Santo Servatius, yang sering kali namanya diperpendek menjadi Servas, adalah seorang misionaris Katolik dari Asia yang juga turut serta dalam kegiatan misi Katolik di Eropa Barat.[1][2] Sumber tertulis tertua tentang Santo Servatius berasal dari tangan Gregorius dari Tours yang pada abad keenam mengarang tentang berbagai tokoh gereja dan telah memperkenalkan Injil di wilayah Gallia.[2]

Patung St. Servatius di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah
Patung St. Servatius di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah

Servatius adalah uskup pertama Tongeren, ibukota Tungri, yang saat ini berada di wilayah Belgia.[3] Pada abad keempat, wilayah tersebut merupakan sebuah provinsi kekaisaran Romawi yang bernama Germania Secunda.[3] Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang Kristen dengan cepat mendapatkan tanah di wilayah tersebut. Pada tahun 311, Kaisar Galerius telah mengakhiri penganiayaan besarnya dan kaisar lainnya, yaitu Konstantinus Agung menjadi sangat disukai oleh Gereja.[3] Pada tahun 343, Servatius hadir di dalam Konsili Serdika.[3] Di dalam konsili tersebut Servatius bertemu dengan para pengikut Arius dari Alexandria yang menekankan Yesus Kristus sebagai manusia dan di pihak lain banyak pula yang menolak pandangan tersebut.[3] Konsili ini pun pada akhirnya mengalami kegagalan.[3]

Referensi

  1. ^ Lichtenberger, Frédéric, ed. (1881). Encyclopédie des sciences religieuses. 11. Sandoz et Fischbacher. hlm. 570. 
  2. ^ a b R. Kurris. 1996. Terpencil di Pinggiran Jakarta: Satu Abad Umat Katolik Betawi. Jakarta: Obor. hlm. 167-173.
  3. ^ a b c d e f http://www.livius.org/se-sg/servatius/servatius.html