Aspek ke empat ini merupakan suatu aspek penyembuhan secara pastoral yang bersifat didramatisir melalui dengan cara mempengaruhi jiwa oleh kata-kata yang kudus dan upacara kudus. Yesus sendiri melakukan pembebasan dari yang jahat ini, penyataan ini mengikuti catatan atau ajaran agama dan dari pengikut-pengikutnya yang telah disembukan-Nya. Pada awalnya, ini dipaksakan kepada orang-orang dengan membaptis mereka agar dibersihkan dan dibebaskan dari roh-roh jahat agar keluar dari tubuh dan jiwa mereka. Pada abad ke-4, uskup Cyril dari Yerusalem mendesak semua kandidat-kandidat untuk dibaptis dengan menjalani pembebasan dari roh jahat dan misa di Latin yang pertama sekali diperkenalkan kepada kita yang berisi sebuah tata upacara pengalaman pembebasan kandidat-kandidatnya dari roh jahat. Namun demikian, tindakan pertama pembebasan roh jahat tidak diberi batasan kepada kependetaan. Seperti tokoh kedua dari Tertulianus dan Origenes diklaim pelaksanaan pembebasan roh jahat dengan sangat sederhana, yaitu dengan doa. Di gereja Timur, system kerja pembebasan roh jahat didirikan, tetapi ada kekuatan pembebasan roh jahat yang dipengaruhi kepada seseorang secara karismatik. Saat masa Paus Cornelius (251-252), gereja Roma dikembangkan sesuai dengan tanda dari pembebasan roh jahat sebagai satu bagian dalam kependetaan. Tetapi, kekusyukan pembebasan roh jahat dalam kependetaan bekerja sampai pembebasan itu tidak dibutuhkan lagi (proses pembebasan dilakukan sampai benar-benar bebas, sehingga pembebasan tidak dibutuhkan lagi). Pada masa modern sekarang ini, keanehan terlihat seperti cerita yang didramatisirkan bahwa ia bisa bebas secara rohani dan fisiknya. Pembebasan itu terkesan hanya sebagai ilustrasi, sehingga kesan pembebasan roh jahat secara kependetaan tidak menjadi daya tarik lagi.