Jalur trem lintas Jakarta

jalur kereta api di Indonesia
Revisi sejak 23 April 2011 11.35 oleh Erwin adji priatna (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|500xp|[[Trem uap di [[B...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Trem Batavia adalah sarana transportasi berupa Trem yang pernah ada di Batavia (Jakarta) pada tahun 1800-an.

Trem uap di Batavia

Sejarah

Dimulai dengan Trem kuda pada 1869. Buku ‘Kisah Betawi Tempo Doeloe: Robin Hood Betawi’ karya Alwi Shahab menyebut, trem kuda berupa kereta panjang yang memuat 40 penumpang.

Sesuai namanya, kereta tersebut ditarik tiga atau empat kuda. Sang kusir biasanya menggunakan terompet sebagai klakson. Trem kuda lewat lima menit sekali dan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00-20.00 dengan tarif 10 sen.

Pada 1881, keberadaan trem kuda digantikan Trem uap. Kereta tak lagi ditarik kuda melainkan lokomotif yang dijalankan dengan ketel uap. Rutenya pun lebih panjang yaitu dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Jalur trem bercabang di kawasan Harmoni. Selain ke arah Tanah Abang, jalur trem juga menjalar ke Jatinegara melintasi Pasar BaruGunung SahariKramatSalembaMatraman.

Sekitar 20 tahun kemudian, seiring perkembangan teknologi, trem uap pun tergeser oleh trem listrik. Namun, trem uap masih mengiringi kemunculan trem listrik hingga akhirnya dihapus pada 1933. Selama 27 tahun, trem listrik pun merajai jalanan Jakarta hingga akhirnya tergusur oleh bus-bus PPD.

Rute

Trem menjulur di tengah kota dengan stasiun di pintu gerbang Amsterdam, sekitar 100 meter dari Pasar Ikan. Rutenya ke arah selatan menuju Stadhuisplein (Taman Fatahillah) – Nieuwpoort Straat (Jalan Pintu Besar Utara dan Selatan) – Molenvliet West (Jalan Gajah Mada) – Harmoni – Pasar Tanah Abang.

Dari terminal di Pasar Tanah Abang perjalanan trem berlanjut menyusuri Kampung Lima Weg (Sarinah) – Tamarin Delaan (Jalan Wahid Hasyim) – Kebon Sirih – Kampung Baru (Jalan Cut Mutia) – Kali Pasir – Kramat – Pasar Baru – Wilhelmina Park (Istiqlal) – Rijswijk (Jalan Veteran) – Harmoni dan kembali ke Pasar Ikan.

Total panjang jalur trem yang ada 40 kilometer yang terbagi menjadi 6 lajur. Jalur utama yang melayani : Oud Batavia (Jalan Cengkeh, Jakarta Kota) hingga Meester Cornelis (Jatinegara) menempuh jarak 14 kilometer

Kelas

Jalur trem dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Kelas terakhir ini ditujukan bagi penduduk pribumi yang umumnya cuma berbentuk seperti back terbuka (jaman itu disebut pikolan), fasilitas ini dipergunakan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah buahan dan sebagainya. Rata rata penumpang biasanya terdiri dari kelas 1 sebanyak 15% sedang sisanya untuk kelas 2 dan 3.

Armada

Pada tahun 1937, jumlah armada yang dimiliki untuk melayani seluruh jalur adalah:

  • 42 trem penarik besar
  • 39 trem penarik kecil
  • 23 gerbong bak terbuka
  • 52 gerbong penumpang

Prefensi