Teluk Dalam, Nias Selatan
Teluk Dalam adalah Ibukota Kabupaten Nias Selatan dan juga nama untuk sebuah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Indonesia.Kecamatan Teluk Dalam terletak diujung selatan Pulau Nias dan berbatsan langsung dengan Kecamatan Amandraya, dan Kecamatan Lahusa. Untuk mencapai Kota Teluk Dalam dapat ditempuh dengan perjalanan laut dari Sibolga selama 10-12 jam, dengan perjalanan udara dari Medan selama 1 jam dengan Pesawat udara ke Binaka, kabupaten Nias dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 3 jam.
Teluk Dalam | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Utara | ||||
Kabupaten | Nias Selatan | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | F. Sarumaha, Spd | ||||
Populasi | |||||
• Total | 76,750 jiwa (2.004) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 12.14.06 | ||||
Kode BPS | 1214030 | ||||
Luas | 490 km² | ||||
Desa/kelurahan | 38/1 | ||||
|
Kata Teluk Dalam diambil dari nama Teluk dibagian selatan Pulau Nias yang kemudian juga menjadi nama Kota, nama Kecamatan dan sekaligus menjadi Ibukota Kabupaten Nias Selatan. Dalam bahasa Nias Selatan, kota Teluk Dalam juga sering disebut sebagai Luahaziwara-wara yang artinya adalah tempat pertemuan seluruh penduduk Kecamatan Teluk Dalam setiap hari pekan dulunya.
Nenek moyang penduduk Teluk Dalam dipercaya datang dari Gomo dibagian tengah pulau Nias. Sejak dahulu dikenal ada 4 Ori/negeri yang merupakan kesatuan kecil dari beberapa kampung atau banua. Ori ini dapat dibedakan dari kedekatan wilayah, asal usul keturunan, persamaan marga, kesamaan lafal atau logat bahasa dan pembentukan kampung baru dari kampung asal. Nama-nama ori tersebut adalah :
Di Kecamatan Teluk Dalam terdapat marga-marga yang khas dan tidak ada di kecamatan lain di pulau Nias seperti :Fau/Wau, Dakhi, Sarumaha, Hondro, Duha, Zamili, Harita, Gaho, Ziraluo, Bazikho, Nehe, Manao, Zagoto, Waoma, Sihura, Maduwu, Zagoto, Nakhe, Bali, Haria, Bohalima, Harimao, Lature, Moho, Loi, Luahambowo, Gowasa, Gaurifa, Gohae, Gumano, Ganumba, Zalogo, Bawaulu, Saota, Gari, Ge'e, Hawa, dan lain lain.
Teluk Dalam mempunyai beberapa tempat yang menjadi obyek wisata, di antaranya pantai Sorake, pantai Lagundri dan Desa Bawömataluo yang mempunyai banyak rumah-rumah ada tradisional Nias berusia ratusan tahun.
Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan Teluk dalam. Hal ini dibuktikkan dengan masih banyaknya rumah-rumah tradisional di setiap desa. Omo Sebua (rumah raja) masih terdapat di beberapa desa seperti : Bawomatalou, Hilinawalo Fau, Onohondro, dan Hilinawalo Mazino.Di desa-desa lain tidak ada lagi rumah raja karena terjadi kebakaran yang menghanguskan semua rumah. Tradisi lompat batu, Fataele dan Maluaya (tari perang), Ho Ho, Mogaele, dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Penduduk Kecamatan Teluk Dalam Mayoratas beragama kristen (Protestan dan Katolik) dan sebagian kecil (1%) beragama Islam. Agama kristen Protestan di kecamatan Teluk Dalam sebagai mayoritas memiliki beberapa sekte diantaranya : BKPN (Banua Keriso Protestan) yang kantor pusatnya di Teluk Dalam, BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AFY (Angowuloa Fa'awosa kho Yesu), AMIN (Angowuloa Masehi Injili Nias), ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan), BNKP Raya, Gereja Bethany, HKBP, Gereja Methodist, Gereja Bala Keselamatan, GPdI, GBI, GKII, dan lain-lain. Umat Muslim memiliki 2 buah mesjid di Kelurahan Pasar Teluk Dalam (NU dan Muhammadiyah) dan 1 buah di desa Lagundri (NU).
Mata pencaharian penduduk Teluk Dalam adalah Petani, Nelayan,Tukang , Pedagang ,PNS, dll. Produk pertanian yang dihasilkan : Beras, Kelapa(Kopra), Karet, Kokoa(Coklat), dan buah-buhan. Kueni adalah salah satu produk andalan dimana kueni Teluk Dalam terkenal enak, harum dan tidak busuk. Hasil Laut yaitu : Ikan, Udang, Kepiting, Lobster, dll.
Pada 28 Maret 2005, Teluk Dalam dilanda gempa bumi besar yang menyebabkan korban jiwa dan rusaknya beberapa situs-situs kuno di sana.