Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berarti nisbi atau relatif.[2][3] Sejalan dengan arti katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.[3] Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya.[3][2] Ajaran seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.[2] Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.[3] Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis tidak sama, karena tidak ada kesamaan masyarakat dan budaya disebut relativisme etis kultural.[3]

L. Ron Hubbard
Hubbard in Los Angeles, 1950
LahirLafayette Ronald Hubbard
(1911-03-13)13 Maret 1911
Tilden, Nebraska,
United States
Meninggal24 Januari 1986(1986-01-24) (umur 74)
Creston, California, United States
KebangsaanAmerican
AlmamaterGeorge Washington University (did not graduate)
PekerjaanPulp fiction author, religious leader
Dikenal atasFounder of Scientology and its church
Karya terkenalDianetics: The Modern Science of Mental Health, Battlefield Earth
Gugatan kejahatanTheft (in 1948),
Fraud (in absentia, 1978)
Hukuman kriminalFine of 35,000 French Francs and four years in prison (unserved)
Suami/istriMargaret "Polly" Grubb
Sara Northrup Hollister
Mary Sue Whipp
Anak7
PenghargaanIg Nobel (1994)
Tanda tangan

Relativisme Etis

Menurut relativisme etis subjektif, dalam masalah etis, emosi dan perasaan berperan penting.[3] Karena itu, pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral harus diperhitungkan.[3] Yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tidak dapat dilepaskan dari orang yang tersangkut dan menilainya.[3] Relativisme etis berpendapat bahwa tidak terdapat kriteria absolut bagi putusan-putusan moral.[2] Westermarck memeluk relativisme etis yang menghubungkan kriteria putusan dengan kebudayaan individual, yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan individual.[2] Etika situasi dari Joseph Fletcher menganggap moralitas suatu tindakan relatif terhadap kebaikan tujuan tindakan itu.[2][4]

Kekuatan relativisme etis subjektif adalah kesadarannya bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain.[3] Karena itu, orang hidup menanggapi lika-liku hidup dan menjatuhkan penilaian etis atas hidup secara berbeda.[3] Dengan cara itulah manusia dapat hidup sesuai dengan tuntutan situasinya.[3] Ia dapat menanggapi hidupnya sejalan dengan data dan fakta yang ada.[3] Ia dapat menetapkan apa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, menurut pertimbangan dan pemikirannya sendiri.[3] Demikian manusia tidak hanya berbeda dan unik, tetapi berbeda dan unik pula dalam hidup etisnya.[3]

relativisme Protagoras

Referensi

  1. ^ Von Dehsen, Christian D. "L. Ron Hubbard", in Philosophers and religious leaders, p. 90. Westport, Conn.: Greenwood Publishing Group, 1999. ISBN 9781573561525
  2. ^ a b c d e f Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 949.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.203-206.
  4. ^ Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.

Pranala Luar