Kabupaten Katingan
Kabupaten Katingan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kasongan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 17.800 km² dan berpenduduk sebanyak 141.205 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Semboyan kabupaten ini adalah "Penyang Hinje Simpei". Kabupaten ini terdiri dari 13 kecamatan.
Kabupaten Katingan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 2°04′00″S 113°24′00″E / 2.06667°S 113.4°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Tengah |
Ibu kota | Kasongan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. Duwel Rawing |
Luas | |
• Total | 17,800 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 141,205 jiwa (2.010) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 62.06 |
Semboyan daerah | Penyang Hinje Simpei |
Sejarah
Pada abad ke-14 wilayah Katingan merupakan salah satu wilayah jajahan Majapahit seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365. Nama sungai Katingan diambil dari nama daerah yang terdapat di hulu sungai tersebut, yaitu daerah Katingan (Kasongan). Belakangan muncul daerah baru di hilir, yaitu Mendawai.
Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri yang disebut Menteri Sakai, kemudian pada abad ke-17 di masa kekuasaan Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai-Katingan merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi Kalimantan Tengah saat ini.
Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mnedawai/Katingan pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raya.[1] Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Kabupaten Katingan sudah diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC Belanda, kemudian daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik, yaitu Distrik Mandawai yang diangkat sebagai kepala distrik (Kiai) adalah Demang Anoem Tjakra Dalam atau dikenal sebagai Demang Anggen, dilantik oleh Gubernur Hindia Belanda pada tanggal 10 Januari 1895 dan mengepalai wilayah Mandawai (Districtshoofd van Mandawai, afdeeling Sampit, residentje Zuider en Oosterafdeeling van Borneo).
Wilayah
Kabupaten Katingan dengan ibu kota Kasongan memiliki luas areal 17.500 km², berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdiri dari 13 kecamatan. Letak geografis Kabupaten Katingan adalah antara 1°14'4,9"-3°11'14,72" LS dan 112°39'59"-112°41'47" BT.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Sintang |
Timur | Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya |
Selatan | Laut Jawa |
Barat | Kabupaten Kotawaringin Timur |
Perkembangan jumlah penduduk
Perkembangan jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:
Karakteristik daerah-daerah di Pulau Kalimantan pada umumnya adalah keberadaan sungai dan hutan yang terbesar di seuruh wilayah. Seperti itu juga yang tampak pada Kabupaten Katingan, Kabupaten yang pada tahun 2002 masih menjadi bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun salah satu yang menonjol dari wilayah yang dialiri Sungai Katingan, sungai terbesar kedua di Kalimantan Tengah adalah kekayaan hasil hutan ikutan berupa rotan. Katingan merupakan salah satu daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia.
Tata Guna Lahan
Hingga tahun 2003, pemanfaatan lahan utama di Kabupaten Katingan terdiri dari perkampungan, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan, hutan kosong dan rusak, perairan dan lainnya.
Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan masih berupa hutan belukar dan hutan lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar nomor 2 (dua), yaitu sekitar 11% sehingga penggunaan lahan lainnya tidak sampai 10%.
Lokasi pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di Kecamatan Katingan Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove).
Secara keseluruhan tata guna lahan di wilayah ini adalah sebagai berikut:
- Kampung/permukiman: 19.285,60 ha
- Industri: 3.156,50 ha
- Sawah: 75.327,50 ha
- Tanah kering: 109.847,40 ha
- Kebun campuran: 0,00 ha
- Perkebunan: 37.277,10 ha
- Hutan: 253.816,50 ha
- Semak, padang rumput: 0,00 ha
- Hutan kosong, rusak: 854.403,80 ha
- Perairan dan lainnya: 193.118,70 ha