Kabupaten Sinjai

kabupaten di Indonesia, di pulau Sulawesi


Kabupaten Sinjai adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sinjai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 250.000 jiwa.

Kabupaten Sinjai
Daerah tingkat II
Motto: 
Sinjai Bersatu
Peta
Peta
Kabupaten Sinjai di Sulawesi
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai
Peta
Kabupaten Sinjai di Indonesia
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai (Indonesia)
Koordinat: 5°11′57″S 120°09′16″E / 5.1993°S 120.1544°E / -5.1993; 120.1544
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
Tanggal berdiri20 Oktober 1959
Dasar hukumUU No. 29 Tahun 1959
Ibu kotaSinjai
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: -
  • Kelurahan: -
Pemerintahan
 • BupatiAndi Rudiyanto Asapa, SH
Luas
 • Total819,96 km2 (31,659 sq mi)
Populasi
 • Total250.000
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7307 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri73.07 Edit nilai pada Wikidata
APBD-
DAURp. 345.768.216.000,-
Situs webhttp://www.sinjaikab.go.id/ http://www.sinjai.go.id/

Visi & Misi

Visi

Sinjai Religius, Cerdas, Sehat dan Sejahtera 2013

Misi

  1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
  2. Meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
  3. Menigkatkan pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat.
  4. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang sehat melalui tata kelola pemerintahan yang baik.
  5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat berbasis kerakyatan yang berwawasan lingkungan.
  6. Meningkatkan infrastruktur perdesaan dan perkotaan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi daerah.
  7. Menegakkan Supremasi Hukum.

Ket : VISI MISI Tahun 2008-2013

Sejarah

Kabupaten Sinjai mempunyai nilai histories tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten yang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe. Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’ Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan. Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’E namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya "PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO" artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859 – 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jatuh ke tangan belanda. Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di suilawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa.Peristiwa ini terjadi tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolah dengan tegas. Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959. Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II Sinjai yang Pertama. Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 7 (tujuh) orang putra terbaik yakni dan saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudiyanto Asapa, SH, MH. Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah..............!!! [1]

Ekonomi

Pertanian

Pertanian yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat. Lada tumbuh hampir di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau Sembilan. Luas areal tanamnya mencapai 3.249 hektar dengan jumlah produksi 2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh hampir di semua kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektar dan hasil panen per tahun mencapai 2.129 ton. Sinjau mengkespor coklat-coklat ini ke Eropa.[2]

Kondisi geografis

Sinjai secara geografis terdiri atas dataran rendah di kecamatan Sinjai Utara, Tellu Limpoe dan Sinjai Timur. Selanjutnya daerah dataran tinggi dimulai dari Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Sinjai Selatan dan Sinjai Borong. Sedangkan kecamatan terunik adalah kecamatan Pulau Sembilan berupa hamparan 9 pulau yang berderet sampai mendekati Pulau Buton.

Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar. Posisi wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Bone (bagian Utara), Teluk. Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (di bagian Selatan) dan Kabupaten Gowa (di bagian Barat) .

Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada sekitar 819,96 km2 (81.996 ha).

Daftar Kecamatan

Secara administratif, Kabupaten Sinjai mencakup 9 (sembilan) kecamatan, 13 kelurahan dan 67 desa, yaitu:

  1. Kecamatan Sinjai Utara, 5 kelurahan
  2. Kecamatan Sinjai Timur, 1 kelurahan dan 12 desa
  3. Kecamatan Sinjai Tengah, 1 kelurahan dan 10 desa
  4. Kecamatan Sinjai Barat, 1 kelurahan dan 8 desa
  5. Kecamatan Sinjai Selatan, 1 kelurahan dan 10 desa
  6. Kecamatan Sinjai Borong, 1 kelurahan dan 7 desa
  7. Kecamatan Bulupoddo, 7 desa
  8. Kecamatan Tellu Limpoe, 1 kelurahan dan 10 desa
  9. Kecamatan Pulau Sembilan, 4 desa yang merupakan wilayah kepulauan

Referensi

  1. ^ Website Sinjai
  2. ^ Kalbu, Tyas Ing. "Kabupaten Sinjai: Saatnya Duduk Bersama Perbaiki Infrasturktrur". Kompas, 19 Maret 2009, halaman 39