Kartika Sari Dewi Soekarno
Karina Kartika Sari Dewi Soekarno (lahir 11 Maret 1967) adalah putri dari pasangan mantan Presiden Indonesia pertama, Soekarno dan istrinya Ratna Sari Dewi Soekarno.
Sejarah hidup
Kartika dibesarkan di Paris, lalu bekerja sebagai wartawan televisi di Tokyo dan kemudian di biro periklanan di New York, dan kemudian di sebuah yayasan di Amerika Serikat sebelum mendirikan KSF (Kartika Soekarno Foundation) yang bertujuan untuk mengembankan pendidikan anak-anak di Indonesia. Ia menikah dengan Presiden Citibank Eropa, Frits Frederik Seegers yang dari Belanda pada 2 Desember 2005[1].
Aktivitas
Karina dibesarkan oleh Ibu Dewi di Montainge Avenue, kota Paris, Perancis. Kala itu Dewi Sukarno sedang menyelamatkan dirinya dengan cara menetap di luar negeri. Sebagai salah satu saksi hidup peristiwa G30S, Dewi merasa terancam, yang mennyebabkannya memilih untuk menetap di luar negeri. Kartika pernah bersekolah di Perancis, lalu ia meneruskan sekolahnya di Switzerland. Kelulusan Karina membawanya kembali ke negeri sakura, Jepang. Di Jepang, Karina bekerja sebagai seorang wartawan televisi Tokyo. Kepindahan Ratna Sari Dewi ke Amerika Serikat turut membawa Karina. Kali ini karina bekerja di biro periklanan di Kota New York. Selama berada di Amerika Sarikat, Karina juga pernah bekerja di sebuah yayasan swasta. Pengalaman yang diperolehnya membuat Karina mendirikan yayasannya sendiri, yaitu Kartika Soekarno Foundation (KSF) yang bergerak di pendidikan dasar, kebudayaan, dan kesejahteraan ibu-anak Indonesia. Kantor pusat yayasan Kartika Sari ada di Amsterdam, Negeri Belanda. Karina sudah banyak memberikan bantuannya pada sekolah – sekolah di Indonesia. Melalui Kartika Sari Foundationnya, dia mengulurkan bantuannya untuk beberapa sekolah di Jawa, antara lain ada di Kebumen, Solo serta kota di mana ayahandanya dimakamkan, Blitar. Di bulan Septermber 1999, Karina mengunjungi beberapa posyandu di Subang, Jawa Barat. Ia juga mempresentasikan keadaan yang ada di hadapan anggota United States National Committee yang menumbuhkan rasa simpati atas kondisi yang ada di Indonesia. Karina juga pernah menggalang dana untuk pendidikan anak – anak Indonesia melalui sebuah acara amal yang bertajuk Bali Night. Acara yang juga didukung oleh penyanyi Mick Jagger, Donna Karan dan Oliver Stone berhasil mengumpulkan danasebesar 180.000 USD. Dana tersebut diserahkan pada Unicef guna pendidikan anak – anak Indonesia melalui program Indonesia Relief Education Campaign Preventing a Lost Generation. Agustus 2002, Karina kembali ke Jakarta guna menjalankan program Unicef yang sama, yakni program Indonesia Relief Education Campaign Preventing a Lost Generation. Bersama seorang model dari Belanda, Annette Laurer dan dua pejabat United States National Committee, Donna Blackwell dan Lisa Szarkowski serta journalis Eliza McCarthy mengunjungi sejumlah posyandu di Jakarta serta mengunjungi proyeknya di Semarang City yang bertajuk “School Based Management Project”. Selanjutnya mereka terbang ke Yogyakarta, mengunjunga proyek anak jalanan Jogja. Kedatangan mereka disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X di Keraton Yogyakarta. Juli 2008 lalu, Karina beserta suami dan anaknya bertandang ke Yogyakarta. Di Solo, Karina mendapatkan gelar kebangsawanan dari Keraton Surakarta. Karina merasa tersanjung tasa gelar yang diterimanya. Menurut Karina, gelar ini semakin membuatnya bersemangat dalam menjalankan misi KSFnya. Turut menghadiri Wisuda Prince Henry D’Arenberg dan Princess Diane D’Arenberg dari Belgia [2].
Pranala luar
- (Inggris) Kartika Soekarno Foundation
- (Indonesia) Pendekatan Pendidikan Kartika Soekarno
- (Indonesia) Kartika Sari Kagumi Semangat Kader Posyandu
Rujukan
- ^ "Kartika Soekarno Menikah", Sinar Harapan, diakses 19 April 2008
- ^ Sumber: Kepustakaan Presiden-presiden Republik Indonesia: [[1]]]