Liga Primer Indonesia
Liga Primer Indonesia, disingkat LPI (bahasa Inggris: Indonesia Premier League) adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional di Indonesia yang diselenggarakan sejak 2011. LPI diselenggarakan oleh PT Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro. LPI tidak berafiliasi dengan PSSI, sehingga menjadi ajang tandingan terhadap Liga Super Indonesia yang diselenggarakan oleh PSSI.
Negara | Indonesia |
---|---|
Konfederasi | AFC |
Dibentuk | 2010 |
Musim perdana | 2011 |
Divisi | 1 |
Jumlah tim | 19 |
Televisi penyiar | Indosiar[1] |
Situs web | www.ligaprimerindonesia.co.id |
Liga Primer Indonesia 2011 |
Kontroversi
Karena tidak direstui PSSI,[2] LPI menghadapi berbagai kontroversi terkait rencana penyelenggaraannya, diantaranya dasar hukum, ancaman PSSI terhadap klub, pemain, pelatih, dan perangkat pertandingan, serta perizinan polisi.
Dasar hukum
PSSI menganggap penyelenggaran LPI ilegal karena tidak memiliki izin dari asosiasi sepakbola tersebut.[3] Akan tetapi pihak LPI menyatakan bahwa penyelenggaraan LPI tidak melanggar hukum karena sesuai dengan rekomendasi Kongres Sepak Bola Nasional yang dilaksanakan di Malang pada Maret 2010.[4][5] Konsorsium LPI juga menyatakan sudah beberapa kali mencoba berkoordinasi dan meminta izin kepada PSSI,[6][7][8][9] namun PSSI bersikap menutup diri terhadap penyelenggaraan LPI.[10] PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[3], namun tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[11] "tarkam",[12] dan "banci."[13] LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.[14]
Sanksi PSSI
PSSI mengancam menghukum berat semua klub, pemain, dan perangkat pertandingan yang terlibat di liga ini. Diantara ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang terlibat LPI akan didegradasi ke divisi satu.[15] dan diminta mengembalikkan aset-aset PSSI.[16] Empat klub LPI yang diancam menyatakan tidak takut dengan ancaman PSSI tersebut.[17][18][19][20]
Pemain yang terlibat LPI juga diancam tidak dapat memperkuat timnas.[21] Keputusan tersebut ditentang oleh beberapa pihak, termasuk Menpora,[22] Anggota Komisi X DPR RI Angelina Sondakh,[23] dan Wakil Ketua DPR Pramono Anung.[21] Meski PSSI mengeluarkan ancaman tersebut, Badan Tim Nasional tetap memanggil beberapa pemain dari klub-klub anggota LPI untuk seleksi tim nasional sepak bola Indonesia U-23 yang disiapkan untuk Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[24]
Pelatih Indonesia Alfred Riedl juga menyatakan tidak akan memanggil pemain yang bermain di LPI dengan alasan "pemain yang tampil di kompetisi yang tidak diakui oleh FIFA, tidak bisa tampil di timnas."[25] Padahal statuta FIFA hanya menyatakan bahwa "setiap orang yang memegang kewarganegaraan permanen yang tidak tergantung pada masa tinggal di negara tertentu memenuhi syarat untuk bermain mewakili tim nasional asosiasi negara itu."[26]
Tidak cukup dengan klub dan pemain, pelatih klub-klub LPI diancam dicabut lisensinya.[27] Selain itu, PSSI juga mengancam wasit yang terlibat dalam penyelenggaraan LPI dengan sanksi FIFA dan pencabutan lisensi.[28][29]
Izin penyelenggaraan pertandingan
Pertandingan perdana di Stadion Manahan Solo antara Solo FC melawan Persema hampir tidak dapat dilangsungkan karena tidak mendapat izin dari Polri.[30] Menurut UU, segala macam acara yang berpotensi pada kericuhan massa harus mendapat izin tertulis dari Polri, termasuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola. Polri beralasan mereka tidak dapat memberi izin pertandingan LPI karena PSSI tidak memberikan rekomendasi.[30] Desakan publik membuat Menpora mengadakan mediasi dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri,[31] akan tetapi tidak satupun perwakilan PSSI hadir di pertemuan tersebut.[32] Menpora kemudian menyatakan penyelenggaraan LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya membutuhkan izin Badan Olahraga Profesional Indonesia. Polri akhirnya memberikan izin pertandingan setelah BOPI memberikan rekomendasi.[14] Belakangan diketahui bahwa PSSI Kota Solo memberikan rekomendasi kepada Kepolisian Solo untuk memberikan izin pertandingan LPI, meskipun hal tersebut bertentangan dengan pengurus pusat.[33]
Format kompetisi
LPI menggunakan format kompetisi penuh, dimana setiap tim akan bertanding 2 kali dalam 1 musim (kandang dan tandang). Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 36 pertandingan.
