Paya
Paya atau disebut juga paya-paya adalah sejenis lahan basah yang terbentuk dari lapangan yang sering atau selalu tergenang oleh air[1]. Paya adalah rawa dangkal yang terutama ditumbuhi oleh rerumputan seperti wlingi, mendong, gelagah, atau terna sejenis bakung, teratai dan sebangsanya. Terkadang ada, namun jarang, adalah tumbuhan berkayu yang lambat tumbuh. Lingkungan paya mungkin digenangi oleh air tawar, payau atau asin.
Paya bisa jadi merupakan bagian dari ekosistem yang lebih besar, seperti mangrove atau hutan rawa gambut. Atau, merupakan wilayah ekoton (peralihan) antara danau, sungai dan hutan rawa air tawar.
Wilayah yang berpaya-paya ini seringkali kaya akan jenis-jenis ikan, sehingga menjadi habitat yang penting bagi pelbagai margasatwa, terutama burung-burung merandai, bebek liar serta angsa liar. Juga berjenis-jenis buaya dan reptil lainnya seperti ular sanca dan anakonda.
Peruraian (dekomposisi) bagian-bagian tumbuhan yang tenggelam ke dasar paya menghasilkan gas rawa, yang kadang-kadang terbakar dengan sendirinya dan menimbulkan api misterius; suatu fenomena yang di negara-negara Barat kerap dihubungkan dengan keberadaan jin atau hantu perairan/hutan yang dinamai Will o' the wisp, Jack-o'-lantern, atau sprite.