Yamnia atau bisa juga disebut Yabneh atau Yavneh adalah sebuah kota di sebelah selatan Yope, tempat kumpulan guru-guru Yahudi.[1] Guru-guru Yahudi ini mengadakan pertemuan setelah 70 tahun Masehi.[1] Mereka menggantikan Sanhedrin namun tanpa sistem pemerintahan resmi.[1] Ada diusulkan bahwa kanon Perjanjian Lama Ibrani ditetapkan di sini, tetapi rupanya tidak mungkin.[1] Pertemuan Yamnia merupakan bagian penting dalam perkembangan Kitab Suci kita.[2] Bagaimanapun, para periode Yamnia sampai tahun 135 Masehi, ketika perlu adanya kesepakatan untuk menentukan sikap terhadap kehancuran Yerusalem dan Bait Allah serta pembangunan kembali Yudaisme yang baru dan sejati, kedudukan kitab-kitab seperti Yesus bin Sirakh dipersoalkan.[1] Pada abad pertama sesudah Masehi, para rabi berkumpul di Yamnia untuk membicarakan kitab-kitab mana yang harus dianggap kitab suci seperti Yehezkiel dan Kidung Agung.[3] Di tempat ini lah para rabi menentukan kitab-kitab yang masuk ke dalam kanon.[3]

Kota Yamnia.

Referensi

  1. ^ a b c d e W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 482.
  2. ^ Darmawijaya. 2009, Seluk Beluk Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 301.
  3. ^ a b H.H. Rowley. 2009, Atlas Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 10.