Cibanggala, Campakamulya, Cianjur

desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Revisi sejak 13 Mei 2011 02.36 oleh Deniwildan (bicara | kontrib) (http://pkbmcibanggala.blogspot.com/p/sejarah.html)


Cibanggala adalah desa di kecamatan Campaka Mulya, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.

Cibanggala
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenCianjur
KecamatanCampaka Mulya
Kode Kemendagri32.03.25.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk4925
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°4′53″S 107°12′45″E / 7.08139°S 107.21250°E / -7.08139; 107.21250

[dahulu campakamulya dikenal sebagai desa Cibanggala]dan sekarang berbahlah menjadi desa di salah satu kecamatan campakamulya, padahal orang lebih mengenal cibanggala dari pada campakamulya desa cibanggala memerlukan pemimpin yang legowo

syahdan pada Tahun 1813 terjadi krisis keluarga di Kerajaan Sukapura karena ulah sang raja yang akan kawin memadu seorang putri dari Keluarga Kerajaan Sumedang. dengan adanya ulah Sang Raja tersebut, maka salah saeorang dari lingkungan keluarga kerajaan yang tidak menyettujui maksud raja bernama Rd. Surasadana, dengan dibekali kebulatan hati dan penuh nekad beliau pergi meninggalkan Keraton Kerajaan Sukapura untuk berkelana tanpa tempat tujuan disertai ikrar untuk meninggalkan segala hubungan yang ada kaitannya dengan urusan kerajaan dan bertekad untuk menghilangkan kaitannya sebagai keturunan raja (bangsawan kerajaan) yaitu akan mengalihkan profesinya dari keturunan raja menjadi petani.

sehingga tujuan beliau adalah tempat yang cocok untuk dijadikan pertanian, setelah beberapa tahun lamanya Rd. Suradana berkelana dengan berpindah-pindah tempat akhirnya beliau sampailah di Daerah Cibanggala.

Setelah berada di Cibanggala, sesuai dengan niatnya Rd. Surasadana terus menyingsingkan lengan baju untuk memulai membuka tanah baru guna dujadikan sawah dan ladang. Segala Ilmu Pertanian yang dimilikinya dipraktekannya bersama-sama dengan masyarakat setempat. Meskipun pada waktu itu cara-cara mengolah tanah tidak seperti jaman modern sekarang, yaitu dengan berpindah-pindah lokasi dan tanpa adanya pengairan yang teratur namun meskipun mereka cara bertani sedemikian rupa, namun hasilnya cukup melimpah, maklum tanah yang baru digarap masih sangat subur dan jumlah penduduk yang masih sedikit.

Dengan adanya Rd. Surasadana sebagai pelopor pembaharuan di segala aspek kehidupan dengan hasil yang nyata, maka nama beliau telah dikenal luas oleh masyarakat disekitarnya. Rd Surasadana telah berhasil menciptakan suatu perubahan kehidupan masyarakat ke arah kemajuan di bidang pertanian khususnya dan di bidang kehidupan lain pada umumnya. Akhirnya timbullah keinginan masyarakat untuk lebih meningkatkan lagi keberhasilan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih maju secara terkoordinir dengan membentuk pemerintahan desa. Secara otomatis jelas Rd. Surasadana lah yang diangkat menjadi kepala Desa, hal ini dapat dipahami, sebab di samping beliau telah menunjukan kepemimpinannya yang berhasil, juga masyarakat telah mengetahui bahwa beliau itu adalah seorang keturunan bangsawan kerajaan.

Pada tanggal dan bulan yang tidak diperoleh keterangan yang jelas du Tahun 1835 seluruh masyarakat Cibanggala meresmikan Cibanggala sebagai Desa yang sekaligus menunjuk dan mengangkat Rd. Surasadan secara aklamasi sebagai kepala desa yang pertama.

PENGAMBILAN NAMA CIBANGGALA SEBAGAI NAMA DESA Cibanggala ditetapkan sebagai nama desa. Seperti yang telah diceritakan bahwa cara mengolah sawah pada waktu itu berbeda dengan cara sekarang waktu itu tiap musim swah yang diolah selalu berpindah tempat. Namun setelah diketemukannya sumber air yang dapat disalurkan dengan teratur, maka sistim penggarapan tersebut mulai ditingalkan.

Sungai Cibanggala lah (sungai kecil yang telah dikenal lama oleh masyarakat) yang sekarang menjadi sumber air pertama yang mereka temukan untuk mengairi sawah-sawah secara teratur di kawasan itu. Berkat air dari sungai Cibanggala yang dapat disalurkan secara teratur ke sawah-sawah, hasil pertanian semakin meningkat, sehingga hasilnya saja hanya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat setempat, tapi juga dapat dikirim ke luar daerah untuk dituka-tukarkan dengan segala kebutuhan lainnya.

Hakekatnya Allah SWT dengan disertai sareatnya Sungai Cibanggala telah mendatangkan kemakmuran penduduk setempat, maka desa yang pertama didirikan itu diberi nama Desa Cibanggala.

Urutan kepala desa dari Tahun 1835, adalah sbb: 1. Tahun 1835 – 1844 = R. Surasadana 2. Tahun 1844 – 1851 = Anggawiria 3. Tahun 1851 – 1876 = Raksamanggala (H. Durachman) 4. Tahun 1876 – 1896 = Sutadipura (H. Gopur) 5. Tahun 1896 – 1912 = Surya Wiria 6. Tahun 1912 – 1913 = Sutamanggal (H. Gojali) 7. Tahun 1913 – 1938 = H. Nawawi 8. Tahun 1938 – 1941 = Wijaya Brata 9. Tahun 1941 – 1949 = O. Surajaya 10. Tahun 1946 – 1949 = Hariwijaya (recomba) Penjajah 11. Tahun 1949 – 1957 = O. Hasanudin 12. Tahun 1957 – 1973 = H. Ach. Hasanudin 13. Tahun 1973 – 1976 = O. Mustopa (Cibanggala) 14. Tahun 1976 terjadi pemekeran desa Desa Campakawarna Tahun 1976 Amir Suhanda Tahun 1979/1980 dimekarkan menjadi 5 Desa 1. Desa Cibanggala M. Aehudin 2. Desa Campakawarna A. Suhanda 3. Desa Campakamulya M. Mustopa 4. Desa Sukabungah Z. Kosasih 5. Desa Sukasirna O. Mustopa sumber: [1]http://pkbmcibanggala.blogspot.com/p/sejarah.html

  1. ^ http://pkbmcibanggala.blogspot.com/p/sejarah.html