Sejarah homoseksualitas

Revisi sejak 13 September 2011 06.35 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (diterjemahkan oleh kama, inuse)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sikap masyarakat terhadap hubungan sesama jenis telah berubah dari waktu ke waktu dan berbeda secara geografis. Bermula dari mengharapkan semua pria terikat dalam hubungan sesama jenis, dalam kesatuan sederhana, melalui penerimaan, dalam pemahaman praktik tersebut merupakan dosa kecil, menekannya melalui penegakan hukum dan mekanisme pengadilan, hingga dalam pengharaman hubungan tersebut praktik homoseksual dijerat dengan hukuman mati

Dalam kumpulan kajian sejarah dan etnografi budaya pra-industri, "penolakan terhadap homoseksualitas dilaporkan sebesar 41% dari 42 budaya; Sebesar 21% budaya menerima dan/atau mengabaikan homoseksualitas, dan 12% melaporkan tidak ada konsep seperti itu. Dari 70 catatan etnografis, 59% melaporkan homoseksualitas tidak ada atau jarang terjadi dan 41% menunjukkan homoseksualitas ada atau dianggap biasa."[1]

Dalam budaya yang dipengaruhi oleh agama-agama Ibrahim, hukum dan gereja menetapkan sodomi sebagai pelanggaran terhadap hukum Tuhan atau kejahatan terhadap alam. Namun, penjatuhan hukuman kepada pelaku seks anal dari kalangan homoseksual sudah tercatat sejarah sebelum lahirnya agama Kristen. Hal ini dilaporkan sering terjadi di zaman Yunani Kuno; "ketidakwajaran" ini dapat ditelusuri kembali hingga ke era Plato.[2]

Banyak tokoh sejarah yang diduga gay atau biseksual seperti Socrates, Lord Byron, Edward II, dan Hadrian.[3] Sejumlah ilmuwan, seperti Michel Foucault, menganggap pelabelan gay atau biseksual ini berbahaya bagi pengenalan anakronistik sebuah konstruksi seksualitas kontemporer yang tidak muncul pada masa itu,[4] tetapi banyak kalangan yang menentang ini.[5]

Argumen umum kalangan konstruksionis menyatakan bahwa tidak ada seorang pun di zaman kuno atau Abad Pertengahan yang mengalami homoseksualitas sebagai suatu karakteristik penentu seksualitas yang bersifat eksklusif dan permanen. John Boswell membalas argumen ini dengan mengutip tulisan-tulisan Yunani kuno Plato,[6] yang menggambarkan individu-individu tersebut menunjukkan homoseksualitas eksklusif.

  1. ^ Adolescence and puberty By John Bancroft, June Machover Reinisch, hal. 162
  2. ^ "... sow illegitimate and bastard seed in courtesans, or sterile seed in males in defiance of nature." — Plato, dalam [[Laws (dialog)|]] (Book VIII p.841 edition of Stephanus or p.340, edition of Penguin Books, 1972).
  3. ^ Roman Homosexuality, Craig Arthur Williams, hal.60
  4. ^ (Foucault 1986)
  5. ^ Thomas K. Hubbard, Review of David M. Halperin, How to Do the History of Homosexuality. in Bryn Mawr Classical Review 2003.09.22
  6. ^ (Boswell 1980)