Tritunggal

konsepsi Kristen tentang Tuhan yang terdiri dari tiga pribadi (hipostasis) — Bapa, Anak, dan Roh Kudus — berbagi substansi yang sama (ousia)

Tritunggal adalah doktrin umat Kristiani mengenai tiga kepribadian Tuhan yang adalah satu. Tiga kepribadian dalam satu Tuhan tersebut adalah Bapa, Anak (Putra) dan Roh Kudus. Tuhan dalam bahasa latin disebut Kurios (Penguasa Tunggal) dan dalam bahasa Ibrani disebut Adonai.

Tritunggal juga dikenali dengan nama "Triniti". Di dalam Bahasa Inggris, ia disebut "Trinity" yaitu gabungan daripada dua perkataan; "Tri" atau "Three" yang berarti "tiga" dan "Unity" yang berarti "kesatuan".


Dalam Alkitab, Allah (dalam bahasa Ibrani: Elohim) adalah Roh atau Pribadi. Itulah sebabnya nama dari YHVH (Yehovah) ialah AKU ADALAH AKU dan nama itu diletakkan, ditinggikan, dan dimuliakan di dalam sebuah nama, yaitu nama Yesus yang artinya "YHVH adalah Keselamatan" (Dalam bahasa Ibrani: Yeshua / Yeshu / Jeshua. Dalam bahasa Arab: Isa).

Penjelasan mengenai doktrin ini sendiri bersifat terlalu luas untuk dimengerti oleh pikiran manusia yang terbatas.

Dalam Alkitab, Allah Tritunggal (Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus sangat sulit dipahami logika manusia karena memang ini adalah rahasia Allah. Dalam bahasa Indonesia mungkin dapat dijelaskan dengan Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni.

Allah Tritunggal adalah Allah yang terdiri dari tiga aspek kepribadian (Bapa, Putra, Roh Kudus) tapi esensinya (inti-Nya, Pribadi-Nya) adalah satu (esa).


Penjelasan 3 Kepribadian Allah secara umum dalam kehidupan umat Kristen, ialah:

Bapa: Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak / para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak /para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni. Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.

Anak: Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke Sorga. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan Sahabat Sejati yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah. Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.

Roh Kudus: Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup didalam-Nya. Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa / kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.

Memang benar bahwa Allah tidak beranak (tidak membuat anak kekal (yang diciptakan), baik dalam arti anak secara roh dan anak daging secara khusus setingkat dan sama dengan diri-Nya) dan tidak memperanakkan (tidak membuat "Allah lain" yang setingkat dan sama dengan diri-Nya). Yang ada ialah, Allah menciptakan manusia agar beriman pada diri-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, agar Ia mengangkat manusia sebagai anak-anak-Nya (anak angkat Allah), sekalipun dalam hati, pikiran, dan tindakan kasih Allah sebagai Bapa yang Sejati telah menerima kita sebagai anak-anak kesayangan-Nya yang paling disayangi-Nya.

Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni, artinya Allah yang memiliki Kepribadian Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah sederajat, setingkat, setaraf, sehati, setujuan, tidak terpisahkan, dan berjalan bersama-sama. Kepribadian Allah dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (ke-tritunggal-an Allah) tidaklah pernah sama dengan manusia yang memiliki dua kepribadian, dimana tiap kepribadian tidak bisa berjalan bersama-sama dalam saat yang sama, sedangkan Allah kita berbeda.


Contoh dalam Alkitab mengenai Tritunggal:

- Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.

- Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.

- Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.

- Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Adapun pengertian untuk mendalami ke-Tritunggal-an Allah akan semakin sulit dijelaskan pada seseorang, bila orang tersebut tidak mengalami ke-Tritunggal-an Allah. Tentunya pengalaman ke-tritunggal-an Allah ini hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus dalam kasih karunia Bapa Sorgawi, setelah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan hidup di dalam-Nya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa Yesus itu hidup.

Masalah yang sering timbul adalah pada orang yang berbeda keyakinan dengan iman di dalam Kristus yang sejati, apalagi bila seseorang itu mengakui hanya satu Allah dan tetap menolak paham Tritunggal Allah.

Masalah selanjutnya ada pada orang yang berbeda keyakinan iman dalam Kristus adalah karena kebanyakan keyakinan mereka masih baru, sekalipun mereka mungkin sudah lama menganutnya. Sebab keyakinan para nenek moyang mereka dulunya pemuja berhala dan setelah itu "bertobat" dan mengakui adanya satu Allah, satu Tuhan, sehingga sulit sekali untuk menerima iman Allah Tritunggal dalam Tuhan Yesus Kristus.

Tentu saja yang terpenting adalah bahwa umat Kristen memahami bahwa Tuhan Allah itu satu (esa), dan bukan tiga Allah, atau tiga Tuhan, atau tiga Tuhan Allah. Tuhan itu satu, Allah itu satu.

Lihat pula

Pranala luar

Umum

Tritunggal

Anti-Tritunggal