Calon Bini (seri televisi)
Calon Bini adalah sinetron Indonesia yang diproduksi oleh Screen Play Oroduction. Ditayangkan yang tayang setiap hari di SCTV.
Calon Bini | |
---|---|
Berkas:Calon Bini.jpg | |
Pembuat | Screen Play Production |
Lagu pembuka | Jadilah Pacarku - Project Pop |
Lagu penutup | Jadilah Pacarku - Project Pop |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Jmlh. musim | 1 |
Produksi | |
Lokasi produksi | Jakarta |
Durasi | 60 menit |
Rilis asli | |
Jaringan | SCTV |
Format gambar | Standard Definition Television (SDTV) |
Rilis | 20 Juni 2011 – kini |
Pemain
- Akbar - Vino Bastian
- Nurlela - Marsha Timothy
- Jamal - Dian Sidik
- Udin - Sualudin
- Anjar - Kris Anjar
- Eko - Eko Mulyadi
- Nenek Udin - MpokNori
- Ayah Nurlela - Otis Pamutih
- Ayah Jamal - Harry de Fretes
- Ibu Akbar - Ferina Widodo
Sinopsis
Nurlela adalah bunga desa. Meskipun tomboy dan jahil, wanita cantik ini pintar dan bisa memasak. Dalam keseharian, Nurlela bekerja di sebuah perusahaan MLM yang berlokasi di dekat rumahnya. Sementara itu adalah Akbar yang baru saja pindah ke kampung Betawi bersama ibundanya. Seperti Nurlela, Akbar pun bekerja di perusahan MLM. Dari awal, Akbar sudah menaruh hati pada Nurlela. Namun pemuda itu merasa minder sebab Nurlela memiliki banyak penggemar. Akbar yang pemalu dan polos merasa kalau Nurlela pun belum tentu menyukainya.
Sebaliknya, ibunda Akbar yang bernama Siti sangat bernafsu menjodohkan Akbar dengan Nurlela, sekaligus memaksa Akbar agar terus mendekati Nurlela yang menurut Siti adalah calon menantu yang sempurna. Di sisi lain, penggemar Nurlela berasal dari semua kalangan mulai dari Jamal, anak bos MLM, trio Anjar, Eko, dan Udin, pemuda-pemuda Betawi yang bekerja di perusahaan MLM, Bono putra Pak Zainal yang merupakan pemilik kontrakan Akbar, serta nyaris semua pemuda dan kakek-kakek di kampung Nurlela.
Pak Rojak, ayah Nurlela, menyadari potensi sang anak. Dasar tamak dan haus akan uang, Pak Rojak melihat ada kesempatan untuk menjerat orang-orang yang menurut dia tajir untuk dijadikan menantu. Dan orang-orang yang lulus seleksi itu adalah Bono, pemuda yang rada bloon, dan Jamal yang merasa dirinya orang paling kaya dan paling keren sedunia.
Nurlela yang kesal dengan ulah Pak Rojak tentu saja kerap bertengkar dengan sang ayah yang matre. Tidak hanya sekali Nurlela mengatakan bahwa dia tidak mau dijodohkan. Namun Pak Rojak tetap pada prinsipnya, lebih memilih menantu kaya.
Di bagian lain, Akbar mulai mendapat kesulitan menjual barang-barang aneh dari perusahaannya seperti bra infra merah, wig yang dapat memijat kulit kepala, serta berbagai benda aneh lainnya. Akibatnya Akbar kerap dimarahi Pak Salman, bos MLM yang terkenal sebagai orang terpelit di dunia.
Bagi Pak Salman, segala hal harus bisa dihemat sehingga pria itu semakin kaya. Ayah Jamal itu juga tidak peduli dengan kondisi di lapangan, dan terus menerus memberi Akbar tugas penjualan yang mustahil. Akbar tidak mengajukan protes karena Pak Salman pernah membandingkan dirinya yang bergelar sarjana, namun kalah dengan Nurlela.
Selain bermasalah dengan Pak Salman dan Jamal, Akbar pun kerap menjadi bulan-bulanan trio Anjar, Eko, dan Udin. Ketiga orang ini bersahabat sekaligus cinta mati kepada Nurlela. Uniknya, persahabatan mereka secepat kilat akan berakhir manakala sedang menggebet Nurlela. Mereka akan kembali bekerja sama saat mengerjai Akbar.
Tidak hanya itu, Akbar juga bermasalah dengan Zainal, pemilik kontrakan yang sangat galak. Sebagai orang yang baru pindah dan baru saja bekerja, Akbar belum memiliki uang untuk membayar kontrakan. Namun Akbar menyembunyikan rapat-rapat masalah ini dari Siti. Zainal mengancam akan mengusir Akbar dan Siti apabila pria itu tidak membayar uang kontrakan.
Kini Akbar dikepung masalah kantor dan rumah kontrakan. Namun di tengah kebingungan itu, Akbar malah berbuat ceroboh. Kepada Pak Salman, Jamal, dan Zainal, Akbar menjanjikan penjualan sebesar 150 persen serta membayar uang kontrakan dua kali lipat. Pak Salman dan Jamal sangat yakin kalau Akbar tidak akan bisa memenuhi janjinya.
Dengan senang hati, Pak Salman dan Jamal menunggu saat yang tepat untuk memecat Akbar. Di lain pihak, Akbar berpacu dengan waktu untuk memenuhi janjinya. Pria itu memutar otak untuk mendapatkan penjualan 150 persen dan membayar sewa kontrakan dua kali lipat dalam waktu singkat.