Emma dari Lesum

Revisi sejak 5 April 2011 15.36 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara))

Emma dari Lesum atau Emma dari Stiepel (juga dikenal sebagai Hemma dan Imma) (tahun 975-980 – 3 Desember 1038) merupakan seorang istri pangeran yang dengan populer dihormati sebagai seorang santa atas jasanya yang baik; ia juga merupakan penghuni wanita pertama Bremen yang dikenal lewat nama.

Santa Emma dari Lesum
Berkas:Emma von Lesum.jpg
Santa Emma dari Lesum (kaca patri di Gereja St. John, Schnoor)
LahirAbad ke-11
wilayah adipati Sachsen
Meninggal3 Desember 1038
Lesum, sekarang Bremen-Burglesum
Dihormati diKatolik Roma
Tempat ziarahBiara Werden; Katedral Bremen
Pesta19 April or 3 Desember

Kehidupan

Emma dilahirkan ke dalam keluarga bangsawan di wilayah adipati Sachsen Immedinger, keturunan Widukind. Ia merupakan putri Pangeran Immed (atau Imad) dari keuskupan Utrecht dan juga, menurut Adam of Bremen, saudara perempuan Meinwerk, Uskup dari Paderborn. Ia menikahi Liudger, putra adipati Sachsen Hermann Billung dan saudara laki-laki Bernard I, Adipati Sachsen. Kaisar Otto III memberikan pasangan tersebut sebuah hadiah di tahun 1001 Pfalz atau palatium di dalam Stiepel (sekarang Bochum-Stiepel), dimana di tahun 1008 Emma membuat sebuah gereja di bangun untuk menghormati Santa Perawan Maria, yang kemudian menjadi sebuah tempat ziarah yang populer. Satu-satunya anak dari pernikahan adalah Imad, Uskup yang disucikan di Paderborn di tahun 1051.

Setelah kematian awal suaminya dengan pergi ke Rusia dan terjangkit penyakit aneh disana.[1]di tahun 1011, Emma mundur ke wilayah Lesum (sekarang Bremen-Burglesum) dan dengan peruntungannya dengan dermawan mendukung Katedral Bremen, dimana Unwan, Uskup Agung dari Bremen, kerabat lainnya, dan memberikan bagian gereja di Stiepel bersama dengan gerejanya. Ia digambarkan sebagai seorang dermawan gereja yang hebat, dan dengan pasti mendirikan sejumlah gereja di area Bremen, meskipun perhatian besarnya adalah untuk yang miskin.

Emma kemudian ditahbiskan sebagai seorang santa, meskipun tidak ada bukti bahwa ia secara resmi pernah dikanonisasikan. Ia dimakamkan di Katedral Bremen, dimana makamnya masih bisa dilihat pada abad ke-16. Makamnya adalah makam terbesar di antara makam-makam lainnya.

Terdapat kaca patrinya di dalam gereja Katolik Roma di St. John Schnoor di Bremen.

Kultus

Hari peringatannya jatuh pada tanggal 3 Desember atau 17 April, meskipun beberapa sumber mengatakan 19 April. Ketika makam itu dibuka, jenazahnya telah menjadi abu kecuali tangan kanannya (tangan yang memberikan hadiah). Pusaka tersebut ditempatkan di biara Santo Ludger di Werden.

 
"si Pincang" di kaki patung Roland di Bremen

Memberi nama

Di Bremen "Emmasee" (Danau Emma) dan sebuah café di taman utama dinamakan Emma, di samping jalan di dalam distrik Bremen-Burglesum dan Bremen-Schwachhausen.

Di dalam Bochum-Stiepel terdapat Gräfin-Imma-Strasse (Jalan istri Pangeran Emma), Gereja istri Pangeran Emma (Gräfin-Imma-Kirche), juga sebuah sekolah (Gräfin-Imma-Grundschule) dan taman kanak-kanak (Gräfin-Imma-Kindergarten), dinamakan sama sepertinya.

Catatan

  1. ^ It is sometimes stated that until the death of her husband she had a very sudden and violent temper that occasionally led her to commit physical violence

Sumber

  • Schwarzwälder, Herbert, 2003: Das Große Bremen-Lexikon. Edition Temmen. ISBN 3-86108-693-X

Pranala luar