Idealime adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18.[1] ia menerapkan istilan ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros.[1] Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas.[1] Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat.[1]

epistemologi

Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik.[1] Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.[1]

Pandangan beberapa filsuf

  • Fichte memakai nama idealisme subyektif, jadi pandangan-pandangan berasal dari subyek-subyek tertentu, dia menyandarkan keunggulan moral untuk sebuah etika manusia yang ideal.[1] Dia diduga sebagai pendiri idealisme di Jerman.[1]
  • Hegel mengangkat idealisme subyektif dan obyektif untuk menggambarkan tesis dan antitesis secara berturut-turut.[1] Hegel sendiri mengemukakan pandangannya sendiri yang disebut idealisme absolut sebagai sintesis yang lebih tinggi dibanding unsur yang membentuknya (tesis dan antitesis).[1]
  • Kant menyebut pandangannya dengan istilah idealisme transendental atau idealisme kritis.[1] Dalam alternatif ini isi pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya sendiri, dan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri.[1] Schelling telah menggunakan istilah idealisme transendental sebagai pengganti idealisme subyektif.[1]

Tokoh-tokoh lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer dan sebagainya.[1]

Dalam dunia sastra, terdapat aliran idealisme juga, misalnya sebuah cerita, di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.[2] Berdasarkan pesan-pesan itu, seseorang dapat menganalisis tentang pandangan penulis.[2] Idealisme yang dikemukakan terkait dengan tema cerita, misalnya tema yang berhubungan dengan cinta, perjuangan, dan pembangunan masa depan.[2] Ada dua bentuk idealisme: yaitu idealisme aktif, yaitu idealisme yang melahirkan insipirasi-inspirasi baru yang bisa dilakukan dalam realitas, sedangkan idealisme pasif adalah idealisme yang hanya semu, tidak pernah bisa diwujudkan, bersifat utopis saja.[2]


referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia)Lorens Bagus., Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
  2. ^ a b c d (Indonesia)Korie Layun Rampan., Aliran-alira Cerita Pendek, Jakarta: Balai Pustaka, 1999