Cyrillus
Cyrillus adalah lahir pada abad IX dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 862.[1] uskup Aleksandria yang menggantikan pamannya yaitu, Theophilus.[2] Ia memiliki pandangan bahwa Yesus Kristus bukan manusia yang didiami atau dipersatukan dengan Allah (Firman), melainkan Ia adalah Allah Firman yang telah menjadi manusia.[2] Doktrin yang diperjuangkan oleh Cyrillus mengenai inkarnasi penjelmaan Allah.[2] Uskup yang memerintah pada tahun 412 ini selain karena doktrin penjelmaan Allah, ia dikenal juga karena keterlibatannya dalam konflik dengan Nestorius, uskup Konstantinopel.[2] Perdebatan sengit itu terjadi setelah Cyrillus mendengar ungkapan Nestorius yang menyangkal bahwa perawan Maria adalah theotokos atau biasa dikenal sebagai ibu yang melahirkan Allah.[2] Selain itu, perbedaan lainnya juga terdapat pada inkarnasi Allah.[2] Nestoriua berpendapat bahwa Kristus adalah manusia yang dioersatukan dengan Firman, sedangkan Cyrillus menentang dengan mengatakan bahwa Kristus sendiri adalah Firman yang menjelma.[2] Mendengar hal ini, Cyrillus segera melayangkan surat pertamanya kepada Nestorius yang memaksa agar Nestorius dapat menerima thetokos.[2] Surat pertama gagal, dilanjutkan dengan surat kedua yang memerintah Nestorius agar ia mau menandatangani dua belas anathema (kutukan terhadap pernyataan-pernyataan Nestorius yang dianggap sesat oleh Cyrillus).[2] Namun, karena kedua surat ini ditolak oleh Nestorius, akhirnya ia dipecat oleh kaisar dalam Konsili Efesus.[2] Pertahanan Cyrillus akhirnya membuat ia dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan doktrin inkarnasi Allah.[2] Pada tahun 444, akhirnya Cyrillus meninggal dan posisinya segera digantikan oleh keponakannya, yaitu Dioscorus.[2]