Norman Kamaru

mantan polisi dan konten kreator asal Indonesia

Norman Kamaru atau Oman (lahir 27 November 1985) adalah seorang anggota Brigade Mobil Daerah berpangkat Briptu. Namanya menjadi terkenal setelah video lip-syncnya yg menirukan lagu India berjudul Chaiyya Chaiyya tersebar di masyarakat. Video lip-syncnya yang berjudul Polisi Gorontalo Menggila dan berdurasi 6 menit 30 detik itu mampu membuat masyarakat yang melihatnya tertawa dan terhibur.

Norman Kamaru
Berkas:Norman Kamaru.jpg
Briptu Norman Kamaru
Lahir27 November 1985 (umur 38)
Gorontalo, Indonesia
PekerjaanBrigade Mobil

Keluarga

Norman Kamaru adalah anak pasangan Idris Kamaru dan Halimah Martinus. Ia paling bungsu di antara sembilan saudara. Karena posisinya dalam keluarga itu, ia kerap kali dimanja sang ibu, Halimah Martinus, yang berdarah Ambon dan kini tinggal di Jalan Pancawardana, Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.

Video

Briptu Norman mulai dikenal sejak rekaman video sinkronisasi gerak bibirnya (lip sync) yang berdurasi 6 menit 30 detik beredar luas. Dalam video itu, ia menyanyikan lagu India bertajuk "Dil Se" serta menggerakkan tubuh yang kemudian diunggah di situs Youtube.[1] Video rekaman itu dibuat untuk menghibur rekan kerjanya ketika ia menjalani tugas jaga di Pos Jaga Brimob Polda Gorontalo.[2]

Aksi Briptu Norman menuai pro dan kontra. Awalnya, Polri sempat akan memberikan sanksi karena Briptu Norman dinilai kurang menjaga kehormatan institusi Polri lantaran menggunakan seragam dinas dalam video tersebut, namun urung dilaksanakan karena kuatnya dukungan publik.[2] Hukuman yang diberikan akhirnya hanya sebatas menyanyi dan menari di depan rekannya.[2] Sebagian orang juga mempertanyakan apakah tingkah Norman pantas karena merokok saat bertugas dan menggunakan tindik di lidah.[3] Di sisi lain, Briptu Norman juga mendapat apresiasi. Norman dianggap humanis karena menghibur temannya dengan cara yang kreatif.[3] Universitas Bung Karno secara khusus memberikannya beasiswa kuliah Program Strata-1 Jurusan Hukum dan sebuah sepeda motor karena dianggap telah berjuang memberikan pencitraan baik kepolisian di mata masyarakat Indonesia.[4] Briptu Norman juga menjalani sejumlah roadshow yang bertujuan menciptakan citra polisi yang humanis sebagai pelayan sekaligus pengayom masyarakat.[5]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Damanik, Caroline dan Ingrid. 2011. Stop Eksploitasi Briptu Norman!. Kompas.com. Diakses 23 April 2011.
  2. ^ a b c Gatra, Sandro dan Latief. 2011. Norman, Niat Menghibur Malah Terkenal. Kompas.com. Diakses 23 April 2011
  3. ^ a b Gatra, Sandro dan Inggrid. 2011. Diapresiasi, Briptu Norman Tetap Ditegur. Kompas.com. Diakses 23 April 2011.
  4. ^ Wibowo, Ary, dan A. Wisnubrata. 2011. Briptu Norman: Saya Senang Menghibur. Kompas.com. Diakses 23 April 2011.
  5. ^ Maullana, Irfan, dan Eko Hendrawan Sofyan. 2011. Ada Misi di Balik Kepopuleran Briptu Norman. Kompas.com. Diakses 23 April 2011.

Pranala luar