam untuk masa depan. Bertambah banyak orang yang masuk Islam, bertambah berat pula tugas dan pekerjaannya. Tentu saja orang-orang itu tidak dibiarkan begitu saja. Mereka harus diberi didikan dan penerangan secukupnya sehingga keimanannya menjadi kuat dan keyakinannya menjadi kokoh.
Pada awal abad keempat-belas, Kaisar Yan Lu dari dynasti Ming mengirimkan Ratu Campa kepada Brawijaya dikerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara. Ratu yang cantik-jelita dan pintar ini segera mendapatkan tempat istimewa dihati Raja. Raja Brawijaya yang perkasa sangat tunduk pada semua kemauan sang puteri jelita, yang nantinya membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Hingga Raja dengan berat hati harus menyingkirkan Puteri cantik ini dari Majapahit.
Dalam keadaan mengandung Puteri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Dan disanalah Jim-Bun atau Patah dilahirkan. Setelah dewasa Patah berlayar ke Majapahit untuk menemui ayahnya. Patah mendarat dipelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi.
Jim-Bun atau Patah sempat tinggal beberapa lama diNgampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan puteri Campa, Sunan Ngampel dan saudagar2 besar muslim ketika itu. Disana ia pula mendapat dukungan dari rekan2 utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam.
Menurut catatan digoa Batu, Semarang tujuh dari sembilan para Wali-Songo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho yang juga beasal dari daratan China.
Dalam riwayat dikatakan, bahwa Maulana Maghribi itu adalah keturunan dari Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Ali ra., keterangan ini menurut buku karangan Thomas Stamford Raffles.
Sebagaimana diketahui, Raffles (1781-1826) adalah seorang politisi Inggris, serta bekas GubJen Inggris di Nusantara 1811-1816. Adapun bukunya yang terkenal mengenai tanah Jawa ialah History of Java (Sejarah Jawa) yang ditulisnya pada tahun 1817.
Mengenai filsafat ketuhanannya, di antaranya Syekh Maulana Malik Ibrahim pernah mengatakan apakah yang dinamakan Allah itu? Ujarnya : "Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya."
Menurut sebagian riwayat mengatakan bahwa beliau berasal dari Persia. Bahkan dikatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim beripar dengan raja di negeri Chermain. Mengenai letak negeri Chermain ini berselisihlah para sejarawan. Raffles berpendapat, bahwa Chermain itu terletak di Hindustan, sedangkan sejarawan lainnya mengatakan bahwa letaknya Chermain adalah di Indonesia.
Adapun mengenai orang tuanya, kapan beliau dilahirkan serta di mana, dalam hal ini belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan bahwa beliau berasal dari Kasyan, Persia. Bilamana beliau meninggal dunia? Kalau ditilik dari batu nisan yang terdapat pada makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, dekat Surabaya terukir tahun meninggalnya 882 H (1419 M).
Salah satu sumber menyebutkan, bahwa beliau berasal dari Gujarat di India, yang rupanya di samping berniaga, beliau juga menyiarkan Islam.
Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di Gresik. Sekarang jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.
Dalam sejarah, beliau dianggap sebagai pejuang utama serta pelopor dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa, dan besar pula jasanya terhadap agama dan masyarakat.