Karya Gereja

Revisi sejak 17 April 2011 03.14 oleh Erik Evrest (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Bisnis gereja''' ibarat memiliki holding company. Ada banyak lini bisnis yang bisa digarap. Tinggal pandai-pandainya pihak gereja menangkap peluang itu. Dalam ritual m...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bisnis gereja ibarat memiliki holding company. Ada banyak lini bisnis yang bisa digarap. Tinggal pandai-pandainya pihak gereja menangkap peluang itu. Dalam ritual misa, sebenarnya terbuka peluang bisnis yang cukup besar.

Bisnis ibadat

Dalam ibadat misa mutlak diperlukan roti tak beragi yang disebut hosti. Hosti asli dalam “perjamuan Terakhir” berupa adonan tepung gandum yang dibuat dengan lempengan selebar 20-30 cm, dengan ketebalan 2-3 cm yang dipanggang. Sementara anggur yang digunakan adalah anggur merah (red wine). Hosti dan anggur ini harus diproduksi secara benar oleh pihak yang berkompeten. Untuk gereja Katolik, jenisnya harus seragam.

Hosti banyak diproduksi oleh biara di Indonesia, sementara anggurnya harus diimpor dari Australia. Di sana kebun anggur itu dimiliki oleh Ordo Jesuit. Maka tak pelak lagi kebutuhan anggur misa di Indonesia dimonopoli oleh Jesuit. Jesuit adalah sekte terbesar di dunia. Sementara di Indonesia mereka di urutan kedua. Sekte terbesar di Indonesia adalah Serikat Sabda Allah (SVD).

Selain masalah hosti dan anggur, tempat misa juga bisa menjadi lahan bisnis. Kalangan Nasrani juga berkreasi dengan membuat Misa Jum’atan. Misa Jum’atan digelar juga di perkantoran, bahkan di hotel berbintang. Untuk menarik minat jemaat dan menghasilkan keuntungan, panitia mengundang para pengusaha kelas atas, artis dan tokoh-tokoh mereka. Dalam misa ini diadakan kolekte (persembahan).

Hasil uang kolekte misa hotel berbintang ini ternyata mampu menutup semua biaya dan sisanya masih sangat besar. Bahkan dalam perjalanan selanjutnya panitia misa akhirnya memasang tarif. Untuk kalangan Protestan, kegiatan seperti ini bahkan diselenggarakan secara massal di Senayan Jakarta. Untuk menarik massa, mereka memberi embel-embel ‘penyembuhan’.

Akomodasi

Ladang bisnis selanjutnya adalah akomodasi. Gereja biasanya membangun rumah, wisma, panti asuhan dan asrama untuk segmen bisnis ini. Untuk memfasilitasi jemaat yang akan melakukan retret (menyepi), di Kawasan Cisarua, Cipanas, dan Lembang banyak dibangun rumah retret. Di Jawa Tengah dibangun di daerah Bandungan, Yogyakarta di kawasan Kaliurang dan Kota Batu untuk wilayah Jawa Timur. Ada juga rumah retret yang menyatu dengan biara atau paroki, seperti Wisma KWI di Pondok Labu, Jakarta Selatan dan Wisma Canossa di Pondok Aren, Bintaro, Tangerang.

Bisnis rumat retret

Bisnis rumah retret ini mirip dengan bisnis hotel, dari kelas melati hingga bintang. Ada tarif atau paket tertentu. Akomodasi yang standar bintang, tarifnya lebih dari Rp. 500 ribu/orang per hari. Contohnya rumah retret Bukit Talita di Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Rumah retret ini juga bisa dipakai untuk rapat, raker, munas dan berbagai pelatihan.

Bisnis kesehatan

Bisnis di bidang kesehatan juga tak kalah menggiurkan. Salah satunya adalah rumah duka. Untuk kota-kota besar seperti Jakarta, profit bisnis ini sangatlah besar. Mulai dari memandikan dan merawat jenazah, peti mati, karangan bunga, mobil jenazah, rumah duka, hingga pemakaman, semua bisa diurus oleh lembaga bisnis ini. Jika jenazah itu dimakamkan di luar kota, keuntungannya akan lebih besar lagi. Karena akan ada jasa transportasi. Jika jenazah itu dikremasi, pundi keuntungan akan membesar lagi.

