Distorsi (musik)
Distorsi adalah perangkat elektronik yang mengubah bagaimana sebuah alat musik atau sumber audio lainnya ( efek ) yang digunakan pada gitar listrik, bass listrik, dan instrumen yang diamplifikasi lainnya seperti organ Hammond, synthesizer, harmonika, dan bahkan vokal yang menggunakan kliping elektronik sinyal.
Jenis yang paling halus adalah distorsi yang menambahkan ”kehangatan” pada nada asli, biasanya digunakan di blues elektrik. Sementara untuk tipe yang lebih ekstrem, suara bising dari fuzzbox tahun 1960 menampilkan suara yang ”menjerit”, ”menggigit” dan ”menggeretak” juga distorsi pedal trash-style dan distorsi hard-edged pada musik cadas seperti hardcore, punk, grunge dan metal pada akhir 1980-an. Sebuah fuzzbox mampu meningkatkan dan mengklip sinyal untuk mengubah gelombang sinus standar menjadi gelombang yang lebih dekat dengan gelombang persegi. Hal ini menyebabkan fuzzbox memberikan suara yang lebih terdistorsi dari distorstion atau overdrive. Fuzzbox juga cenderung memiliki frekuensi menengah-kebawah dibanding jenis distorsi lainnya. Distorsi dapat diproduksi dengan banyak komponen jalur sinyal instrumen, termasuk pedal efek, pra-amplifier, power amplifier, speaker atau software dan perangkat amplifier digital yang baru-baru ini muncul. Banyak musisi yang mengkombinasikan distorsi efek pedal gitar untuk mendapatkan ”ciri khas” mereka.
Penyuaraan Dengan Persamaan
Distorsi gitar rock diperoleh dan dibentuk pada berbagai titik dalam pemrosesan sinyal, termasuk beberapa tahapan, distorsi pre-amp, distorsi daya katup, output dan transformasi daya, dan distorsi gitar speaker. Sebagian besar karakter distorsi atau penyuaraan dikendalikan oleh kurva respon frekuensi sebelum dan setelah setiap tahap distorsi. Ketergantungan suara distorsi pada respon frekuensi dapat didengar dalam efek pedal wah, atau dengan menggunakan pedal EQ untuk mendukung suara bass atau komponen treble dari sinyal pickup gitar sebelum distorsi tahap pertama. Beberapa gitaris meletakan pedal equalizer setelah efek distorsi, untuk menekankan atau tidak-menekankan frekuensi yang berbeda dan menciptakan warna nada yang berbeda. Pengontrol suara amplifier gitar membentuk kekuatan katup suara distorsi yang berbeda jika kontrol nada ditetapkan untuk menekankan pada bass atau treble.
Jenis
Overdrive
Pedal jenis overdrive memberikan tekanan atau dorongan (boost) yang akan menekan amplifier sehingga menghasilkan distorsi . Overdrive adalah efek yang paling halus. Suara overdrive mensimulasikan suara tabung amplifier ketika suara tersebut berubah menjadi lebih keras. Hal tersebut memungkinkan pemain gitar untuk mendapatkan suara yang lebih panjang. Sebuah pedal overdrive adalah cara mudah untuk beralih di antara suara dengan cepat, dengan menekan tombol on dan off di antara suara overdrive dan suara bersih. Overdrive banyak digunakan oleh musisi rock, blues dan pop. [1]
Distortion
Distortion adalah efek yang paling dulu ada, memiliki suara yang lebih intens daripada overdrive dan bahkan menghilangkan suara asli gitar listrik lebih jauh. Distortion memliki tingkatan mempoduksi dan mempertahankan gain yang lebih tinggi. Distortion banyak digunakan oleh musisi hard rock, heavy metal, punk dan musik alternative (misalnya Nirvana, Iron Maiden dan Black Sabbath)
Fuzz
Fuzz adalah versi lebih ekstrem dari distortion. Pedal fuzz juga lebih besar dan kurang halus dibandingkan dengan overdrive dan distortion. Fuzz juga menambahkan banyak suara ekstra untuk gitar, sehingga pemain harus membiarkan senar yang sedang tidak dimainkan atau mereka akan mendapatkan suara feedback. Banyak ikon musik tahun 1960-an ( misalnya Jimi Hendrix ) menyukai pedal ini. [2]
Sejarah
Awal
Kemunculan distorsi pada awalnya merupakan suatu kebetulan. Pada tahun 1951, Sun Studio di Memphis, Willie Kizart, seorang gitaris, secara tidak sengaja menjatuhkan amplifiernya dan memecahkan speaker cone amplifier tersebut sehingga menimbulkan suara bising saat dimainkan. Distorsi tersebut didengar dalam lagu ”Rocket 88” yang oleh beberapa sejarahwan dianggap sebagai lagu rock n roll pertama. Contoh penting lainnya dalam penggunaan distorsi adalah Link Wray, yang tabung amplifiernya copot secara tidak sengaja dan justru menjadikannya suatu kebiasaan untuk mendapatkan distorsi untuk solonya. [3]
Perkembangan
Distorsi yang sebenarnya adalah suara ”kotor” dari suatu nada, banyak digunakan pada akhir tahun 1980-an. Salah satunya pada aliran musik grunge. Genre musik tersebut muncul dengan ciri khasnya yaitu distorsi yang sangat tebal pada gitar, kontras dinamika lagu, dan lirik lagu yang apatis. Grunge dikenal oleh banyak orang karena penampilan mereka yang tidak terpelihara dan perasaan ditolak oleh masyarakat. Salah satu band grunge yang sangat terkenal antara lain Nirvana. Band yang beranggotakan Kurt Cobain (vokal, gitar), Dave grohl (drum), Krist Novoselic (bass gitar) ini populer lewat single mereka smells like teen spirit pada awal 1990-an. Selain itu, distorsi juga banyak digunakan oleh band metal. Salah satunya adalah Iron Maiden, band heavy metal asal Leyton, Inggris, yang digawangi oleh Bruce Dickinson (vokal), Dave Murray (gitar), Adrian Smith (gitar, backing vokal), Janick Gers (gitar), Steve Harris (bass gitar), dan Nicko McBrain (drum). Selain genre heavy metal dan grunge, distorsi juga banyak digunakan oleh band punk.
Masa Kini
Bila dilihat berdasarkan sejarah, pengunaan distorsi seperti telah mengalami banyak perubahan makna dari awal kemunculannya. Pada saat pertama kali ditemukan, distorsi digunakan dengan tujuan agar suara yang dihasilkan memiliki nada yang khas. Namun, seiring berkembangnya waktu, pengunaan distorsi saat ini seringkali diidentikan dengan musik keras sebagai wujud dari kemarahan, perlawanan atau kebebasan karena banyaknya penggunaan distorsi pada genre musik punk, heavy metal, hard rock, dan grunge. Pada musik punk misalnya, punk yang identik dengan amarah, pandangan anti-otoritas, dan anti kesesuaian[4]
Referensi
- ^ "Teach yourself visually guitar". Diakses tanggal 2011-03-22.
- ^ "Jago Main Gitar Elektrik". Diakses tanggal 2011-03-22.
- ^ "Distortion (music)". Diakses tanggal 2011-03-22.
- ^ O'hara,Craig.1997. The Phylosophy of Punk. SA Press. Hal. 40&70