Jamu Jago
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
[ | |
Industri | Jamu & Farmasi |
Didirikan | Indonesia |
Kantor pusat | Kantor Pusat di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Tokoh kunci | Jaya Suprana |
Produk | Jamu, Obat |
Situs web | www.jago.co.id |
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. |
Sekilas Jamu Jago
Jamu Jago adalah salah satu produk jamu tertua di Indonesia. Jamu Jago diproduksi oleh PT. Industri Jamu Cap Jago, yang berkantor pusat di Jl. Ki Mangunsarkoro 106 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Sementara, pabrik pengolahannya berada di Jl. Perintis Kemerdekaan Semarang. Dengan ratusan produk jamu dan obat herbal serta konsistensinya dalam menjaga mutu, Jamu Jago mampu bertahan sebagai salah satu pemain besar di industri jamu di Indonesia.
Sejarah
Jamu Jago pertama kali merupakan buah karya seorang Tionghoa bernama TK Suparana dari Wonogiri Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1918, Jamu Jago telah mengalami pasang surut sebagai sebuah perusahaan.
Logo
Satu ciri khas dari Jamu Jago adalah logonya, yang berupa ilustrasi ayam jantan dengan warna hitam, putih, merah dan kuning.
Produk
Produk Jamu Jago dikenal luas di Indonesia, bahkan ebebrapa telah diekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Vietnam dan Jepang. Produk Jamu Jago sebagian besar berupa jamu baik dalam bentuk serbuk maupun kapsul. Namun, ada pula produk lain berupa minyak gosok, madu, ramuan kesehatan pria dewasa serta obat masuk angin.
Berikut adalah beberapa produk tersebut:
- Jamu Buyung Upik
- Jamu ESHA
- Jamu Koleson
- Basmingin
- Basmurat
- Sarirapat
Tokoh
Nama besar Jamu Jago tak lepas dai sosok pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949, yang lebih dikenal luas sebagai seorang budayawan, pianis, pengusaha, sekaligus pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri) dan penggagas Kelirumologi.