Pembicaraan:Wali Sanga
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Wali Sanga. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Wali Sanga" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Mengapa keturunan Hadramaut dihapus?
Saya lihat keterangan bahwa sebagian besar Walisongo adalah keturunan Hadramaut, dihapus dan diganti dgn penekanan pada Uzbekistan/Champa. Juga tentang ayah Sunan Ampel diganti dari Maulana Akbar/Jamaluddin Akbar, menjadi Maulana Malik Ibrahim. Saya akan mencoba mencari referensinya. Apakah tidak sebaiknya kedua versi dipertahankan, setidaknya sampai ada referensi yang baik? Salam Naval Scene 15:09, 10 Oktober 2006 (UTC)
- Iya saya setuju yang penting itu ada rujukannya yang bisa dipertanggungjawabkan. Meursault2004 15:24, 10 Oktober 2006 (UTC)
Mengenai keturunan Hadramawt bisa dirujuk Mukadimah buku 'Thoriqoh Menuju Kebahagiaan' karangan Muhammad Baqir, penulis asal Bandung. Di dalam bab pendahuluan tsb, beliau mengutip banyak sekali catatan kolonial tentang kedatangan Muballigh Arab ke Asia Tenggara mulai dari Abad 15. Catatan-catatan kolonial tsb semua menyebut mereka keturunan para Sayyid / Syarif yang sebagian besarnya adalah dari Hadramawt.
Catatan-catatan kolonial tsb dimasukkan dalam catatan kaki. Silakan merujuk. Sedang mengenai Jumadil Kubro saya pikir itu dongeng atau nama Jawa dari Syekh jamaludin Akbar. Silakan baca analisis saya di haaman pengguna (pembicaraan Naval_Scene). (Sabrangi)
Saya telah measukkan referensi dari sejarawan kolonial (bukan hanya pendapat kaum Sufi) bahwa Mubaligh yang datang abad 15 (Walisongo) dan lain lainnya memang keturunan Sayyid-Syarif dari Hadramawt, walaupun tidak menutup kemungkinan datang dari berbagai jalur tapi Gujarat dan Malabar adalah Pangkalan Utama (Markas Besar) penyebaran mereka hingga bahasa mereka dan tempat mereka singgah pun dinamakan Malaya karena mereka adalah kaum Muslim pesisir India Barat yang berbahasa Malayalam.
Kesamaan Madzhab Syafi'ie dengan corak tasawuf dan pengutamaan Ahlul Bait yang sangat kental seperti kewajiban mengadakan Mawlid, membaca Diba, membaca beragam Sholawat Nabi, membaca doa Nur Nubuwwah (yang berisi doa spesifik kepada cucu Rasul Hasan Husayn) dan banyak amalan lainnya hanya terdapat di Hadramawt, Mesir, Gujarat, Malabar, Ceylon, Sulu & Mindanao, Malaysia dan Indonesia.
Soal Syekh jumadil Kubro dan perubahan naskah Sunan Ampel bila tidak punya referensi dan hubungan dengan bagian sejarah lainnya mungkin bisa dihapus.