Karnaval Batik Solo
Karnaval Batik Solo atau Solo Batik Carnival (SBC) adalah sebuah even tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk yang berada di jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni sejak tahun 2008.
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/76/Solo_batik_carnival.jpg/150px-Solo_batik_carnival.jpg)
SBC pada tanggal 19-20 Februari 2010 mengikuti Festival Chingay di Singapura dan juga tampil pada pesta budaya Tong-Tong di Den Haag, Belanda, pertengahan April 2010.
SBC 2008
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Karnaval Batik Solo yang pertama ini dihelat pada tanggal 13 April 2008 dan menyusuri jalan Slamet Riyadi mulai dari Purwosari hingga ke Balaikota Solo
SBC 2009
Karnaval yang kedua ini digelar pada tanggal 28 Juni 2009 dan melalui jalur yang sama. Tema tahun 2009 adalah "Topeng" dan diikuti oleh sekitar 300 peserta yang berjalan sepanjang 4 km.
Karnaval ini menyuguhkan tiga jenis topeng tradisional, yaitu Panji yang melambangkan raja atau ratu, Kelana yang melambangkan ksatriya atau raksasa, dan Gecul yang melambangkan Punakawan atau hamba sahaya.
SBC 2010
SBC ketiga diselenggarakan tanggal 23 Juni 2010. Karnaval kali ini bertema "Sekar Jagad".[1] Sekitar 300 partisipan mengikuti festival yang berlangsung di sepanjang jalan Slamet Riyadi ini.
SBC 2011
SBC keempat digelar berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Karnaval pada hari Sabtu, 25 Juni 2011 ini mengambil waktu malam hari dengan diterangi lampu di sepuluh titik di sepanjang ruas jalan Slamet Riyadi. Even yang diikuti oleh tak kurang dari 325 peserta dan disaksikan oleh puluhan ribu penonton yang memadati ruas jalan utama di Solo ini mengambil tema "Keajaiban Legenda", yang dibagi menjadi empat kelompok, Andhe-Andhe Lumut, Rara Jongrang, Ratu Pantai Selatan, dan Ratu Kencana Wungu. Selain itu yang tampil sebagai peserta khusus adalah empat putri Indonesia. Mereka adalah Nadine Alexandra Dewi (Puteri Indonesia), Inda Adeliani (Puteri Intelegensia), Alessandra K Usman (Puteri Pariwisata), dan Reisa Kartikasari (Puteri Lingkungan).[2]