Bandar Udara Nabire
1.1 Latar Belakang Propinsi Sulawesi Utara, dengan luas wilayah daratan 15.272,44 Km2 dan jumlah penduduk 2.228.856 jiwa ( Sensus penduduk tahun 2010 ) memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar baik itu di bidang pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Dengan potensi sumber daya alam yang besar ini, Sulawesi Utara menjadi salah satu tempat tujuan bagi para investor, migrant, serta wisatawan untuk beraktivitas. Oleh karena itu, Sulawesi Utara mempunyai interaksi yang tinggi dengan wilayah domestik maupun mancanegara. Tingkat interaksi yang tinggi yang diiringi dengan semakin berkembangnya aspek perekonomian, sosial, dan budaya belakangan ini, menjadikan sarana transportasi sebagai salah satu hal yang harus diperhatikan secara khusus dan menyeluruh. Sarana transportasi ini berfungsi sebagai penghubung antara Sulawesi Utara dengan wilayah lain dan yang paling efektif adalah transportasi udara. Perhubungan udara dapat digunakan untuk jarak menengah maupun jauh dengan waktu yang relative singkat dibandingkan moda transportasi lain. Maka dari itu, bandara sebagai tempat pergantian moda transportasi ( darat menjadi udara dan sebaliknya ) harus memiliki kapasitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang Bandar udara Sam Ratulangi Manado merupakan bandara terbesar di Sulawesi Utara dan terdapat di ibukota propinsi yaitu kota Manado. Bandar udara Sam Ratulangi terletak pada koordinat 01º 32’LS - 124º 55’ BT. Panjang landasan saat ini yaitu 2650 m x 45 m dengan arah landasan 18 – 36. Elevasi bandara yaitu 264 feet diatas permukaan laut. Bandar Udara Sam Ratulangi melayani transportasi udara antar daerah, kabupaten, propinsi dan Internasional. Pada saat ini pesawat terbesar yang dapat mendarat adalah tipe Airbus A330 dan boeing 777-200. Untuk penerbangan malam sudah dapat dilakukan karena terdapatnya system penerangan lapangan udara namun Bandar udara belum di operasikan selama 24 jam. Pada waktu mendatang, harus di mungkinkan adanya penerbangan selama 24 jam. Sebab penerbangan regular yang ada sekarang harus transit di Bandar udara Hasanuddin Makasar, dan penumpang harus menunggu lebih dari tiga jam. Bandar Udara Sam Ratulangi memang sudah semestinya di kembangkan mengingat bertambahnya jumlah penumpang dan barang setiap tahunnya. Dengan dikembangkannya bandara Sam Ratulangi juga dapat menunjang pembangunan di kota manado sebagai ibu kota propinsi dan juga untuk memfasilitasi para investor yang ingin datang ke Sulawesi Utara. Pada umunya biaya yang diperlukan untuk proyek transportasi salah satunya adalah pengembangan Bandar udara cukup besar. Oleh karena itu perlu dibuat suatu analisa perencanaan pengembangan untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan tersebut dilaksanakan.