Gereja-Gereja Katolik Timur

denominasi Kristen

Istilah Ritus Timur dapat mengacu kepada ritus liturgi yang digunakan oleh banyak Gereja Kristen kuno di Eropa Timur, Timur Tengah, dan India yang, meskipun merupakan bagian dari Gereja Katolik, berbeda dengan ritus Latin atau Gereja Barat. Istilah ini dapat pula mengacu kepada gereja-gereja tertentu, yang dikenal sebagai Gereja Katolik Timur.

Katolik Timur dan Katolik Barat (Latin)

Kita harus berhati-hati dalam membedakan antara kedua makna dari kata "ritus". Kata pertama, ritus liturgi Bizantium digunakan oleh berbagai Gereja atau Ritus Timur. Di pihak lain, Gereja Barat atau Ritus Latin (dalam pengertian gereja tertentu), lebih dari satu ritus liturgis Latin yang telah dan masih digunakan. Ritus-ritus itu antara lain adalah ritus Ambrosia dan ritus Mozarabik, selain ritus Roma sendiri. Lebih jauh, sebagian orang menggunakan istilah "ritus" (dalam pengertian liturgisnya) untuk merujuk kepada suatu bentuk ritus Roma yang lebih awal, dan menyebutnya "ritus Trente".

Sebagian orang menggunakan istilah Katolik Roma untuk merujuk kepada Katolik Ritus Latin, dan Gereja Katolik Roma untuk merujuk kepada Gereja Katolik Latin (yang, seperti yang telah dikatakan di atas, tidak hanya menggunakan ritus liturgis Roma tetapi juga yang lainnya, seperti Ambrosia dan Mozarabik). Bila Katolik Roma digunakan dalam pengertian ini, maka umat Katolik Timur bukanlah "Katolik Roma", dan Gereja-gereja Katolik Timur bukanlah bagian dari "Gereja Katolik Roma". Namun, sebutan "Katolik Roma" juga digunakan untuk seluruh "Gereja Katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan oleh para uskup yang berkomuni dengannya" (Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, 8), suatu penggunaan yang ditemukan, misalnya, dalam dokumen-dokumen tentang dialog antara Gereja Katolik sebagai keseluruhan dan Gereja-gereja Kristen dan komunitas-komunitas gerejawi lainnya. Konsili Vatikan I pun mengacu kepada seluruh Gereja Katolik sebagai "Gereja Roma yang Kudus, Katolik, dan Rasuli" (Sesi III, Konstitusi Dogmatis de fide catholica), karena posisi sentral dari Uskup Roma.

Kebanyakan Gereja Katolik Timur muncul ketika sebuah kelompok dalam Gereja Kristen kuno yang tidak sependapat dengan Roma memilih untuk masuk ke dalam komuni penuh dengan takhta itu. Namun, Gereja Maronit membanggakan dirinya karena tidak pernah terpisahkan dari Roma, dan tidak mempunyai padanan Gereja Ortodoks yang tidak berkomuni dengan Paus. Karena itu tidaklah tepat bila Gereja ini disebut Gereja "Uniat". Gereja Siro-Malabar pun dapat membuat klaim yang serupa.

Semua orang Katolik takluk kepada uskup dari eparkhi atau diosis mereka masing-masing. Mereka pun takluk langsung kepada Paus, sebagaimana dinyatakan dalam kanon 43 dari Kitab Kanon Gereja-gereja Timur dan kanon 331 dari Kitab Hukum Kanon. Kebanyakan orang Katolik Timur juga secara langsung takluk kepada seorang patriarkh, uskup agung besar, atau metropolitan yang mempunyai wibawa atas semua uskup dan seluruh umat dari ritusnya atau dari Gereja tertentu (kanon 56 dan 151 dari Kitab Kanon Gereja-gereja Timur).

Para patriarkh dan uskup agung besar ini memperoleh gelarnya dari takhta Alexandria (Koptik), Antiokhia (Suriah, Melkit, Maronit), Babilonia (Khaldea), Kilikia (Armenia), Kiev-Halych (Ukrainia), Ernakulam-Angamali (Malabar), Trivandrum (Siro-Malankara), dan Făgăraş-Alba Iulia (Rumania).

