Pembicaraan:Suku Karo
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Suku Karo. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Suku Karo" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Batak?
Artikel ini cukup bagus. Tetapi mengapa tidak membicarakan bahwa Suku Karo adalah salah satu suku Batak? Bahkan aksara Karo adalah salah satu varian Surat Batak. Meursault2004 10:36, 7 Januari 2006 (UTC)
Ada banyak versi yang memang mengatakan kalau Suku Karo itu berasal dari Suku Batak. Tapi banyak juga versi yang mengatakan bahwa tidaklah demikian, terutama bersumber dari penuturan orang tua-tua dulu. Seperti misalnya ada buku mengatakan bahwa Suku Karo itu berasal dari sekelompok orang (pasukan) yang dipimpin oleh seorang panglima dari Kerajaan India yang bertugas merebut daerah daerah baru, yang menimbang tanah di daerah asalnya dan hanya berhenti apabila tanah baru yang mereka taklukkan nanti memiliki kesamaan berat dan unsur seperti tanah asalnya. Atau juga ada tulisan yang menyatakan bahwa marga Sembiring merupakan orang pendatang asli dari India, berwarna gelap sehingga disebut Si Mbiring (Si Hitam) dan akhirnya bersatu dan menjadi satu marga dan masuk ke dalam klan suku karo. Itulah sebabnya mereka tetap memakai nama daerah asalnya sebagai marga, mis: Sembiring Brahmana, Depari, Colia, Meliala dsb. Thus, tanah Karo atau lebih tepatnya desa seberaya yang adalah kampung orang Sembiring dulu pernah menjadi pusat kebudayaan Hindu terbesar di Sumatera. Memang karena lokasi yang berdekatan akhirnya suku suku Batak banyak bercampur dan mengkategorikan dirinya sebagai serumpun, tapi apakah benar benar demikian? Hendrasembiring
- Terima kasih atas masukannya, namun ini merupakan legenda. Menurut literatur ilmiah tetap saja suku Karo merupakan bagian dari sukubangsa Batak. Meursault2004 09:25, 15 April 2006 (UTC.
Orang Karo.
Artikel diatas sangat berguna untuk mengetahui lebih dalam tentang suku Karo. Daerah orang Karo itu memang lebih luas dari batas batas kabupaten yang digariskan oleh pemerintah di jaman Belanda dan pemerintah Indonesia sekarang. Batas batas yang diciptakan oleh pemerintah pemerintah itu hanya berlatar-belakangkan pertimbangan administrasi, politik, keamananan serta ekonomi belaka. Fakta menunjukkan bahwa banyak orang Karo yang hidup dan tinggal didaerah daerah Kabupaten Deli Serdang, Dairi, Langkat, dan kabupaten kabupaten lainnya disekitar kota Medan sejak dahulu kala. Bahkan dikalangan orang Karo sendiri mereka ini dikenal sebagai orang Karojahe.
Istilah Karojahe mempunyai makna yang tersendiri. Orang orang Karojahe tinggal diluar daerah Kabupaten Karo sekarang. Pada umumnya mereka tinggal didaerah daerah kabupaten sekitar kota Medan. Tapi yang membuat mereka disebut Karojahe adalah karena seringkali mereka mereka ini telah dipengaruhi oleh kehidupan dan kebudayaan non-Karo. Mereka tidak bisa berbahasa Karo dengan baik. Mereka tidak menggunakan adat Karo yang semestinya dalam bertutur kata dan berinteraksi sesama orang Karo. Pada umumnya orang Karojahe tidak banyak menerapkan adat istiadat Karo. Mereka ini tidak dapat disalahkan. Keadaan ini terjadi karena mereka terdesak oleh pengaruh kebudayaan kebudayaan baru yang dibawa oleh para pendatang kedaerah mereka.
