Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro, lebih dikenal dengan singkatan UNDIP, adalah sebuah universitas di Jawa Tengah, Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 sebagai universitas swasta dan baru mendapat status perguruan tinggi negeri pada 1961. Kata Diponegoro diambil dari pahlawan nasional yang merupakan seorang pangeran dari Jawa Tengah yang mengobarkan semangat kemerdekaan dari tindakan kolonialisme Belanda di awal abad ke-18. Semangat ini turut menginspirasi pendirian UNDIP.
Terkait hubungan Indonesia dengan Malaysia yang memanas, pada Agustus 2009, rektor perguruan tinggi Susilo Wibowo menyatakan bahwa Universitas Diponegoro Semarang sudah berhenti menerima pelajar Malaysia bagi tahun akademik 2009-10. [1]
Fakultas
Universitas Diponegoro memiliki 10 fakultas:
Lokasi
Lokasi Universitas Diponegoro tersebar di beberapa lokasi di Kota Semarang dan Jepara dengan tanah seluas 2.009.862 m2 dengan perincian 7 lokasi kampus dan 1 lokasi perumahan dinas:
- Kampus Pleburan Semarang (Fakultas Non Eksakta (tidak termasuk Fakultas Ilmu Budaya dan Ekonomi, UPT Komputer, UPT Bahasa dan UPT MKU)
- Kampus Tembalang Semarang (Rektorat, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Lembaga Pengembangan Pendidikan, UPT Perpustakaan, UPT. Kemitraan dan Kewirausahaan, upt. Undip Press serta Fakultas Eksakta, namun saat ini Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ekonomi telah berada di kampus Tembalang)
- Kampus Jl. Kalisari Semarang (Laboratorium Fakultas Teknik)
- Kampus Jl. Ade Irma Suryani Jepara (Lab. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
- Kampus Mlonggo Jepara (Fakultas Kedokteran)
- Kampus Teluk Awur Jepara (Fakultas Ilmu Kelautan: Lab. Kelautan, Ruang Kuliah, Asrama, Perpustakaan, Rumah Dinas, Ruang Fasilitas Selam)
- Perumahan Dinas Kagok Semarang
Sejarah
Pendirian Universitas Diponegoro dirintis mulai pertengahan tahun 1956 diawali dengan pendirian Yayasan Universitas Semarang. Adapun tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang ialah Mr. Imam Bardjo, Mr. Soedarto, Mr. Dan Sulaiman dan Mr. Soesanto Kartoatmodjo.
Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal 9 Januari 1957. Mengingat usia yang masih sangat muda dengan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas maka saat itu baru dapat dibuka institusi-institusi pendidikan Akademi Administrasi Negara dengan Dekan pertama Mr. Goenawan Goetomo, Akademi Tata Niaga dengan Dekan pertama Drs. Tjioe Sien Kiong, Akademi Teknik yang kemudian menjadi Fakultas Teknik dengan Dekan pertama Prof. Ir. Soemarman.
Pada upacara Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960 Presiden R.I. Dr. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi UNIVERSITAS DIPONEGORO, sebagai, penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasi dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Universitas Diponegoro. Pada waktu itu fakutas-fakutas yang telah berdiri adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat; Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan.
Universitas Diponegoro disenaraikan sebagai 100 Universitas terbaik di Asia ini sejak tahun 1980-an, dan menjalin kerjasama dengan 12 Universitas di Malaysia. [2]
Sumber daya manusia
Saat ini, UNDIP didukung oleh sumber daya manusia yang cukup bermutu. Pada September 1998, UNDIP telah memiliki 1750 staf akademik dan 1065 staf administratif. Pada akhir September 1998, jumlah mahasiswa terdaftar adalah 24.424. Rasio pengajar dibanding mahasiswa ada di dalam angka ideal 1 : 14. Angka ini tidak termasuk dosen lepas dan paruh waktu. UNDIP menawarkan banyak jurusan. Di dalam total 10 fakultas, terdapat 21 jurusan dan 68 program studi yang relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar kampus. Dengan SDM yang potensial kini UNDIP berada di jajaran universitas ternama di Indonesia bahkan di tingkat dunia (versi Asiaweek dan THES UK)
Unit Kegiatan Mahasiswa
LPM Hayamwuruk
LPM Hayamwuruk adalah Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Berdiri pada 16 Maret 1983. Kali pertama bernama MUTASI, tahun 1985 berganti nama menjadi Hayamwuruk. Mengelola majalah Hayamwuruk, Newsletter Hawe Pos dan juga situs berita online.
Meskipun secara struktural berada di bawah dekanat, organisasi ini mampu menyajikan informasi secara kredibel dan berimbang. Untuk penerbitan, LPM Hayamwuruk tidak menerima bantuan dari dekanat maupun rektorat. Sumber dana penerbitan berasal dari dana kemahasiswaan. Dana dari fakultas (DIPA) digunakan untuk mendukung kegiatan nonpenerbitan.
