Layanan jejaring sosial

platform online yang memfasilitasi pembangunan hubungan sosial

Situs jejaring sosial (bahasa Inggris: Social network sites) merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.[1] Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.[2]

Situs Jejaring sosial

Sejarah

Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. [3]

Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997.[1] Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. [1] Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. [1] Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh.[4] Dalam keanjutannya, friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain.[4] Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace.[1] Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. [1]

Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook.[1] Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya.[2] Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda.[1] Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow). [1]

Kelebihan

Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon.[5] Selain itu, dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat.[6]

Kelemahan

Kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun.[3] Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis.[3]. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini membuat anak muda tidak dapat tidak mengakses internet.[3]. Dalam kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan terganggunya privasi seseorang.[1][5]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j (Inggris) Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11.
  2. ^ a b Setiawan, Dirgayuza. 2008. Gaul Ala Facebook untuk Pemula. Jakarta: Media Kita. Hal 6-9.
  3. ^ a b c d (Inggris) Watkins, S.Craig. 2009. The Young and the Digital: What the Migration to Social Network Sites, Games, and Anytime, Anywhere Media Means for Our Future.'UK: Beacon Press. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Young" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ a b (Inggris) Lange, P. G. (2007). Publicly private and privately public: Social networking on YouTube. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 18.
  5. ^ a b Aleman, Anna M.Martinez & Wartman, Katherine Link. 2009. Online Social Networking on Campus: Understanding What Matters in Student Culture. Taylor & Francis. Hal 120-123.
  6. ^ Lin, Carolyn A. & Atkin, David A. 2002. Communication Technology and Society. Cresskill, NJ: Hampton Press, Inc. Hal 183.