Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie


Halaman pengalihan

Prof.Dr.B.J.Habibie (BJH) dilahirkan di Pare-Pare 25 Juni 1936. Ayahnya Alwi Abdul Jalil Habibie, putra Gorontalo, adalah Kepala kantor Pertanian di Sulawesi. Tahun 1974 BJH dipanggil oleh pak harto kembali ke Indonesia untuk membantu pembangunan negara. Padahal di Jerman beliau sudah menjabat sebagai wakil direktur sebuah perusahaan konstruksi pesawat. Namun karena kecintaan kepada nusa dan bangsa, beliau terpanggil untuk memberi sumbangsih bagi pembangunan negara. Tahun 1978 beliau diangkat sebagai menteri negara riset dan teknologi. Jabatan ini disandang sampai tahun 1998. Beliau membidani bahkan didaulat menjadi ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Sejumlah jabatan strategis dipercayakan negara kepada beliau seperti di BUMN (Dirut PT PAL, Dirut IPTN), di birokrasi (kepala BPPT,kepala BPIS), di perguruan tinggi (Guru besar ITB), sampai di partai politik (Koordinator dewan pembina Golkar).Dikarenakan pengalaman beliau yang cukup banyak dalam pemerintahan, maka fraksi-fraksi di MPR sepakat mencalonkan beliau sebagai calon wapres dalam Sidang Umum MPR tahun 1998. Belum genap 2 bulan menjadi wapres, beliau dilantik menjadi presiden RI ke-3, menggantikan pak harto, yang mengundurkan diri dari jabatannya karena tuntutan reformasi. Selama masa kepresidenannya, beliau mengambil sejumlah kebijakan yang pro reformasi, diantaranya kebebasan pers, pembebasan tapol/napol, kebebasan berpartai politik, pemilu yang jurdil, dan referendum di timor-timur yang menghasilkan opsi propinsi ke 27 Indonesia itu berdiri menjadi negara yang merdeka. Dalam sidang Umum MPR tahun 1999, pidato pertanggung jawabannya tidak diterima oleh sebagian besar anggota majelis.BJH pun memutuskan untuk tidak bersedia dicalonkan sebagai calon presiden dari partai Golkar.Namanya pun dicatat dan dikenang dalam sejarah RI, sebagai presiden masa transisi yang membawa Indonesia ke alam demokrasi.