Bisnis tempat ziarah

Ziarah ke Gua Maria (devosi) akan menjadi lahan bisnis selanjutnya. Maklum, hasrat umat Katolik untuk berziarah sangatlah besar. Kegiatan devosi kepada Maria ini mencapai puncaknya ketika Bernadette Soubirous, gadis 14 tahun, pada 1858 diberi penampakan Santa Maria di gua Masabielle di Lourdes, Perancis Selatan, sebanyak 18 kali. Tahun 1917, penampakan Maria diyakini terjadi di Lisabon, Portugal. Bagi Perancis, devosi mampu mendatangkan devisa yang sangat besar. Kegiatan devosi dilakukan tiap bulan Mei dan Oktober, dengan pertimbangan utamanya bisnis bukan teologis.

Sementara di Indonesia, devosi dilakukan di Sendangsono yang berada di pegunungan Menoreh, Dusun Semanggung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta. Selain itu juga di Kerep, Ambarawa dan Puhsarang, Kediri, Jawa Timur.

Bisnis pertanian

Bidang pertanian juga menjadi bidang garapan bisnis gereja. Ada dua lembaga Katolik yang terkait dengan bisnis pertanian organik. Serikat Paguyuban Tani dan Nelayan – Hari pangan Sedunia (SPTN-HPS) yang berlokasi di Tegalgendu, Kotagede, Yogyakarta dan Yayasan Bina Sarana Bhakti (YBSB) di Cisarua, Bogor. Kedua lembaga ini berdiri sejak tahun 1980-an. YBSB aktif mempengaruhi petani sayuran di Puncak untuk mengembangkan sayuran organik guna memasok hotel berbintang di Jakarta.

Keuskupan, Keuskupan agung, Tarekat, juga Paroki banyak mempunyai kebun dan unit peternakan. Tarekat SVD di Flores mempunyai Kebun kelapa seluas 200 hektar di Pinggir Pantai, di Jalan raya Maumere, Larantuka. Tarekat para rahib O.C.S.O di Rawaseneng, Temanggung, Jawa Tengah mengelola kebun kopi robusta seluas 1500 hektar, peternakan babi dan sapi perah.

Bisnis pendidikan

Dalam bidang pendidikan, gereja juga mengelola sekolah dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Bahkan tidak sedikit sekolah Kristen dan Katolik yang menjadi favorit dan biayanya sangat mahal. Di jalan Ir. H. Juanda Jakarta, berdiri kompleks sekolah Santa Maria yang mengelola TK, SD, SMP dan SMK Pariwisata. Di tingkat perguruan tinggi, kampus-kampus Katolik memebuat asosiasi yang disebut Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK). Tercatat ada 15 Universitas Katolik yang bernaung dibawahnya.

Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) di Surakarta adalah lembaga pendidikan dan perusahaan filing cabinet yang dipunyai gereja. Tahun 2003, ATMI membuka cabang di Cikarang, Bekasi. Sementara Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) di Semarang mengadakan kegiatan pertukangan. Ordo Jesuit mempunyai Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) di Salatiga. Tidak jauh dari sana, di Kota Ungaran ada lahan dengan kegiatan Aksi Agraris Kanisius (AAK).

Bisnis percetakan

Kalangan gereja juga merambah bisnis media dan penerbitan. Ada tujuh penerbit milik gereja yang bernaung dibawah sekretariat bersama (seksama), yakni Kanisius di Yogyakarta, Dioma di Malang, Bina Tama di Surabaya, Nusa Indah di Ende, Bina Media di Medan, Obor dan Hidup di Jakarta. Selain itu ada tiga penerbit lagi di luar itu, Ledalero di Maumere, Cipta Loka Caraka di Jakarta dan Karmelit di Malang.

Bisnis politik

Bisnis terakhir adalah bisnis politik dan kekuasaan. Saat ini ada dua partai Kristen yang cukup besar, Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB) dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Melalui dua partai ini dan partai-partai sekuler lainnya, kepentingan Kristen di kancah politik diperjuangkan. Salah satu hasilnya, hampir 30% gubernur di Indonesia dari kalangan Kristen.

Referensi