Lokomotif CC50

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 13 Maret 2011 02.21 oleh Bagazi (bicara | kontrib)

Tahun 1927, Java Staaspoorwegen (JSS) mulai mendatangkan lokomotif uap CC50. Sebanyak 30 lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di Eropa seperti : Werkspoor Belanda dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik Swiss. Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti CIbatu-Cikajang-Garut dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif CC50. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1300 ton dengan kecepatan 55km/h juga mampu membelok di tikungan tajam.

Lokomotif CC50
Berkas:Stoom locomotive CC50.JPG
CC50 / SS1600
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenWerkspoor, Amsterdam, Belanda dan SLM (Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik) Swiss
Nomor seriCC50 / SS1600
ModelMallet
Tanggal produksi1927-1928
Jumlah diproduksi30
Data teknis
Konfigurasi:
 • AAR2-6-6-0
 • UIC1CC
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1106 mm
Panjang19,902 m
Lebar2,450 m
Jenis bahan bakarBatubara / Kayu
Kapasitas air25 m²
Jumlah silinder420/650 X 610
Performansi
Daya mesin1200 HP

Dengan semua kelebihan yang dapat dipenuhi oleh CC50, maka dipergunakanlah lokomotif ini di jalur Purwakarta, Cibatu, Purwokerto, Ambarawa, dan Madiun Bahkan Cibatu merupakan salah satu pangkalan utama semua lokomotif Mallet.

Namun lokomotif ini tak bisa menghindar tuntutan jaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas di tahun 1982. Keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh CC200, lokomotif diesel pertama yang diimpor oleh DKA (Djawatan Kereta Api). Berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971 terdapat di :

CC5001 menjadi saksi bisu di Museum Transportasi TMII-Jakarta. CC5029 di Museum KA Ambarawa dan CC5030 yang tinggal potongan kepalanya saja di Dipo Lokomotif Cibatu. Sebenarnya ada satu lokomotif lagi yang dikirim ke Sumatera Selatan pada tahun 1970-an, namun nasibnya tidak diketahui rimbanaya.

Lihat pula

Pranala luar