(Di lingkungan Gereja Latin, dikenal gelar Patriarkh dari Yerusalem, Lisabon, Venezia, Hindia Timur dan Hindia Barat. Semuanya, kecuali yang pertama – Patriarkh Latin dari Yerusalem – hanyalah sekadar gelar-gelar kehormatan, dan kini sudah tidak digunakan lagi. Mereka tidak relevan bagi topik pembahasan artikel ini.)

Gereja Katolik Timur berada dalam komuni penuh di dalam iman dan mengakui otoritas takhta Roma, namun mereka mempertahankan upacara liturgis mereka yang khas, hukum-hukum dan kebiasaan, serta devosi tradisional mereka. Istilah yang mereka gunakan pun dapat berbeda-beda, misalnya: "diosis" dan "eparkhi", "vikaris jenderal" dan "protosinselus", "penguatan" dan "krisma" adalah istilah-istilah yang digunakan masing-masing di Barat dan di Timur untuk hal-hal yang sama. Kehidupan selibat tidak diwajibkan untuk para imam Katolik Timur, kecuali untuk para uskup mereka, namun hal ini dipraktikkan oleh banyak imam mereka, khususnya mereka yang hidup sesuai dengan tradisi biara. Mereka yang ingin menikah harus melakukannya sebelum mereka ditahbiskan, bukan sesudahnya. Sakramen baptisan dan krisma dilayankan menurut tradisi kuno Gereja, yaitu krisma dilakukan langsung setelah baptisan.

Hukum kanon yang dimiliki bersama-sama oleh Gereja-gereja Katolik Timur dikodifikasikan pada 1990 Kitab Kanon Gereja-gereja Timur, sementara Gereja Barat atau Latin diatur oleh Kitab Hukum Kanon, yang edisi keduanya diterbitkan pada 1983.

Latar belakang sejarah

 
Sebuah kompleks pemakaman Katolik Timur di Timur Laut Pennsylvania, tempat banyak umat Katolik Timur berdiam sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20

Komuni atau persekutuan antara Gereja-gereja Kristen telah hancur karena masalah-masalah iman, ketika masing-masing pihak menuduh pihak yang lainnya menganut ajaran sesat atau meninggalkan iman yang sejati (ortodoksi). Komuni juga telah hancur karena pertikaian yang tidak menyangkut masalah-masalah iman, seperti ketika terjadi ketidaksepakatan mengenai persoalan-persoalan otoritas atau keabsahan pemilihan seorang uskup tertentu. Dalam kasus-kasus yang belakangan, masing-masing pihak menuduh pihak yang lainnya melakukan skisma, tetapi bukan karena ajaran sesat.

Perpecahan-perpecahan utama dalam komuni Gereja:

