Eutikes

seorang rahib di biara arkimandrit di Konstantinopel


Eutykhes adalah seorang rahib di biara arkimandrit di Konstantinopel.[1] Rahib Konstantinopel ini dikenal sebagai salah satu tokoh yang mendukung keilahian dan ketuhanan Kristus atau yang biasa disebut Monofisitisme.[1] [2] Ia mengajarkan bahwa Kristus hanya sehakikat dengan Allah dan bukan dengan manusia.[1] Ungkapan ini bukanlah ingin menyatakan bahwa Eutykhes menolak kemanusiaan Krisus, namun baginya kemanusiaan Kristus telah terserap oleh keilahian-Nya.[1] Atas pemikiran inilah, Eutykhes dituduh sebagai imam yang menyebarkan ajaran sesat. [3] Atas tuduhan inilah, kemudian Eutykhes dipanggil ke sinode yang dipimpin oleh Batrik Konstantinopel yaitu Flavianus.[1] Dalam sinode yang berlangsung tahun 448, di siniah pemikiran Eutykhes diselidiki.[1] Ajaran Eutykhes ini juga dikutuk oleh Leo Agung I yang ditulis dalam bukunya berjudul Tomus.[3] Atas ajaran yang dianggap sesat ini, Dioscorus, uskup Aleksandria tampil untuuk membela Eutykhes pada tahun 444.[3] Pembelaan uskup Aleksandria ini, membuat Eutykhes masih bertahan sampai Konsili Efesus 449.[3] Dalam sejarah Kristen, ajaran yang diajar oleh Eutykhes merupakan ajaran keempat dan terakhir dari zaman gereja purba yang membahas persoalan pribadi Kristus.[3]

pandangan tabiat Kristus menurut Eutykhes





  1. ^ a b c d e f Nico Syukur Dister. 2004. Teologi Sistematika: Allah Penyelamat (Kompendium Seluruh Cabang berakar Biblika dan Berbatang Patristika). Yogyakarta: Kanisius. Hlm.213-223.
  2. ^ Michael Collins&Matthew Price. 2006. The History of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas (terj). Yogyakarta: Kanisius. Hlm.62.
  3. ^ a b c d e Tony Lane. 2005. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.47-52.