Televisi penyiar
LPI disiarkan oleh Indosiar. Indosiar menyiarkan secara langsung 1 pertandingan pada hari Sabtu atau Minggu seiap pekannya.[1]
Klub
LPI 2011 diikuti oleh 19 klub peserta sebagai berikut:
Lihat pula
Referensi
- ^ a b LPI Tayang di Indosiar
- ^ Antonius Bramantoro (2010-10-11). "Kompetisi Liga Primer Indonesia Tetap Jalan Meski Tanpa Restu PSSI". Tribunnews. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ a b "Kompetisi Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal!". PSSI. 2011-01-03. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "LPI Tak Gentar Dilaporkan PSSI". Kompas. 2011-01-05. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Abi: LPI adalah Amanat KSN". Republika. 2011-01-05. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI Tolak Surat LPI". Riau Pos. 2011-01-06. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI Tidak Berikan Izin". Harian Sumut Pos. 2010-09-20. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Upss.. LPI Sudah Sempat Konsultasi dengan Andi Darussalam". Republika. 2011-01-05. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "LPI Menyiapkan "Fee" untuk PSSI". Kompas. 2011-01-04. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI Sebut LPI Kompetisi Ecek-Ecek". Tempointeraktif. 2010-10-24. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI: "LPI Sama dengan Tarkam"". Yahoo! Indonesia. 2010-10-01. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Nugraha: LPI Kompetisi Banci!". Kompas. 2010-12-30. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ a b Andreas Nugroho (2011-01-06). "Pemerintah izinkan Liga Primer". BBC Indonesia. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Ikut LPI, Tiga Klub Superliga Didegradasi". Goal.com. 2010-12-30. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Persema Malang: Gajayana Milik Kami". Republika. 2011-01-04.
- ^ "Soal Ancaman Sanksi, Persema Jawab Tuntas PSSI". Republika. 2011-01-04.
- ^ "Pengurus PSM: Terserah, Apapun Keputusan PSSI". Republika. 2011-01-04.
- ^ "Abaikan Ancaman, Persebaya Mantap Ikut LPI". Goal.com. 2010-09-27.
- ^ "Demi LPI, Persibo Abaikan Surat PT LI". Goal.com. 2011-01-06.
- ^ a b "Haramkah Pemain LPI Masuk Timnas?". Kompas. 2011-01-04.
- ^ "Menegpora: Irfan Bachdim Tetap Bisa Perkuat Timnas". Liputan 6. 2011-01-04.
- ^ "Angelina: Jangan Politisasi PSSI-LPI, Semakin Banyak Liga Semakin Baik". Republika. 2011-01-06. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI Panggil 84 Pemain U-23, Ada Kim & Irfan". Vivanews. 2011-01-04.
- ^ "Alfred Riedl Tak Akan Panggil Pemain Yang Tampil Di Liga Ilegal". PSSI. 2011-01-06. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Chapter VII. Eligibility to play for representative teams. Article 15. Principle". FIFA Statutes August 2010 edition (PDF). FIFA. hlm. 66. Diakses tanggal 2011-01-07.
Any person holding a permanent nationality that is not dependent on residence in a certain country is eligible to play for the representative teams of the Association of that country.
- ^ "PSSI Cabut Lisensi 8 Pelatih Klub Liga Primer". Vivanews. 2011-01-04. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "PSSI: Wasit LPI Bakal Disanksi FIFA". Berita Jatim. 2010-11-21. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Komdis PSSI Hukum Perangkat Pertandingan LPI". Republika. 2010-12-02. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ a b "Polri Belum Keluarkan Izin LPI". Tempointeraktif. 2011-01-05. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Menpora Siap Mediasi LPI-PSSI". Tempointeraktif. 2011-01-05. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Mediasi dengan LPI, eh..PSSI tak Hadir". Republika. 2011-01-06. Diakses tanggal 2011-01-07.
- ^ "Ketua PSSI Solo Siap Dipecat". Suara Merdeka. 2011-01-06. Diakses tanggal 2011-01-07.