Lokomotif B25

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 14 Maret 2011 05.12 oleh Bagazi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{noref}} {{Infobox Lokomotif |image =Stoom locomotive B25.JPG |caption ='''B25 / NIS233''' |powertype =Uap |serialnumber ...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Kota Ambarawa merupakan basis militer pemerintah Hindia Belanda di Jawa Tengah. Karena itu pemerintah Hindia Belanda mewajibkan pembangunan jalur kereta api melintasi kota ini, sebagai syarat pemberian izin bagi perusahaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij untuk membangun jalur kereta api dari Semarang hingga Yogyakarta. Pada tanggal 21 Mei 1873, dibukalah jalur kereta api antara Kedungjati hingga Ambarawa, bersamaan dengan dibukanya jalur utama antara Semarang dan Yogyakarta melalui Solo.

Lokomotif B25
Lokomotif B25
B25 / NIS233
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenEsslingen, Jerman
Nomor seriB25 / NIS233
ModelB25
Tanggal dibuat1902
Jumlah dibuat28
Spesifikasi roda
Susunan roda AAR0-4-2RT
Klasifikasi UICB1
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda853 mm
Panjang8180 mm
Lebar2670 mm
Berat
Berat kosong31 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Ukuran silinder340/390 X 450 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum40 km/h
Daya mesin450 HP
Jari-jari lengkung terkecil170 m
Lain-lain

Pada tahun 1905 dibukalah jalur kereta api antara Yogyakarta dan Ambarawa via Magelang. Wilayah yang berbukit-bukit menyebabkan jalur kereta api perlu menggunakan “gigi” untuk membantu lokomotif menanjak. Tanpa gigi, sebuah lokomotif uap paling-paling bisa mendaki tanjakan dengan kecuraman 5%, artinya kenaikan 5 meter setiap jarak horizontal 100 meter, itu pun dengan kesulitan. Penggunaan gigi memungkinkan tanjakan seberat 6,5% untuk dapat dilalui, meskipun dengan kecepatan 10km/h dan kecepatan 30km/h untuk jalur datar.

Lokomotif B25 buatan Esslingen,Jerman, ini dikirim ke Indonesia pada tahun 1902 dengan susunan gandar 0-4-2RT. Masih ada dua lokomotif seri B25 yang bisa beroperasi hingga kini, yaitu B25-02 dan B25-03. Keduanya ditempatkan di dipo lokomotif Ambarawa, tempat mereka bertugas selama lebih dari seratus tahun. Lokomotif B25-01 juga masih dapat ditemukan di pintu masuk Museum Kereta api/Stasiun Ambarawa. Inilah satu-satunya jenis lokomotif uap bergerigi yang beroperasi di pulau Jawa. Di pulau Sumatera, ada beberapa saudara sepupu lokomotif ini yang jauh lebih besar, untuk menghela gerobak-gerobak pengangkut batubara, yaitu lokomotif D18 dan E10. Lokomotif ini memerlukan bahan bakar berupa potongan kayu jati untuk mendidihkan air yang akan menggerakkan piston-piston untuk menggerakkan rangkaian kereta api. Lokomotif B25 memiliki empat silinder, dua diantaranya hanya dipergunakan untuk menggerakkan roda gigi di tengah-tengahnya, untuk mendaki jalur bergigi dan menahan kecepatan kereta api saat menuruni turunan yang curam. Pada umumnya, orang Indonesia pasti pernah melihat salah satu dari lokomotif B25 ini. Selama beberapa tahun iklan suatu produk mie instant sempat menggunakan B25 sebagai bintangnya.Tak lupa, film produksi bersama Indonesia-belanda, “Oeroeng, menampilkan beberapa adegan di dipo lokomotif Ambarawa.

Lihat pula

Pranala luar