Serat Darmagandhul

Revisi sejak 14 April 2011 03.24 oleh 114.79.16.129 (bicara) (Isi: Perubahan penjelasan tidak adanya misi Kristen karena prinsipnya beda)

Serat Darmagandhul adalah suatu karya Sastra Jawa Baru berbentuk puisi tembang macapat yang menceritakan jatuhnya Majapahit karena serbuan tentara Demak yang dibantu oleh Walisongo.

Penulis

Darmagandhul ditulis oleh Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa (atau sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata, sama dengan 16 Desember 1900). Sebagian ada yang berpendapat bahwa pengarang sesungguhnya adalah Ronggowarsito dengan nama samaran Kalamwadi, yang dalam bahasa Jawa dapat pula berarti kabar (kalam) yang dirahasiakan (wadi). Karya ini ditulis dalam bentuk dialog yang terjadi antara Ki Kalamwadi dan muridnya Darmagandhul. Namun teori itu mudah terbantah, karena Ronggowarsito telah meninggal 29 tahun sebelumnya.

Sebagian pihak[siapa?] menduga bahwa penulisan Serat Darmagandhul tak terlepas dari proyek orientalisme Belanda[butuh rujukan]. Hal itu didasarkan dari adanya pengaruh Kristen dalam karya sastra ini. Philip van Akheren menduga, pengarangnya adalah seorang Kristen bernama Ngabdullah Tunggul Wulung.[butuh rujukan] Namun, pihak lain membantah teori ini sebab Tunggul Wulung dikenal menghormati Islam. Sementara kitab ini penuh berisi ejekan dan hinaan terhadap Islam, dan banyak kesalahan dalam mengungkapkan fakta sejarah.

Isi

Dialog diawali dari pertanyaan Darmagandhul kepada gurunya mengenai kapan terjadinya perubahan agama di Jawa. Disebutkan bahwa Ki Kalamwadi kemudian memberikan keterangan-keterangan berdasarkan penjelasan dari gurunya, yang bernama Raden Budi. Cerita dan ajaran yang diuraikan oleh Ki Kalamwadi memuat berbagai hal; antara lain jatuhnya kerajaan Majapahit, berbagai peranan Walisongo dan tokoh-tokoh lainnya pada awal masa peralihan Majapahit-Demak, topik-topik dalam ajaran agama Islam, serta terjadinya benturan berbagai budaya baru dengan kepercayaan lokal masyarakat Jawa saat itu.

Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad yang telah ada sebelumnya. Kitab yang dimaksud adalah Babad Kadhiri yang ditulis pada tahun 1832 oleh Mas Ngabehi Purbawijaya dan Mas Ngabehi Mangunwijaya. GWJ. Drewes, seorang orientalis Belanda, mengungkapkan bahwa Babad Kadhiri menyediakan tema utama dan ide bagi penulisan Serat Darmagandul.

Sebagian orang menganggap bahwa serat ini adalah serat yang mengadung misi penginjilan nasrani walaupun sebagian lagi menentangnya. Karena serat ini memang menyerang agama Islam tetapi tidak ada misi Kristen karena kandungannya berbeda dengan misi Kristen. Serat tersebut lebih banyak mengungkap agama budi (kejawen jawa) yang memang menjadi panutan penduduk Majapahit yang didasarkan pada ajaran kasih baik yang berasal dari Hindu dan Budha (yang ajarannya identik dengan ajaran kasih Kristen).

Pembagian isi

Menurut versi KRT Tandhanagara[1], Suluk Darmagandhul memiliki 17 pupuh dalam 133 halaman, dengan perincian sebagai berikut:

Referensi

  1. ^ Tandhanagara, K.R.T., Surakarta, 1959. Carita Adêge Nagara Islam Ing Dêmak Bêdhahe Nagara Majapahit. "Sadu Budi", Sala.

Pranala luar