Liturgi

istilah peribadatan dalam denominasi Umat Kristen
Revisi sejak 10 Juni 2011 08.24 oleh Wagino 20100516 (bicara | kontrib) (Menolak perubahan terakhir (oleh Daniel.susilo) dan mengembalikan revisi 4174020 oleh PT11Lesrohmawati: diragukan)

Liturgi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama. Kerja bersama ini mengandung makna peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih, dan pada umumnya istilah liturgi lebih banyak digunakan dalam tradisi umat Katolik. Kurang lebih dapat dibandingkan dengan rukun salat secara berjamaah baik pada hari-hari raya maupun hari Jumat dan shalat lima-waktu setiap hari pada umat Islam (lihat: Oxford Dictionary of World Religions, hal.582-3).

Uskup Perayaan Liturgi Divina dalam Greek Catholic Church di Prešov, Slovakia bagian timur.

Liturgi Dalam Gereja Katolik

Liturgi adalah kegiatan dari Kristus Paripurna, dalam bahasa Latin Christus totus, atau Kristus seluruhnya, yaitu Kristus di surga sebagai kepala dan seluruh jemaatNya yang masih ada di dunia, yaitu Gereja yang merupakan Tubuh Kristus, dalam korban pujian dan syukur kepada Allah.

Liturgi Sakramen-sakramen

Pertama-tama adalah Liturgi Sakramen-sakramen: baptis, krisma, ekaristi, pengakuan dosa, urapan orang sakit, tahbisan suci dan perkawinan; puncak dan sumber liturgi sakramen adalah Perayaan Ekaristi atau Misa. Konsili Vatikan II menyatakan: "Upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan perayaan seluruh Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yaitu umat kudus yang berhimpun bersama Uskup" (Sacrosanctum Concilium, no 26). Maka "Sebagai perayaan bersama dengan dihadiri banyak umat yang ikut serta secara aktif, harus ditandaskan, bahwa bentuk ini lebih diutamakan daripada ibadat perorangan yang bersifat pribadi" (Sacrosanctum Concilium, no 27).

Liturgi dirayakan dengan menggunakan pelbagai tanda dan lambang, baik yang berasal dari pengalaman manusia, tanda-tanda "Perjanjian" antara Allah dan umatNya, tanda-tanda yang diangkat oleh Kristus, dan tanda-tanda sakramental, yang semuanya merujuk pada keselamatan yang berasal dari Kristus, menggambarkan dan mencicipi di masa sekarang kemuliaan surga. Juga dengan menggunakan perkataan (terutama dalam Liturgi Sabda di mana Kitab Suci dibacakan dan direnungkan) dan Tindakan (terkait dengan masing-masing Sakramen: misalnya pembaptisan, pengurapan minyak, Liturgi Ekaristi, penumpangan tangan). Dengan nyanyian dan musik, dan gambar-gambar kudus, misalnya ikon.

Masa Liturgi

Sepanjang tahun Gereja merayakan karya keselamatan Allah dengan kenangan suci. Seminggu sekali pada hari Minggu, yang disehut Hari Tuhan. Sekali setahun Gereja merayakan kebangkitan Tuhan pada hari Paska, bersama-sama dengan sengsara dan wafatNya yang menyelamatkan. Sekali setahun Gereja merayakan kelahiran Tuhan (Natal). Kenangan-kenangan itu menjadi pedoman hidup setiap hari dengan corak tertentu. Maka ada Masa (Lingkaran) Liturgi yang berhubungan dengan Natal, ada Masa (Lingkaran) Liturgi yang berkaitan dengan Paskah, dan ada Masa Biasa. Seluruhnya diatur dengan lengkap dalam Tahun Liturgi, yang dimulai dengan Masa Adven, Masa Natal, Masa Biasa bagian I, Masa Prapaska, Masa Paska, dan Masa Biasa bagian II ditutup dengan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta.

Hari Tuhan

Hari Minggu adalah hari di mana umat berkumpul merayakan liturgi, "untuk mendengarkan Sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi, mengenangkan sengsara, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus, serta mengucap syukur kepada Allah" (Sacrosanctum Concilium no 106).

Peringatan Orang Kudus

Dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan para martir dan orang kudus sebagai perayaan Paska Tuhan di dalam mereka "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja memaparkan teladan mereka kepada umat beriman dalam menarik semua orang kepada Allah Bapa melalui Kristus, dan atas pahala-pahala yang diterima para martir dan orang kudus, Gereja memohon karunia-karunia dari Allah" (Sacrosanctum Concilium no 104).


Ibadat Harian (Horarium)

Ibadat Harian merupakan doa seluruh Gereja. Setiap orang ambil bagian di dalamnya sesuai dengan tempatnya di Gereja dan menurut status hidupnya: para imam, biarawan dan biarawati, dan awam menurut kemungkinan yang ada pada mereka. Ibadat Harian dapat dilakukan bersama atau secara perorangan. Ibadat Harian seakan-akan merupakan kelanjutan dari perayaan Ekaristi.

Ritus

Tata upacara atau ritus dalam perayaan liturgi yang berbeda-beda menunjukkan kekayaan misteri Kristus yang khas ditampilkan dalam tradisi liturgi yang beraneka ragam menurut wilayah geografis dan kebudayaan. Namun pada dasarnya ritus-ritus menunjukkan misteri keselamatann Kristus yang satu dan sama. Dengan demikian misteri Kristus disampaikan kepada semua bangsa dengan budaya dan bahasa mereka masing-masing.

Ritus atau Tradisi Liturgi yang sekarang digunakan adalah Ritus Latin (terutama Ritus Roma, ritus Ambrosius dan ritus ordo tertentu), Ritus Bizantin, Ritus Aleksandria atau Koptis, Ritus Siria, Ritus Armenia, Ritur Maronit dan Ritus Kaldea.

Liturgi dan Aneka Kebudayaan

Agar misteri keselamatan Kristus dapat disampaikan dan meresap pada setiap orang, maka perayaan liturgi harus sesuai dengan jiwa dan kebudayaan masing-masing bangsa (Sacrosanctum Concilium no 37-40). Namun harus diperhatikan kenyataan dalam liturgi bahwa ada bagian-bagian yang tetap, tidak berubah, karena berasal dari Allah, dan harus dilindungi Gereja (Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Vicesimus quintus annus, no. 16).

Referensi

  • Katekismus Gereja Katolik, no. 1066-1209
  • Konsili Vatikan II, Konstitusi Liturgi "Sacrosanctum Concilium"
  • Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Vicesimus Quintus Annus.

Pranala luar