Perjamuan Kudus

ritus Kristen; istilah untuk sakramen Perjamuan; Upacara Kristen di mana roti dan anggur dikonsumsi untuk mengenang penderitaan, kematian Yesus Kristus.

Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Sakramen Ekaristi adalah salah satu sakramen yang dikenal di dalam Gereja Kristen. Istilah ekaristi yang berasal dari bahasa Yunani ευχαριστω, yang berarti berterima kasih atau bergembira, lebih sering digunakan oleh gereja Katolik, Anglikan, Ortodoks Timur, dan Lutheran, sedangkan istilah Perjamuan Kudus digunakan oleh gereja Protestan. Perjamuan Kudus didasari pada makan malam terakhir Yesus dengan murid-muridnya pada malam sebelum ia ditangkap dan disalibkan (Markus 14:12-21. dll.).

Lukisan Yesus yang memegang roti perjamuan kudus, oleh Joan de Joanes, abad ke-16

Makna Perjamuan Kudus

Pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat. Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.

Elemen Perjamuan

 
Perjamuan Terakhir (1498), dilukis di Milano

Seperti halnya pada perjamuan Yesus yang terakhir, umat Kristen bersama-sama memakan roti dan meminum anggur. Dalam hal inipun terdapat perbedaan praktek sesuai dengan tradisi gereja. Di kalangan Gereja Katolik Roma, roti yang digunakan dibuat khusus tanpa ragi (hosti), sementara anggur tidak diberikan kepada umat, sedangkan di kalangan Gereja Protestan digunakan roti biasa, sementara anggur yang digunakan bisa juga berupa jus anggur.

Guna dari sakramen Perjamuan Kudus

1. Sebagai manifestasi pengucapan syukur kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa kita (Yohanes 3:16).

2. sebagai peringatan, bahwa penderitaan dan kematian Yesus sebagai Anak Domba Allah di kayu salib itulah yang memungkinkan umat manusia diselamatkan dari Dosa Warisan Adam (Lukas 22:19).

3. sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam artikata mengadakan koreksi atas hati dan pikiran kita, karena syarat untuk dapat ikut dalam perjamuan kudus itu ialah bahwa kita harus telah membersihkan hati dan pikiran kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam keadaan rohani yang layak dan iman dan iman yang tidak ragu ragu (1 Korintus 11:28-29).

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Link FA