Kaisar Jingtai
Kaisar Jingtai (Hanzi: 景泰, 1428-1457) adalah kaisar ke-7 dari Dinasti Ming yang memerintah Tiongkok pada tahun 1449 sampai 1457. Nama aslinya adalah Zhu Qiyu (朱祁钰). Ia adalah putra dari Kaisar Xuande dan adik tiri dari Kaisar Zhengtong.
Tahun 1449, menyusul terjadinya Insiden Tumubao, dimana kakaknya, Kaisar Zhengtong, kalah perang dan tertawan oleh Esen Khan dari Mongol, ibusuri atas rekomendasi para menteri mengangkatnya sebagai kaisar untuk mengisi kevakuman kuasa. Pada bulan September di tahun yang sama dia menamai rezimnya Jingtai. Setelah bertahta dia mengangkat Yu Qian, seorang menteri yang terkenal akan kejujuran dan ketegasannya, sebagai menteri perang. Yu segera memperkuat angkatan perang Ming untuk menghadapi pasukan Mongol yang terus maju hendak menduduki Beijing. Atas jasa Yu, tentara Mongol berhasil dihalau dan dipaksa untuk mengadakan negosiasi damai serta mengembalikan Zhengtong yang ditawan. Dinasti Ming pun selamat dari kehancuran.
Dengan bantuan Yu Qian, Jingtai memusatkan perhatiannya pada hal-hal penting. Dia memerintahkan renovasi atas Kanal Besar dan tanggul-tanggul di daerah Sungai Kuning. Hasilnya ekonomi negara bertumbuh dan negara makin kuat.
Tahun 1450, Zhengtong kembali ke Beijing. Para pejabat Ming bersukacita menyambut kembalinya sang kaisar itu. Namun tidak dengan Jingtai, kepada para mentrinya dia berkata dengan marah, “Dulu, saya tidak ingin menjadi kaisar, namun kalian yang memaksa; sekarang kalian juga yang menyuruh saya melepaskan tahta, mengapa ?!” Maka dia menempatkan kakaknya sebagai tahanan rumah di istana selatan untuk mencegahnya kembali merebut kuasa. Gelar putra mahkota dari putra Zhengtong dicabut dan dialihkan ke putranya sendiri, Zhu Jianji.
Jingtai terus memerintah hingga tahun 1457. Suatu hari putranya tiba-tiba meninggal secara misterius, diisukan karena diracun. Hal ini membuatnya sangat berduka dan jatuh sakit. Kesempatan ini dipakai oleh para menteri yang tidak senang dengannya untuk menyerbu istana selatan dan membebaskan Zhengtong dari tahanan rumah. Dalam keadaan sakit di kamarnya, dia mendengar suara lonceng dan genderang dibunyikan tanda kembalinya Zhengtong ke atas singasana. Dia lalu mengirim kasimnya untuk menyelidiki situasi. Setelah mengetahui kakaknya telah kembali bertahta, dia tidak bisa berkata apapun selain, “Bagus ! bagus ! bagus !” yang entah apa maksudnya.
Kini kakaknya yang balik mengenakan tahanan rumah padanya. Sebulan kemudian dia dikabarkan meninggal, sebab kematiannya tidak jelas, ada sumber yang mengatakan dia meninggal akibat kesedihannya dan ada yang mengatakan dia dibunuh atas perintah Zhengtong. Makam yang dipersiapkan untuknya dihancurkan atas perintah kakaknya dan dia tidak dimakamkan di kompleks pemakaman kaisar Ming. Dia dikuburkan bersama selir-selirnya di pinggiran barat kota Beijing dengan upacara penguburan untuk pangeran.
Lihat pula
Referensi
- Cheng Qinhua, Tales of the Forbidden City, Bejing: Foreign Languages Press, 1997.
Didahului oleh: Kaisar Zhengtong |
Kaisar Tiongkok (Dinasti Ming) 1449-1457 |
Diteruskan oleh: Kaisar Zhengtong (Tianshun) |