Kota Bekasi
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar keempat di Indonesia. Saat ini kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban.[2]
Kota Bekasi | |
---|---|
Motto: Cerdas,Sehat,dan Ihsan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Pemerintahan | |
• Walikota | H. Mochtar Mohammad |
Luas | |
• Total | 210,49 km2 (81,27 sq mi) |
Populasi (2010) | |
• Total | 2.378.211 |
• Kepadatan | 11,000/km2 (29,000/sq mi) |
Zona waktu | UTC+7 (WIB[1]) |
Kode area telepon | +62 21 |
Situs web | www.kotabekasi.go.id |
Geografi
Secara geografis kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, kabupaten Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depok di sebelah barat daya.
Sejarah
Kota ini sebelumnya merupakan sebuah kecamatan dari kabupaten Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya pada tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi yang saat itu terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, dan meliputi 18 kelurahan serta 8 desa. Di tahun 1996 kota administratif Bekasi kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya (sekarang "kota").
Kependudukan
Berdasarkan sensus tahun 2007, kepadatan penduduknya kecamatan Bekasi Utara merupakan kecamatan yang terpadat di kota Bekasi dengan kepadatan 16.008 jiwa/km² dan kecamatan Mustika Jaya dengan kepadatan 4.081 jiwa/km² menjadi yang terendah.
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2006 | 1.773.470 | |||||||||||
2007 | 1.800.746 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Bekasi Sumber:[3] |
Seiring dengan pertambahan penduduknya, beberapa kawasan pemukiman juga turut berkembang diantaranya Kemang Pratama dan Perumahan Harapan Indah dengan luas lahan seluruhnya 2000 hektar. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga berencana membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 300 ha di kecamatan Bekasi Utara.[4]
Perekonomian
Pada awalnya perekonomian Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K.H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Harapan Indah. Beberapa pusat perbelanjaan di kota Bekasi diantaranya Mal Metropolitan, Mega Bekasi Hypermal, Bekasi Square, Plaza Pondok Gede, Grand Mal, Bekasi Cyber Park, Bekasi Trade Centre, Carrefour, Giant, Makro, dan Hypermart.
Sementara dari kontribusi terhadap pendapatan daerah, keberadaan kawasan-kawasan industri di kota ini mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama[5], diikuti sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran. Meskipun sedikit, lahan pertanian yang tersebar di bagian utara kota juga ikut menyumbang terhadap APBD kota Bekasi.
Pemerintahan
Pada tanggal 27 Januari 2008, diselenggarakan pilkada untuk memilih walikota beserta wakilnya, yang diikuti oleh 3 orang pasangan calon, yaitu : Awing Asmawi-Ronny Hermawan dari Partai Demokrat, Mochtar Mochammad-Rahmat Effendi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar dan gabungan beberapa partai lainnya, serta Ahmad Syaikhu-Kamaludin Djaini dari Partai Keadilan Sejahtera. Pilkada ini dimenangkan oleh pasangan Mochtar Mochammad-Rahmat Effendi yang kemudian dilantik menjadi walikota dan wakil walikota Bekasi.
Perwakilan
Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009-2014 anggota DPRD kota Bekasi berjumlah 50 orang, yang tersusun atas perwakilan sebelas partai dan terdiri atas 43 lelaki dan 7 perempuan.
DPRD kota Bekasi 2009-2014 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Partai | Kursi | |||||||||||
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 14 | |||||||||||
Lambang PKS PKS | 10 | |||||||||||
Lambang PDI-P PDI-P | 8 | |||||||||||
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 6 | |||||||||||
PAN | 3 | |||||||||||
Partai Gerindra | 3 | |||||||||||
Lambang PPP PPP | 2 | |||||||||||
PDS | 1 | |||||||||||
PBB | 1 | |||||||||||
PKB | 1 | |||||||||||
Partai Hanura | 1 | |||||||||||
Total | 50 | |||||||||||
Sumber:[6] |
Infrastruktur
Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota/Tanah Abang/Tanjung Priok mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah.
Di kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 14 orang, biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju perumahan di wilayah kota Bekasi. Sedangkan becak dan ojek masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan.
Kota Bekasi dilalui oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses ke kota Bekasi yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Saat ini sedang dibangun Jalan Tol Becakayu dari Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu, sebagai alternatif Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Kemacetan juga menjadi masalah umum kota Bekasi, hal ini kerap terjadi pada pagi dan sore hari. Penyebab kemacetan ialah kurang tertibnya para pengguna jalan terutama supir angkutan umum. Kemacetan biasa terjadi di depan pertokoan dan stasiun di Jl. Ahmad Yani, Jl. K.H Noer Ali, Jl. Sudirman, Jl. Ir Juanda, Jl. Joyomartono, dan Jl. Jatiwaringin, dan juga sering terjadi di depan pintu gerbang Perumahan Harapan Indah.
Sebagian besar jalan di kota Bekasi rusak parah, terutama di wilayah Bekasi Utara. Sementara kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi dijadikan pemerintah setempat sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.
Seni dan Budaya
Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Rujukan
- ^ Bekasi, Indonesia | Map, Time Zone
- ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 077480548X.
- ^ "Statistik Kependudukan". BPS kota Bekasi. 10 April 2010. Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
- ^ "Summarecon Investasi Rp5 Triliun Bangun Kota Mandiri Bekasi". www.kapanlagi.com. 8 Mei 2008. Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
- ^ Setyawan, T.B. (2002). Prospek ekonomi kota Bekasi. Lembaga Pemantau Reformasi.
- ^ "Jumlah Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2009 - 2014". BPS kota Bekasi. 27 Maret 2010. Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
Tautan luar
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Bekasi Kota Bekasi |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |