Pengakuan Iman Schleitheim

Para reformator magisterial, seseorang yang bekerja sama dengan penguasa-penguasa duniawi, membaharui ajaran Gereja, tetapi banyak diantaranya hanya dibiarkan. [1] Mereka menyetujui pandangan Katolik Abad Pertengahan bahwa negara Kristen ideal adalah tempat semua warganya dibaptis sebagai anggota satu gereja dengan satu pengakuan iman. [1] Pengakuan ini secara tidak langsung mengatakan, bahwa yang tidak setuju akan dipaksa. [1] Idealisme ini dipertanyakan oleh beberapa reformator Protestan yang belum cukup radikal, mereka adalah kelompok Anabaptis. [1] Kedua pandangan ini menimbulkan konflik terbuka diZurich. [1]


Persoalan gereja negara dan baptisan anak yang menjadi penyebab perpecahan tersebut. Awalnya Zwingli menentang baptisan anak, tetapi ia kemudia beralih pendapat ketika ia menyadari bahwa baptisan anak perlu diadakan untuk mempertahankan gereja negara. [1] Sikap para radikal yang menentang baptisan anak semakin mengeras, dan sesudah 1525, setelah mengadakan perdebatang dengan Zwingli, mereka pun membaptis ulang pengikut-pengikutnya. [1] Melihat kondisi tersebut, Dewan Kota lalu mengusir orang-orang yang telah dibaptis ulang dan tahun berikutnya hukuman mati diberlakukan untuk pembaptisan ulang. [1]


Para Anabaptis menentang gereja Negara yang dipaksakan kepada semua orang. [1] Menurut mereka, iman Kristen itu bebas dan dianut atas kemauan sendiri, bukan dipaksakan. [1] Mereka berpendapat bahwa gereja itu seharusnya hanya terdiri dari orang-orang yang percaya sesungguhnya, murid-murid yang terikat pada tujuan bersama. [1]






Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.