  1. Gereja-gereja yang menerima ajaran Konsili Efesus tahun 431 yang mengutuk pandangan-pandangan Nestorius, menggolongkan mereka yang menolak ajaran Konsili itu sesat. Mereka yang menerimanya pada umumnya hidup di wilayah Kekaisaran Romawi dan menggolongkan diri mereka sendiri ortodoks; mereka menganggap yang lainnya, yang umumnya hidup di bawah kekuasaan Persia, sebagai penyesat Nestorian. Kaum Nestorian pernah menyebar luas di Asia. Tugu-tugu tanda kehadiran mereka masih ada di Tiongkok. Kini jumlah mereka relatif sedikit dan terbagi dalam tiga gerej. Dari antara mereka, Gereja Khaldea berkomuni dengan Roma dan jumlahnya paling besar. Yang lainnya baru-baru ini terpecah antara Gereja Asiria di Timur dan Gereja Kuno di Timur.
  2. Mereka yang menerima Konsili Khalsedon tahun 451 sama-sama menggolongkan mereka yang menolaknya sebagai penyesat Monofisit. Gereja-gereja yang menolak untuk menerima Konsili itu sebaliknya menganggap bahwa merekalah yang ustru ortodoks. Keenam Gereja itu di masa kini yang melanjutkan tradisi mereka menolak deskripsi Monofisit, dan lebih suka disebut Miafisit. Mereka sering disebut, dalam bahasa Inggris Oriental Orthodox Churches (Gereja Ortodoks Oriental), untuk membedakan mereka dari Gereja Ortodoks Timur. Pembedaan ini, yang dilakukan dengan menggunakan label oriental dan timur, tidak mungkin dilakukan dalam kebanyakan bahasa dan tidak diterima secara universal bahkan juga dalam bahasa Inggris. Gereja-gereja ini juga disebut sebagai pra-Khalsedon atau, tetapi sekarang lebih jarang, non-Khalsedon atau anti-Khalsedon.
  3. Skisma Timur-Barat antara Roma dan Roma Baru (Konstantinopel) muncul sehubungan dengan masalah otoritas, dan hal ini didorong oleh persaingan dan perbedaaan budaya (bahasa Yunani sudah tidak lagi dikenal di Barat sementara bahasa Latin tidak dikenal lagi di Timur), bukan persoalan doktrin, meskipun pertikaiannya belakangan muncul karena sejumlah hal seperti misalnya penyisipan klausa Filioque oleh Gereja Barat di dalam Pengakuan Iman Nicea, penggunaan roti yang beragi atau tidak beragi untuk Ekaristi, dan disiplin menyangkut pernikahan/perceraian. Masing-masing pihak menganggap yang lainnya tidak lagi tergolong ke dalam Gereja yang ortodoks dan katolik. Namun dengan berlalunya waktu, kini muncul kebiasan untuk menyebut gereja Timur sebagai Gereja Ortodoks, sementara gereja Barat disebut Gereja Katolik, tanpa masing-masing pihak melepaskan haknya sebagai Gereja yang benar-benar ortodoks atau benar-benar katolik. Gereja-gereja yang memihak dengan Konstantinopel bersama-sama dikenal sebagai Gereja Ortodoks Timur

Dalam masing-masing Gereja yang komuninya terputus dengan Gereja Roma, telah muncul, dalam berbagai periode waktu, sebuah kelompok yang menganggap komuni itu perlu dipulihkan kembali. Takhta Roma menerimanya sebagaimana adanya: mereka tidak menuntut bahwa Gereja Timur harus menerima kebiasaan-kebiasaan dari Gereja Latin. Pada pertemuan di Balamand, Lebanon pada Juni 1993, Komisi Internasional Bersama untuk Dialog Teologis antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks menyatakan bahwa apa yang selama ini dikenal sebagia "uniatisme" "tidak dapat lagi diterima entah sebagai metode yang harus diikuti ataupun model yang dicari oleh Gereja-gereja kita." [1]

Pada saat yang sama, Komisi menyatakan bahwa "Gereja-gereja Katolik Timur yang ingin menjalin kembali komuni yang penuh dengan Takhta Roma dan yang telah setia kepada komuni itu, mempunyai hak dan kewajiban yang terkait dengan komuni ini"; dan bahwa mereka "mempunyai hak untuk berada dan bertindak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan rohani umat mereka."

Seperti yang disinggung sebelumnya, identitas Gereja Maronit dan Gereja Siro-Malabar disebabkan karena perpecahan seperti itu tidak terjadi di dalam Gereja Timur.

Anggota Gereja Katolik Timur berjumlah 2% dari seluruh Gereja Katolik, dan kurang dari 10 persen dari semua orang Kristen Timur.

