Perang Suksesi Austria
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari War_of_the_Austrian_Successsion di en.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Perang Suksesi Austria (1740-1748) melibatkan hampir seluruh kekuatan di Eropa, kecuali Persemakmuran Polandia-Lituania, Imperium Portugis, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang bermula dengan dalih bahwa Maria Theresa dari Austria tidak berhak meneruskan tahta Habsburg dari bapaknya, Charles VI, karena hukum melarang pewarisan tahta pada seorang perempuan, meskipun dalam kenyataan ini adalah sebuah alasan yang diberikan oleh Prussia dan Perancis untuk menantang Habsburg. Austria didukung oleh Kerajaan Britania Raya dan Republik Belanda, musuh bebuyutan Perancis, serta Kerajaan Sardinia dan Sachsen. Prussia dan Perancis bersekutu dengan Elektorat Bayern . Perang berakhir dengan ditandatanganinya Traktat Aix-la-Chapelle pada tahun 1748.
Perang Suksesi Austria | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pertempuran Fontenoy oleh Édouard Detaille. | |||||||
|
Latar Belakang
Pada tahun 1740, setelah kematian ayahnya, Charles VI, Maria Theresa meneruskannya sebagai Ratu Hongaria, Bohemia, Kroasia, Archduchess dari Austria, dan Duchess dari Parma. Bapaknya adalah seorang kaisar Romawi Suci, tapi Maria tidak bisa mendapatkan gelar itu, yang tidak pernah dipegang oleh seorang perempuan. rencananya adalah agar dia bisa mewarisi daerah kekuasaannya dan suaminya, Francis Stephen, terpilih menjadi Kaisar Romawi Suci. Masalah yang akan melibatkan seorang pemimpin perempuan Habsburg sudah lama diperkirakan, dan Charles VI sudah mempengaruhi kebanyakan daerah Jerman untuk menyetujui Sanksi Pragmatis 1713.
Masalah bermula ketika Raja Friedrich II dari Prussia melanggar Sanksi Pragmatis dan menyerang Silesia pada tanggal 16 Desember 1740, menggunakan traktat Brieg tahun 1537 yang menyatakan bahwa dinasti Hohenzollern dari Brandenburg mewarisi Kadipaten Brieg sebagai dalih. Maria Theresa, sebagai seorang perempuan, dianggap lemah, dan pemimpin-pemimpin lain (seperti Charles Albert dari Bayern) mengajukan diri bersaing mengklaim tahta sebagai pewaris laki-laki dengan dasar genealogis yang jelas untuk mewarisi kemuliaan dari gelar kekaisaran tersebut.
Daftar pustaka
- Reed Browning: The War of the Austrian Succession. New York: St Martin's Press, 1993 ISBN 0-312-09483-3 (Bibliography: pp.403-431)
Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.