1997, LPM Hayamwuruk mendapat ISAI Award, anugrah dari ISAI (Institut Arus Stusi Informasi) sebagai pemenang pertama pers alternatif terbaik tahun 1997 diikuti majalah mahasiswa Balairung (UGM) dan koran kampus Warta Ubaya (IKIP Surabaya, sekarang jadi Universitas Negeri Surabaya).
Di awal Januari 2005 LPM Hayamwuruk mengadakan Workshop Jurnalisme Sastrawi Pers Mahasiswa se-Indonesia yang diikuti 30 pengelola pers mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang telah diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan beasiswa mengikuti pelatihan selama seminggu di hotel Dibya Puri. Kegiatan ini didukung Yayasan Tifa sebagai penyandang dana, Yayasan Pantau yang mengirimkan istruktur, ISAI . Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini didirikan komunitas diskusi jurnalisme sastrawi.
LPM Manunggal
LPM Manunggal Universitas Diponegoro adalah Lembaga Pers yang tertua, berdiri pada Agustus 1980.
UKM TEATER DIPONEGORO
Teater Diponegoro lahir pada tanggal 2 Oktober 1997 atas prakarsa dari tiga unit teater fakultas Universitas Diponegoro yang telah membentuk Tim 6 yang terdiri dari 2 orang anggota teater EMKA (Fak. Sastra), 2 orang anggota teater BUIH (Fak. Ekonomi),dan 2 orang anggota teater TEMIS (Fak. Hukum). Nama teater Diponegoro diambil dari nama Universitas Diponegoro. Nama Diponegoro dijadikan sebagai nama teater karena selain mengandung nilai filosofis dari sejarah perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia kita mengenal tokoh Diponegoro yang walau dibesarkan di lingkunag keraton, beliau masih mempunyai kepedulian dan semangat juang yang tinggi untuk membela bangsanya yang tertindas oleh bangsa penjajah pada masa itu.
Alasan mendasar dibentuknya teater Diponegoro adalah untuk memberikan wadah kesenian, khususnya teater, kepada mahasiswa-mahasiswa Undip yang memiliki minat dan bakat pada seni teater. Selain sering sibuk latihan dasar teater dan penggarapan naskah, Karya Karya-karya yang pernah diproduksi / dipentaskan oleh teater Diponegoro diantaranya, Gayor, karya & sutradara Catur Pragolapati, tahun 2002, Senti Perekwati, tahun, 2003, Madu Suamiku, karya Abdul Rahman, sutradara Asti Pradiajayanti, tahun 2003, Manusia Adimanusia, karya Bernard Shaw, sutradara Adieets Kaliksanan, tahun 2004, Waiting For Godot, karya Samuel Beckett, sutradara Rintulebda A. Kaloka, tahun 2005, RNF, karya & sutradara Tangguh Asrondi, tahun 2006, ROH, karya Wisran Hadi, sutradara Antoni C. Kharismawan, tahun 2006, Monolog Diesnonia tahun 2008 sutradara Rintulebda A. Kaloka, Kotakotakotak Karya Gema Yudha tahun 2009, Perempuan Tak bersayap Sutradara Basirun Prasetiyo tahun 2011.
Resimen Mahasiswa Satuan 901/PD
Program WALAWA (Mahasiswa Wajib Latih) pada tahun 1974 dibubarkan. Dan pada tahun 1975 Menwa dibentuk ulang berdasar SKB 3 Menteri Nomor: 247 Tahun 1975 tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa Dalam Rangka Mengikutsertakan Rakyat Dalam Pembelaan Negara,dimana keanggotaan Menwa adalah mahasiswa yang telah lulus pendidikan Menwa (latihan dasar kemiliteran) dan Alumni Walawa. Komandan pertama Menwa Undip adalah Madiono (Drs. Madiono, SH - mantan Rektor Universitas Pandanaran) dan komandan kedua adalah Muladi (Prof. Dr. H. Muladi, SH - mantan Rektor Undip. Pada masa setelah reformasi pembinaan Resimen Mahasiswa diatur SKB 3 Menteri tanggal 11 Oktober 2000.
Para anggota Menwa dilatih untuk menjadi generasi pemikir dan pejuang, segi positif menjadi anggota Menwa adalah dapat memperoleh berbagai Pendidikan kebela negaraan, pergaulan yang luas antar sesama anggota Menwa se Indonesia.
Jenis Pendidikan dan Latihan Di Menwa Sat 901/PD yaitu:
- Pra Pendidikan Dasar di Tembalang dan Bantir
- Pendidikan Dasar Menwa di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
- Kursus Kader Pelaksana di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
- Kursus Kader Pemimpin di PUSDIKTER Bandung
- Pendidikan Khusus dan Latihan lainnya, diantaranya : Pendidikan SAR ,Gladi Provost Menwa, Latihan Kepemimpinan Putri Menwa, Latsitarda Nusantara (sejenis KKN gabungan antara mahasiswa dan Taruna Akademi TNI serta Akademi Kepolisian).
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Undip
- (Indonesia) Fakultas Teknik Undip
- (Indonesia) Menwa Undip
- (Indonesia) [1]