Istilah Uniat

Sebutan Uniat diberikan kepada umat Katolik Timur, khususnya oleh kaum Ortodoks Timur, yang kadang-kadang mengandung nada menghina. Merkipun jarang, istilah uniat juga digunakan secara historis oleh umat katolik Latin dan Timur, terutama sebelum Konsili Vatikan II. Umat Katolik Timur di masa kini umumnya menganggap istilah ini negatif, dan karena itu menghindari penggunaannya, khususnya dalam konteks ekumenis. Menurut Profesor John Erickson, seorang Ortodoks Timur dari Seminari Teologi St. Vladimir, "Istilah 'uniat' itu sendiri, yang dulu digunakan dengan rasa bangga di kalangan Gereja Roma, telah lama dianggap menghina. 'Katolik Ritus Timur' juga tidak lagi lazim digunakan karena hal ini dapat memberikan kesan bahwa umat Katolik tersebut berbeda dengan umat Katolik Latin (Katolik Roma) hanya dalam sisi luar ibadahnya. Konsili menegaskan bahwa umat Katolik Timur terdiri atas gereja-gereja, yang terpanggil untuk menjadi jembatan bagi gereja-gereja yang terpisah di Timur..." [2]

Istilah ini telah digunakan oleh Tahta Suci (mis. dalam Ex Quo dari Paus Benediktus XIV) [3]. Catholic Encyclopedia (1909) secara konsisten menggunakan istilah "Uniat" untuk mengacu kepada umat Katolik Timur, dan menyatakan: "Karena itu, Gereja Uniat sesungguhnya sinonim dengan Gereja-gereja Timur yang bersatu dengan Roma, dan Umat Uniat sinonim dengan Orang-orang Kristen Timur yang bersatu dengan Roma." [4] Istilah ini ditemukan dalam situs jaringan televisi Katolik EWTN, khususnya ketika mengutip dokumen-dokumen yang lebih tua, dan sesekali muncul dalam pers Katolik, meskipun dokumen-dokumen resmi Katolik tidak lagi menggunakan istilah ini, karena kesannya yang negatif.

Kata ini dapat ditemukan pada batu penjuru dari Gereja Katolik Ukraina St. Petrus dan Paulus di Simpson, Pennsylvania, yang dihiasi dengan sebuah salib Bizantium, dan yang berbunyi (dalam bahasa Rusia) "Gereja Katolik Yunani Rusia / dari para Rasul Petrus dan Paulus yang kudus", diikuti (dalam bahasa Inggris) dengan "7 MEI, 1905 / GEREJA KATOLIK YUNANI RUSIA / SIMPSON, PA. UNIAT" (lihat foto kanan).

Ketika berbicara tentang umat Katolik Ritus Bizantium, termasuk mereka yang bukan berbahasa Yunani, istilah Katolik Yunani lazim digunakan, demikian pula istilah Katolik Bizantium. Istilah Katolik Oriental dan Katolik Timur digunakan pula bagi mereka dan juga bagi umat Katolik yang tergolong ke dalam Gereja-gereja Timur yang tidak memiliki pautan historis kepada Ortodoksi timur)

Daftar Gereja-gereja Katolik Timur

Annuario Pontificio dari Takhta Suci memberikan daftar Gereja-gereja Katolik Timur ini dan negara-negara (atau wilayah politik lainnya) di mana mereka memiliki yurisdiksi gerejawi keuskupan:

- Eparki = keuskupan

- Exarkat = Jabatan yang dipegang oleh seorang uskup di bawah patriark, tetapi di atas metropolitan

- Metropolitan = Jabatan pemimpin suatu provinsi gerejawi (setingkat Uskup Agung)

Biritualisme

Para uskup dan imam dari gereja-gereja Katolik Timur melaksanakan pelayanan sakramen-sakramen dalam ritus mereka sendiri. Beberapa imam juga dapat memiliki izin untuk melaksanakan pelayanan beberapa atau seluruh bagian liturgi dalam ritus lain. Jadi beberapa imam dari satu Ritus Timur pada kesempatan tertentu dapat pula merayakan Misa dalam Ritus Timur lainnya atau dalam Ritus Romawi, dan beberapa imam Ritus Romawi pada kesempatan tertentu dapat merayakan Misa dalam salah satu dari Ritus-Ritus Timur. Izin biritual (ritus ganda), bilamana diberikan, biasanya terbatas pada satu ritus tertentu sebagai tambahan pada ritus asli dari imam tersebut. Sri Paus, sebagai kepala seluruh Gereja, dapat merayakan Misa dalam semua ritus.

Lihat pula