Penulis pernah bekerja menggali pasir di daerah Patumbak (1980), kira kira 15 km dari kota Medan yang termasuk Kabupaten Deli Serdang. Kami diantara pekerja sering bercakap cakap tentang banyak hal. Dari percakapan percakapan penulis dengan beberapa warga setempat penulis sempat tercengang mendengar keterangan mereka. Mengetahui penulis berasal dari orang Karo, mereka mengatakan bahwa sebenarnya mereka juga keturunan orang Karo. Ketika penulis menanyakan marga, seorang diantaranya berkata: " Kalau tidak salah Barus " jawabnya.Alangkah ironisnya. Begitu besarnya pengaruh kebudayaan luar itu sampai sampai marga sendiripun bisa lupa. Karena tinggal disekitar orang orang pendatang yang berbahasa lain, lambat laun mereka melupakan marga dan bahasa daerah asli mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka bukan pendatang didaerah tersebut. Mereka juga mengakui bahwa begitu banyak orang orang pendatang yang berdatangan kedaerah mereka untuk tingal dan menetap disitu.
Sewaktu penulis masih duduk dibangku sekolah di Sidikalang dan Kabanjahe, penulis mengetahui bahwa banyak anggota Kodim Sidikalang dan Kodim Tanah Karo mempunyai marga Karo tapi jarang malah tidak bisa berbahasa Karo samasekali. Banyak pula mereka itu berasal dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Binjai dan sekitarnya. Seorang bekas petinggi militer di Sidikalang yang bermarga Ginting hanya bisa berbahasa Karo sepenggal sepenggal. Anak seorang anggota CPM Kodim Sidikalang yang kebetulan teman sekolah penulis di Sidikalang tidak bisa berbahasa Karo samasekali. Kedua orang tua teman saya itu adalah orang Karo. Mereka berasal dari Kabupaten Deli Serdang. Karena masih kecil, penulis tidak bisa mengerti mengapa dia tidak bisa samasekali. Penulis juga berbahasa Melayu kalau diluar rumah, tapi saya banyak mendengar bahasa Karo dirumah dan mampu bekomunikasi seadanya dalam bahasa Karo. Tapi sekarang saya bisa mengerti bahwa banyak orang orang Karojahe itu yang tidak bisa berbahasa Karo sama sekali.
Menanggapi tulisan Sdr. Hendra Sembiring, penulis ingin menyampaikan sedikit pendapat bahwa orang Karo adalah penduduk asli daerah sepanjang Bukit Barisan Pulau Sumatera dan daerah daerah sekitar pegunungan Sumatera Utara dan Aceh. Keberadaan suku Karo terlepas dari adanya orang orang Karo yang bermarga Sembiring dengan submarga bernuansa India. Sebaliknya, keberadaan orang Karo bermarga Sembiring dengan latar belakang unsur unsur dari India (bila terbukti dan diterima secara umum), membuktikan bahwa adat istiadat Karo itu telah begitu tua dan berakar kuat dimasyarakat Karo sejak dahulu kala sehingga orang orang pendatang baru, dengan catatan berteknologi lebih tinggi karena mampu mengharungi lautan luas, harus dengan rela mengakui dan mengadaptasi adat dan tradisi itu demi suatu kehidupan yang harmonis dengan orang orang asli setempat.
Saya sependapat dengan tulisan tulisan yang dibaca oleh saudara Hendra Sembiring yang diantaranya bahwa banyak orang Karo bermarga Sembiring memiliki ciri tubuh yang sama dengan orang orang India. Ini mungkin terjadi karena memang mereka merupakan keturunan imigran dari India yang tinggal didaerah tersebut diatas. Oleh karena tuntutan adat-istiadat dan tradisi, mereka dinaturalisasi menjadi masyarakat Karo dengan marga Sembiring dan nama nama daerah asal mereka di India diambil sebagai submarga.
Bila dikemudian hari kelak kita dapat membuktikan bahwa ada orang Karo bermarga Sembiring yang leluhurnya berasal dari India, tidak berarti bahwa orang orang Karo lainnya juga berasal dari India. Orang Karo lainnya tetap merupakan orang Karo sebagai penduduk indegenous pegunungan pegunungan Sumatera Utara dan Aceh sekarang. Orang Karo asli akan masih mengakui marga Sembiring sebagai bagian dari orang Karo seperti yang telah mereka lakukan turun temurun. Marga Sembiring adalah bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Karo. Karena sudah dapat dipastikan para imigran dari India itu banyak memiliki keturunan yang dilahirkan oleh wanita wanita Karo setempat. Keturunan mereka itu adalah orang Karo juga adanya.
Oleh: Mangsi Gintings
Tanggapan: mgint0@uky.edu.com